4

8 1 0
                                    

Haii guys.. Jumpa lagi 😉
Jangan lupa Vote dan comment ya..
Gratis lho.

Happy reading😊
.
.
.
.
.
.
.
.

Marsya berajalan cepat kearah meja bulat di depan panggung. Dari jarak jauh ia dapat melihat teman temannya. Celline datang pikirnya. Marsya sempat mengira bahwa temannya yang satu itu akan datang dikala repotnya dirinya, mengurus anak anaknya.

Ia bahkan melihat teman temannya yang lain turut hadir. Ada Zee yang tengah mengandung 4 bulan bersama suaminya yang juga temannya, Hary.
Ada Dini dan tunangannya, ada Ais dengan suami beserta anak pertama mereka yang masih bayi, ada Kallista dan suaminya, ada Celline dan anak anaknya. Sayangnya beberapa temannya yang berada di luar negeri tidak bisa hadir. Bahkan ia pun merindukan mereka yang sudah berbulan tidak berjumpa.

Yah jika dilihat dari sudut pandang manapun, memang hanya dirinyalah yang masih betah dengan kesendiriannya. Bukan karena ia tidak laku, tapi karena ia tidak mau. Sudah bosan teman temannya memberi wejangan padanya, tentang julukan perawan tua yang akan ia dapatkan, dan banyak hal lainnya.

Ia hanya belum bisa membuka hatinya. Itu saja.

Marsya yang bahagia melihat teman temannya pun mempercepat langkahnya, hingga ia tiba di meja bulat yang riuh itu. Ya Marsya dan teman temannya selalu memiliki segudang topik pembicaraan, jadi jangan heran kalau mereka begitu ribut.

"Hai guys.. Apa kabar? Kangen deh sama kalian" sapanya riang kepada teman teman nya. Yang Mendapat balasan putaran mata teman temannya. Marsya yang melihat itu pun tertawa. Pasalnya mereka semua memang baru saja berjumpa beberapa hari lalu di acara akikahan Zahra, anaknya Ais. Terlihat begitu berlebihan jika Marsya menanyakan kabar dan mengungkapkan kerinduan dengan nada seolah mereka tidak berjumpa bertahun tahun lamanya.

Namun setelah itu mereka tetap menjawab ucapan Marsya. Mereka bertukar cerita, canda dan tawa. Para suami pun saling berbicara bertukar pandang tentang bisnis dan pekerjaan mereka.

"Sya, lo kenal si Alif ga? Pemilik Lifta? Gua liat dia ngomong sama bokap lo tadi" tanya Hary kepada Marsya yang lagi tertawa karena ucapan teman teman wanitanya.

Mendengar pertanyaan Hary, membuat Marsya yang tadinya tertawa berhenti seketika, dan merubah raut wajahnya menjadi lebih serius.

"Loh, lo kenal dia Ry?" tanya Marsya balik, pasalnya Ia tidak pernah tau kalau Hary temannya menegenal Alif.

"Emang Alif Siapa?" kini justru Zee dan Celline yang bertanya tanya pada Hary. Bahkan satu meja terlihat begitu penasaran.

"Itu lho pemilik Lifta, yang tadi ngomong sama om Wahyu" timpal Kallista, yang justru menambah kebingungan di meja itu. Bahkan Marsya bertambah bingung, kenapa kedua temannya mengenal Alif.

Kalau Kallista, Marsya masih merasa mungkin mengingat ia adalah seorang chef, pastilah mengenal pemilik pemilik Restoran terkenal seperti Lifta. Tapi Hary? Belum lagi perkataan Temannya yang lain.

"Iya, Alif itu pemilik Lifta, Tapi...dulu itu dia kakak tingkat kita di univ, yah bisa dibilang dia alumninya sih. Tapi masa lo pada ga tau? Dia itu mahasiswa terbaik pada tahunnya belum lagi, saat itu dia melanjutkan S3 nya ke luar negeri" Timpal Sam suami Ais yang dulunya satu tingkat di atas mereka saat menempuh pendidikan di Universitas Indonesia.

"Kok aku ga pernah tau ya?" tanya Marsya pada dirinya sendiri dan teman temannya. "Dan ya, Gue baru kenal dia barusan Ry. Soalnya dia rekan kerja ayah" tambahnya.

"Oh gua kira lo udah kenal lama, soalnya gua perhatiin dari tadi dia liatin meja ini terus, pas gua perhatiin ternyata dia ngeliatin lo mulu." tambah Hary seraya mendekatkan tempat duduknya kearah Zee sambil mengelus perut setengah buncitnya. Ya, Zee hamil, usia kandungannya memasuki usia 4 bulanan.

VOYAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang