[ALAM UMAIR TAHA]

374 13 0
                                    

[SUARA DARI ALAM]

Semarang, 2020.

Aku, Alam Umair Taha, panggil saja Alam. Tahun 2020 sudah berlalu kurang lebih sekitar 10 minggu. Hari ini aku duduk di depan teras rumah menikmati sore dengan secangkir kopi susu hangat kesukaanku. Di usia sekarang tentunya aku sudah memiliki anak.

Anak pertamaku bernama Zio Umair Taha yang baru saja tepat berusia 3 tahun. Setiap hendak tidur, ia selalu memintaku untuk bercerita tentang kisah-kisah menarik. Puluhan buku cerita sudah aku tuntaskan untuk menyenangkannya.

Lalu, aku memiliki pikiran menuliskan cerita tentang diriku sendiri. Kelak, ketika Zio tumbuh dewasa, aku akan mempersilakannya untuk membaca tulisan ini. Anak keduaku bernama Geo Umair Taha. Harusnya sekarang ia sudah berusia 23 hari.

Tapi, ia tidak ada di sini. Ia meninggal dunia bersama istriku. Ya, hari itu cukup menghadirkan luka berat, aku harus kehilangan istri tercinta sekaligus anak keduaku. Sebenarnya Geo sudah tak bernyawa saat masih di dalam kandungan. Istriku pun berjuang keras agar dirinya tetap kuat melawan pendarahan itu. Masih ada Zio yang sangat membutuhkannya.

Namun, sepertinya Geo ingin mamanya bisa ikut dengannya. Menggunakan Netbook putih ini aku mulai menuliskan cerita yang sangat panjang dan terlampau rumit. Tentang suka duka yang aku anggap lebih banyak dukanya kala itu. Banyak hal yang ingin aku sampaikan berkaitan dengan aku yang dulu. Tentang apapun yang orang katakan perihal kebahagian dan apapun yang orang katakan perihal cinta. Aku resah, gundah. Aku hidup seperti dijajah. Cinta, bahagia dan apapun itu. Sebenarnya ada di mana? Karena yang kutahu, saat itu aku hanyalah orang yang paling tersakiti. 

Lalu, untuk apa aku mencintai?


Alamanda (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang