CHAPT-13 | Undangan |(revisi)

220 16 0
                                    

Kamu adalah ke-tidakmungkinan yang aku semogakan-

***

"Oiyy Ber!" Berlin menghentikan langkah saat merasa ada yang memanggilnya.

Ia menoleh dan mendapati Riko di belakangnya,cowok itu melangkah menghampiri Berlin.

"Ada perlu?" Tanya Berlin.

"cuma ngasih tau aja,nanti malem datang ke acara gue ya,lo gue undang spesial" jawab Riko sedikit terkekeh.

"Oke,udah selesai?" Riko yang ditanya malah bingung dan kikuk sendiri.

"Emm...udah kok Ber" Riko tersenyum ramah.

"Yaudah gue duluan" Berlin kembali berjalan menuju kelasnya.

"Jangan lupa ya Ber!" Teriak Riko dari arah belakang.

"Gila tuh cewek dingin amat kalo ditanya,si Verlan juga aneh suka nya sama cewek tembok" Riko menggeleng tidak mengerti dengan jalan pikiran sahabatnya.

👑👑👑

"Ber lo dari mana,ini udah bel pulang loh" tanya Shely sambil memasukkan peralatan tulisnya ke dalam tas birunya.

"Dari toilet" Berlin berjalan menuju mejanya dan memasukkan asal bukunya.

"Lo diundang gak Ber sama Riko?" Berlin hanya bergumam menanggapi.

"Dateng sama siapa?"

Berlin menaikkan bahu nya tidak tahu.

"Sama Verlan aja" dengan cepat Berlin menggeleng sebagai jawaban.

"Kenapa? Udah sering jalan juga"

"Ngerepotin" Berlin berjalan mendahului Shely saat melihat Shely yang sudah memasukkan semua alat tulisnya.

"Eh Ber tungguin" Shely berlari mengejar.

👑👑👑

Ketiga orang cowok terlihat sedang nongkrong diatas motornya masing-masing sambil berbincang.

"Lan lo jangan lupa dateng ya" Riko mengingatkan.

"Siyapp"

"Lo nanti gamau jemput Berlin gitu?" Tanya Dimas.

"Pastilah!" Jawab Verlan mantap.

"Emang doi mau?" Tanya Riko setelahnya.

"Pasti mau,kalo gak mau gue paksa"

"kasar lo jadi cowok" sahut Dimas menepuk pundak Verlan pelan.

"Paksa bukan berarti kasar,nanti gue paksa pake cara halus"

"Bisa ae lo Bambang" Riko menonyor kepala Verlan gemas.

"Cabut yuk dah sore" Dimas berucap sambil memakai helm-nya.

Mereka bertiga meninggalkan area sekolah setelah mengobrol cukup lama.

👑👑👑

'Verlan is calling '

Berlin yang sedang mengeringkan rambutnya terkejut mendengar ponselnya yang berbunyi.

"Ngapain nih anak" Berlin memilih untuk mengabaikan panggilan Verlan.

Panggilan mati. Tidak lama setelah itu ponsel Berlin kembali berbunyi.

'Verlan is calling '

Berlin dengan gemas mengangkat panggilan itu.

"Apaansi!" Semprot Berlin langsung.

"Jangan galak-galak dong,babe" ujar Verlan dari seberang sana.

"Gajelas gue matiin" geram Berlin.

"Eh tunggu!gue mau ngomong" Verlan berkata cepat sebelum Berlin murka dan mematikan sambungannya.

"Cepet!"

"Lo nanti ke rumah Riko berangkat sama siapa?" Tanya Verlan.

"Sendiri" jawab Berlin ketus.

"Sama gue aja" sahut Verlan.

"Apaansi lo" jawab Berlin tetap ketus.

"Oke,nanti gue jemput jam set-7,bye-" Verlan mematikan sambungan sepihak.

"Apaansi nih cowok,tambah gak waras aja" Berlin melempar ponsel sembarangan pada kasur empuknya.

Ia melihat jam dinding. Masih pukul 6.
Ia beranjak dan berjalan menuju lemari pakaiannya,ia langsung menyambar dress dengan panjang dibawah lutut berwarna coklat muda.

Memang sedari dulu Berlin sama sekali tidak ingin tampil menarik seperti teman-temannya pada umumnya. Ia lebih suka tampil dengan sederhana dan memakai pakaian yang membuatnya nyaman.

Setelah mengganti bajunya,ia berdiri di depan cermin dan menyisir rambutnya. Ia mengambil rambut tengahnya sedikit dan mengikatnya,menyisakan rambut sisanya yang tidak terikat,semacam model rambut Ariana Grande.

"Cantik banget" Shely tiba-tiba masuk ke kamar dengan membawa gaun yang baru ia ambil dari kamar bawah,karena bajunya ia taruh di kamar tamu. Lemari Berlin sudah penuh pasalnya.

Berlin menyemprotkan parfum,menghiraukan pujian dari sahabatnya.

Setelah selesai bersiap diri Berlin memilih duduk di ujung tempat tidur dan memainkan ponselnya sambil menunggu Verlan untuk menjemput.

👑👑👑

Bagian Revisi✔

Jan lupa VOTE dan KOMEN,ok.
Babay~💛✌

Berlin (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang