5

10 2 0
                                    

Haii🖐🏻
Jangan lupa vote dan coment ya 😊
Enjoy the story..

.
.
.
.
.

"Ahh nyamannya." ucap Marsya yang kini tengah merebahkan dirinya di atas kasur empuknya. Setelah acara pembukaan Restoran baru ayahnya yang melelahkan. Ditengah lamunannya, ia teringat akan Alif. Rekan ayahnya itu. Nth kenapa seriap memikirkan pria itu membuatnya kesal dan ilfil.

Tak ingin larut dalam pikirannya, Marsya pun bangkit dan segera membersihkan dirinya, tidak lupa melakukan ritualnya sebelum tidur. Ayolah, ritual biasa para wanita sebelum tidur. Namun, saat Marsya akan menaiki kasur, tiba tiba terdengar suara ketukan pintu. Hal ini membuat Marsya beranjak menuju pintu kamarnya.

"Marsya." panggil orang tersebut sambil membuka pintu kamar Marsya. Ya, dia Sani ibunda Marsya. Kebiasan Marsya yang tidak pernah mengunci kamarnya.

"Nah kan, kebiasan pintu kamar ga pernah dikunci. Nih punya anak perempuan satu satunya susah bener dah di kasih tau." tambah Sani kepada anaknya dengan kesal. Berbeda dengan Marsya yang malah cengar cengir.

"Hehe, ada apa bun? Marsya mau tidur ini." ucapnya yang kini sudah berhadapan dengan bundanya.

"Ga kenapa kenapa sih, mastiin kamu udh tidur apa belum aja." jawab sang bunda gugup. Terlihat menyembunyikan sesuatu.

Marsya juga merasa janggal dengan bundanya. Biasanya kalau sudah begini...pasti ada yang mau di omongin, tapi bundanya gatau harus mulai bagaimana. Sebagai anaknya yang paling cantikkk hahaha, tentu Marsya tau kebiasan ibundanya ini.

"Ayolah bunda, Marsya tau bunda ga cuma ingin memastikan apakah Marsya udh tidur apa belum."

"Bunda mau ngomong apa?" tambahnya.

"Emm menurut kamu.. Nak Alif itu ok ga?" tanya bundanya.

Hal ini membuat Marsya mengerutkan keningnya dan berfikir keras, apa maksud dan tujuan bundanya bertanya seperti itu,

"Aku ga kenal dia bunda!! , dan ga tau tentang dia, dan ga mau tau, oke bunda. Bunda udh yaaa Marsya udh nagntuk bunda, besok juga harus kerja kan, tanya nya besok besok aja deh. Bye bunda, muah." ucap Marsya sembari mendorong bahu bundanya untuk keluar, dan tak lupa memberi kan pelukan dan ciuman singkat.

Sebenarnya apa yang bundanya pikirkan, aneh sekali. Namun tidak ingin membuat kerumitan di pikirannya Marsya pun kembali ke atas kasurnya dan terlelap tidak lama setelahnya.
..

Dilain sisi, seorang pria masih berdiri di balkon kamarnya dengan sebatang rokok yang menyala, jangan lupakan asapnya yang mengepul.

Wajah itu.. Tidak berubah dari terakhir kali aku melihatnya secara langsung. Masih sama, cantik dan anggun.

Alif mengambil Handphone nya dari saku celana kainnya. Dan menghubungi seseorang.

"Halo sir, ada yang bisa saya bantu?"
Tanya suara di seberang sana.

"Liam, aku butuh bantuan mu lagi. Tolong segera kau cari tau, siapa pria yang waktu itu di jumpai wanitaku di bandara 7 tahun lalu." ucap Alif sambil mengisap dalam rokoknya.

"Baik sir, secepatnya akan saya dapatkan." jawab pria tersebut.

"Baik." ucap Alif langsung mematikan sambungan teleponnya.

Alif kembali mengingat kejadian 7 tahun lalu. Namun, pikiran nya teralihkan dengan panggilan Daddynya, suara langkah yang kini terdengar menghampirinya mendekat.

"Son."

Mendengar suara berat itu, Alif memutar badannya dan segera mematikan rokoknya.

"Dad? Ada apa. Kenapa kau kemari ditengah malam seperti ini, dad belum tidur?" ucap Alif pada Daddy nya itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

VOYAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang