Survive : Epilogue

10.4K 1.1K 364
                                    

Here's the last chapter :')

The song for this chappie:

1. All of the stars - Ed Sheeran [MULMED]

2. So far away - Avenged Sevenfold

3. Moments - One Direction

ENJOY!

***
Author's POV

Sementara kondisi Harry yang semakin kritis, Violet mulai menjalankan operasinya. Pengangkatan paru-paru. Ia akan mendonorkan kedua paru-parunya demi sang kakak----- Harry.

Operasi berjalan lancar dan berhasil. Karena Violet tidak memiliki paru-paru lagi, maka ia sudah dinyatakan meninggal. Jenazahnya sudah berada diruang mayat.

Kedua paru-paru Violet juga saat ini sudah berada didalam tubuh Harry. Operasi yang dijalani Harry berjalan dengan lancar, tanpa hambatan sedikitpun. Seusai operasi, Harry kembali dirawat diruang rawat karena kondisinya yang masih terbilang lemah.

Dokter Jim saat ini sedang berada diruang rawat Harry untuk memeriksa kondisinya. Pria berambut keriting itu tampak terbaring diranjang dengan wajah pucat. Jim mulai gelisah karena Harry tak kunjung sadarkan diri----- padahal operasi telah dilaksanakan sejak 5 jam yang lalu.

Namun tiba-tiba kegelisahan yang menyerang Jim mereda setelah melihat tangan Harry yang mulai bergerak----- tanda bahwa Harry sudah mulai sadar. Matanya yang sedaritadi tertutup perlahan-lahan terbuka.

Harry POV

Dengan susah payah kubuka kedua mataku. Pandanganku masih belum terlalu jelas, tapi bau khas rumah sakit langsung tercium dihidungku. Kepalaku terasa berat dan sedikit pusing. Menoleh ke kanan, kudapati Jim yang sedang memandangku dengan raut wajah----- lega? Hey, sebenarnya aku ini kenapa?

"Harry?" Jim tersenyum lebar dan menghela nafas lega. "Akhirnya kau sadar."

"Bagaimana bisa aku berada disini? Dan ada apa denganku, Jim? Kenapa kau memandangku seperti itu?" Tanyaku langsung. Jujur, aku bingung. Bukankah tadi aku sedang berada dirumah dan memarahi Violet karena ia lancang masuk kekamarku dan membaca surat dokterku?

"Entahlah," ia mengangkat kedua bahunya. "Yang aku tau, kau datang kesini dalam kondisi pingsan sambil memegangi dadamu. Kurasa kau sesak. Dan setelah aku cek kondisimu, kau dalam keadaan kritis."

"Oh," sahutku. "Lalu, apakah aku sudah berhasil melewati masa-masa kritisku?"

"Ya," jawab Jim. "Kau berhasil menyelesaikan operasimu dan melewati masa-masa kritismu, Harry. Selamat."

"Operasi?"

Ia mengangguk singkat.

"Operasi apa?"

"Transplantasi paru-paru."

Aku tercengang, "Benarkah? Transplantasi paru-paru? Dan aku berhasil?"

"Ya."

"Syukurlah." Timpalku. Akupun berbincang-bincang dengan Jim sampai akhirnya ia pamit keruangannya untuk menyelesaikan berkas-berkas yang tersisa. Namun baru setengah langkah ia berjalan keluar, aku teringat sesuatu.

Dimana Violet? Harusnya ia ada ketika aku bangun! Memang adik tidak berguna! Tidak tau diri!

"Jim," panggilku. Jim menghentikan langkahnya dan berbalik, "Dimana dia?"

"Dia siapa?"

"Violet." Ucapku dengan malas.

Seketika raut wajah Jim berubah drastis. Rahangnya menegang dan ekspresinya menjadi datar. Aku mengernyitkan dahiku, "Jim, what's wrong?"

Survive ➳ Harry StylesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang