Utakata, Sakura dan Hotaru sampai di taman bunga dimana Sakura pertama kali mengenal Utakata dan anak-anak panti asuhan. Kali ini juga dia bersama Hotaru di tempat ini untuk pertama kalinya.
"Wah, aku lama sekali tidak ke taman ini. Kau lihat Sakura, bunganya bermekaran dan bunga sakura menjadikan taman ini lebih indah" Hotaru menatap takjub pada bunga-bunga yanh kini bermekaran.
"Kau benar Hotaru" Sakura mengangguk setuju dengan ucapan Hotaru.
"Dan ada bunga sakura diantara kita" sahut Utakata.
Hotaru menatap Utakata yang saat ini menatap Sakura penuh arti "Iya. Bunga yang di tengah kita ini lebih indah kan Uta" katanya.
"Kalian ini bisa saja" Sakura jadi salah tingkah.
"Sakura, maukah kau berjalan keliling taman bersamaku?" Hotaru meraih tangan Sakura.
"Tentu saja" Sakura jadi bersemangat.
"Uta, kau ikut juga ya. Kau ambil foto kami" pinta Sakura.
"Huh dasar jelek. Teganya kau ini" Utakata menggerutu.
"Kau jadi manis jika begitu" goda Sakura.
"Oh kau meledekku. Awas kau ya" Utakata berlari untuk menangkap Sakura yang sudah dulu lari.
Hotaru melihat keakraban keduanya sedikit merasa kecewa. Entah kenapa. Mungkin karena memang Hotaru memendam perasaan pada Utakata, sahabatnya sejak mereka di panti asuhan sebelum Hotaru diadopsi. Tapi Hotaru takut jika dia mengungkapkan perasaannya nanti justru mengorbankan persahabatan mereka. Bukankah sahabat bisa menjadi cinta nona?
"Uta, berhenti. Kau membuatku jadi lapar" cegah Sakura saat Utakata masih berusaha mengejarnya.
"Ok ok. Aku lelah juga" Utakata menjawab dengan napas yang tersengal.
"Kalian lari cepat sekali. Aku kewalahan mengejar kalian" suara Hotaru membuat Sakura dan Utakata menoleh.
"Ya ampun Hotaru. Kau pucat sekali" Sakura menuntun Hotaru untuk duduk di bangku taman.
"Kau sakit ya? Katakan padaku apa yang kau rasakan?" Sakura khawatir melihat keadaan Hotaru. Nalurinya sebagai seorang dokter tergerak.
"Atau kau lapar juga seperti Sakura" goda Utakata.
"Uta, jangan begitu. Lihatlah Hotaru. Dia sangat pucat" tegur Sakura.
Hotaru tertawa melihat Sakura memarahi Utakata. "Aku lapar juga kok Sakura" ucapnya.
"Kau Uta, kau harus menggendong Hotaru sampai ke kedai yang kemarin itu. Aku tidak mau Hotaru kelelahan" suruh Sakura.
"Baik nyonya" kata Utakata. Sakura mendelik mendengarnya.
"Tidak perlu Uta-kun. Aku baik-baik saja" tolak Hotaru.
"Ayolah Hotaru, kau naik ke punggungku. Atau kau sengaja membuat nyonya galak ini memarahiku lagi" bujuk Utakata.
Hotaru menurut saja pada Utakata, dan kini ia berada di gendongan Utakata. Sakura tersenyum melihat mereka berdua. Tapi dia sebenarnya khawatir dengan kondisi kesehatan Hotaru. Sakura penasaran apa yang terjadi pada gadis itu.
"Kalian tunggu disini biar aku yang pesankan" ucap Utakata.
Kedua gadis itu mengangguk. Mereka duduk bersebelahan dan kali ini belum ada topik yang menjadi obrolan mereka. Sampai saat Sakura melihat Hotaru tersenyum pada Utakata.
"Kau pasti dekat dengannya ya" ucapan Sakura membuat Hotaru menoleh.
Gadis itu mengangguk. "Kami sudah kenal sejak kecil jadi kami sangat dekat" jawab Hotaru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Betrayal
FanfictionTahukah kalian bagaimana rasanya terkhianati? Apa lagi si pengkhianat adalah orang yang kita sayangi? Sakit, bahkan teramat sakit. Cerita kali ini mengisahkan seorang dokter muda yang dikhianati kekasih dan sahabatnya sendiri. Haruno Sakura, adik...