7.

3.8K 608 89
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








11.10 PM dan Jaehyun baru masuk kamar. Hal pertama yang dia lihat adalah, nggak ada, gelap, kecuali siluet Chaeyoung yang tampak samar-samar berkat lampu tidur di nakas samping kasur. Jaehyun menghela napas, memberanikan diri mendekati Chaeyoung yang bergumul selimut membelakanginya.

Dua jam belakangan Jaehyun sudah berpikir. Bukan cuma berpikir sebenarnya, tapi juga menanyai dirinya sendiri. Apa yang terlewat dari hubungan mereka belakangan ini? Apa yang dia lewatkan dari Chaeyoung karena dari pacaran pun, Chaeyoung nggak pernah bersikap seperti tadi. Rather than persistently bubbly, Chaeyoung itu sebenarnya moody. Marah sampai ngambek jelas Jaehyun pernah ngalamin tapi nggak dengan tipe marah yang seperti tadi, yang tahu-tahu kabur tanpa solusi. Bahkan Jaehyun sebenarnya nggak ngerti tadi itu masalahnya apa. Dan, alih-alih kesel dengan Chaeyoung yang seenaknya, Jaehyun lebih kesel dengan dirinya sendiri karena nggak benar-benar memahami seorang Park Chaeyoung yang selama ini dia percaya diri sebagai manusia yang paling ngerti Chaeyoung. Screw him, indeed.

Living life within Chaeyoung is the certain thing that Jaehyun never ask more. Rasanya seperti cita-cita yang kesampaian atau berkarir sesuai passion yang dipunya, rasanya cukup walaupun cukupnya manusia itu nggak ada batasnya. Tapi untuk Jaehyun, Chaeyoung itu cukup. Dan karena cukup itu, karena nggak merasa perlu ada hal yang lain itu, Jaehyun jadi terlalu nyaman sampai lupa kalau di dunia ini nggak ada yang statis. Even gaji pun fluktuatif apalagi hati. Jaehyun lupa kalau seiring berjalannya waktu, Chaeyoung juga tumbuh. Dia bertemu hal baru, menghadapi dan belajar dari situ. Dan sedikit banyak, hal-hal itu menjadikan Chaeyoung sebagai Chaeyoung yang nggak sama dari kemarin yang Jaehyun kenal. Manusia itu dasarnya memang nggak pernah sama dan dimana-mana pun zona nyaman itu selalu bahaya. Dan hari ini, Jaehyun membuktikannya.

Jaehyun melihat lagi siluet Chaeyoung. Masih sama dengan tubuhnya yang dibungkus selimut setinggi dagu dan membelakanginya. Sementara disampingnya, tampak bantal Jaehyun yang sudah ditata sedemikian rupa. Ditumpuk dua juga bed cover yang sengaja disisakan setengah. Jaehyun tersenyum kecut melihatnya. Apa ada wanita yang lebih baik dalam memperlakukannya lebih dari Chaeyoung? Bahkan dalam keadaan begitu pun, Chaeyoung masih berusaha membuatnya nyaman.

"Chaeng" panggil Jaehyun setelah lima detik merebahkan diri dan melihat hanya punggung Chaeyoung. Jaehyun tahu istrinya itu belum tidur. Posisinya terlalu rapi untuk seorang Park Chaeyoung yang messy di tempat tidur.

Sedetik,

Dua detik,

Lima detik,

Sepuluh detik,

Nggak ada jawaban apapun dari Chaeyoung. Bahkan sepertinya Chaeyoung sengaja mengeraskan deru napasnya seolah-olah dia emang tidur beneran.

fee•ka ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang