Kemarin kau datang memberiku sebuah hiasan hidup dalam pot.
Katamu "aku tersenyum", sembari membelai lembut pipiku.
Setelah kau beranjak pamit. Aku teramat sangat tiada rasa sedih sama sekali.
Aku teringat kalimat manismu mengucapkan "jaga baik-baik kaktus itu ya."
Saking gemasnya ku raba dedaunannya lembut, rasanya seperti ada yang menggelitik telapak tanganku. Aku tertawa lirih. Geli. Mengingatkanku betapa gemasnya hadirmu dalam gelapku. Ku tekan lagi akibat gemas.Aw...
Ada yang menyentuh tulangku.
Tidak. Bukan hiasan itu yang melakukannya.
Aku masih tak tau siapa pelakunya dan
Darimana asal cairan di telapak tanganku.Apahkah itu getah ? Ataukah darah ?
Entahlah aku tak tahu. Dan aku, tak ingin tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAHAMARIANTI [PUISI KATA - COMPLETE]
PoetrySebuah nama dari seseorang yang sempat baku sayang menjadi rutinitas. Yang sempat memberikan senyum manis ikhlas kala melewati trotoar fakultas. Yang sempat menjadi prioritas tanpa batas. Ya... Nama kecil itu telah merangkum dari cerita-cerita yang...