"Sakura" ucap Mikoto dan Sasuke bersamaan.
"Ohayo bibi" sapa Sakura.
"Kau sudah ku minta untuk memanggilku Kaa-san bukan?" sebenarnya Sakura tidak lupa hanya saja apakah masih mungkin dia akan bersama Sasuke. Sehingga Sakura membalas pertanyaan Mikoto dengan senyuman saja.
"Lama tidak bertemu" lanjut gadis musim semi itu.
Mikoto memandang Sakura dengan tatapan prihatin. Sakura semakin kurus dan pertemuan mereka terkesan canggung "Kau kemana saja nak. Apa kau baik-baik saja?" tanya wanita itu.
"Apa aku terlihat tidak baik? Ku rasa aku baik-baik saja bibi" ucap Sakura.
Sasuke pun memandang Sakura penuh arti. Dia sangat merasa bersalah pada gadis pujaannya itu. "Sakura" panggilnya.
"Aku permisi dulu bibi. Aku akan segera mulai bekerja" tanpa memperdulikan panggilan Sasuke, Sakura berpamitan pada Mikoto.
Sasuke mencegah Sakura pergi. Ditariknya tangan gadis itu."Sakura, ku mohon..."
"Maaf Sasuke-san, bisakah kau lepaskan tanganku. Aku harus segera pergi" ucap Sakura tanpa memandang wajah Sasuke.
Kini Sasuke menatap Sakura yang menjauh darinya. "Kau mengacuhkanku Sakura" ucapnya pelan namun masih terdengar jelas oleh Mikoto.
"Kejarlah cintamu Sasuke-kun" Mikoto menepuk pundak Sasuke yang membuat Sasuke menatap ibunya.
"Bagaimana caranya kaa-san? Dia pun menjauhiku. Bahkan kaa-san dengar sendiri dia tak lagi memanggilku Sasuke-kun melainkan panggilan formal seolah kami tidak pernah kenal" pertama kalinya seorang Uchiha Sasuke mencurahkan isi hati karena seorang wanita. Semua karena Haruno Sakura.
"Kau paham kan kalau Uchiha itu tidak mudah melepaskan miliknya. Jika memang Sakura itu milikmu rebut hatinya kembali. Jadikan dia milikmu selamanya" nasihat Mikoto.
"Kaa-san benar, aku tidak akan membiarkan siapapun mengusik milikku. Sakura hanya untukku" ucap Sasuke dengan sungguh-sungguh. Tapi ucapannya itu terkesan egois, mengingat Sakura menjauhinya karena kesalahan yang diperbuatnya sendiri. Mungkinkah Uchiha terlahir dengan tingkat ke egoisan yang tinggi juga.
Sakura mendudukkan dirinya pada kursi di ruang kerjanya. Gadis musim semi itu mengurut pelipisnya "Kenapa aku masih tidak sanggup menatapmu Sasuke-kun. Padahal aku sudah berjanji pada diriku aku harus siap bertemu denganmu"
"Sakura!" suara Shizune mengejutkan Sakura.
"Kau datang tapi tidak mengabariku. Kau darimana saja?" Shizune mengomeli Sakura yang sudah dianggap sebagai adiknya sendiri.
"Gomen gomen senpai. Aku hanya ingin refreshing. Pekerjaan kita kan menumpuk jadi aku pergi liburan saja" jawab Sakura.
"Liburan dengan Sasuke ya" Shizune yang tidak tahu masalah Sakura dan Sasuke masih menggoda Sakura.
"Ah tidak. Aku pergi sendiri. Lagipula dia kan sibuk" Sakura menjawab sekenanya saja.
"Lalu kau kemana? Dan mana oleh-oleh untukku?" tanya Shizune lagi.
"Oleh-oleh. Astaga iya bagaimana aku memberikannya pada Konan-nee" pertanyaan Shizune mengingatkan Sakura pada sebuah gelang yang dibelinya untuk Konan.
"Hey kau kenapa Sakura?" Shizune menepuk pundak Sakura.
"Senpai aku harus bagaimana?" Sakura bertanya seolah dia sedang kebingungan.
"Apanya yang bagaimana?" Shizune pun tidak mengerti maksud Sakura. Tapi yang ditanya malah terdiam.
"Sakura, kau kenapa?" Shizune mengguncang tubuh Sakura.
KAMU SEDANG MEMBACA
Betrayal
FanfictionTahukah kalian bagaimana rasanya terkhianati? Apa lagi si pengkhianat adalah orang yang kita sayangi? Sakit, bahkan teramat sakit. Cerita kali ini mengisahkan seorang dokter muda yang dikhianati kekasih dan sahabatnya sendiri. Haruno Sakura, adik...