이. A Destiny?

84 36 25
                                        




At that times...

°•°•

"Aku ingin mengubah diriku menjadi lebih baik. Ingin seperti orang lain"

"Apa yang ingin kau pelajari, berusahalah. Tanpa usaha semua akan sia-sia saja" ucap pria itu cepat.

Saat itu, rasanya jantung berhenti berdetak. Memilih untuk menundukkan kepala dalam dengan pundak yang bergetak.

"Aku menyinggung mu?"

Kacau, apa itu tepat mendeskripsikan diriku sekarang?

Dia menyeringai.

"Tidak, bangkitlah, aku memaksa. Kau tidak sedang kacau, kau hanya bingung."

Huh? Apa dia seorang pembaca pikiran?

"Kau tidak perlu berpikir bahwa dirimu itu buruk, kau hanya perlu memikirkan bagaimana selanjutnya usahamu"

Aku memejamkan mata. Dan dia terdengar menghembuskan napas frustasi.

"Begini, apapun usaha mu, itu tidak akan mengecewakan, percayalah. Kau tidak buruk, tidak perlu seperti orang lain. Jadilah dirimu sendiri. Percaya dirilah. Aku tau kau bukan gadis pengeluh."

Sungguh, aku terharu dan sedih. Aku rasa, dia benar. Dia mengerti keadaan ku. Aku tersenyum, kini berkatnya aku merasa jauh lebih baik.

"Dan aku menyukai itu."

"T-terima kasih, aku akan berusaha."

.

.

.

          Kenangan dulu,  kilasan masa lalu yang dimakan waktu seolah berputar kembali seperti kaset rusak. Semuanya seakan berhenti, waktu seperti berjalan mundur. 
Gyuri menjadi kaku saat melihat sosok ini.

"Ah, ternyata benar kau."

          Suara itu, dia ingat sekali. Sosok ini berdiri dihadapannya tubuhnya jauh lebih tinggi dan dia menyelipkan kedua tangannya didalam saku celana. Wajahnya terlihat sendu. Apa ini juga suatu kebetulan?

          "Sudah lama sekali, dan kau semakin tinggi." Dia tersenyum hangat.

Apa— apa yang sedang Gyuri rasakan saat ini, dia tidak mengerti.

          "Kau belum berubah, tetap saja. Apa kau lupa padaku?"

Sekarang dia tertawa getir dan memandang kebawah. Sungguh Gyuri bingung harus bagaimana.

          "Kau—  tidak merindukan ku, Puppy Eyes?"

deg.

***

          "Hye, sudah berapa ribu gambar yang kau ambil dari tadi, apa kau tidak bosan?"

          Yoo lelah sendiri melihat Eunhye yang tidak berhentinya mengambil gambar menggunakan handphone. Padahal jika dilihat saja cukup, lagipula mereka akan selalu melihatnya kan. Eunhye berlebihan!

          "Diamlah! Kau tak lihat pria-pria disana sungguh tampan?" Eunhye menunjuk ke arah dimana yang dimaksudnya pada Yoo. Sampai orang-orang disana pun menyadari dan terlihat tidak tertarik. Bahkan wanita disana yang merasa terganggu terlihat bisik-bisik.

DECEMBERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang