4. Sang Mantan

12 3 0
                                    

'Mantan tuh limbah yang harus di daur ulang
Biar gak mencemarkan yang lain'

❄❄❄

Kata-kata Yudha terus terngiang di telingaku. Bahan aku terus memikirkannya.

"Gie, jujur aku masih sayang sama kamu"

Ahhhh....sepertinya otakku sudah koslet. Kenapa aku selalu memikirkan Yudha?

Bahkan guru yang sedang menerangkan terasa tidak ada suaranya. Hanya ada keheningan, hanya ada suara Yudha.

Semuanya berjalan begitu lambat. Apa yang terjadi?

Perasaanapa ini. Bibirku bahkan terus tertarik. Membentuk sebuah senyum.

Namun aku segera menggelengkan kepalaku. Bagaimana kalu Mela dan Sindi melihatnya.

Apalagi menyangkut Yudha. Mela pasti akan heboh bila mendengar ceritaku.

"Gie ini gimana caranya?" tanya Mela.

Mela duduk di banku depan dengan Sindi. Sedangkan aku duduk dengan Tika.

Tika cewe yang terlalu tidak suka bergaul. Aku juga tidak terlalu akrab dengannya.

Walaupun aku satu meja dengan Tika. Kami seperti orang asing.

"Hah...!" kataku yang sedang tidak fokus.

Bagaimana bisa fokus jika pikiranku hanya tentang Yudha.

"Kenapa sih gie, nelamun terus. Ini gimana caranya?" tanya Mela sekali lagi.

Mela menanyakan salah satu rumus Matematika. Aku sedikit bisa mengerjakannya.

Aku suka pelajaran Matematika. Aku memberi tau rumusnya kepada Mela.

Sindi hanya bisa menyalin apa yang Mela kerjakan.

Memang punya temen kaya gini semua.

❄❄❄

Sampai ke rumahpun aku selalu memikirkan Yudha.

Kenapa sih Yudha itu kaya hantu? Yudha selalu gentayangan dipikiranku?

Sumpah otakku memang lagi koslet. Dateng ke rumah bukannya ganti baju malah mikirin Yudha.

Ganti baju enggak, makan enggak, malah tiduran aja mikirin Yudha.

"Anggie, makan dulu!" teriak mamaku.

Aku belum makan, biasanya aku langsung makan kalau pulang ke rumah.

"Nanti ma!" kataku juga berteriak.

Aku seperti orang gila tersenyum sendiri sambil menggigit bantal.

Tanpa kusadari adikku masuk ke kamar tanpa mengetuk terlebih dahulu.

Aku yang sedang senyum terpergok oleh adikku sendiri.

"Ma, kak Anggie udah gila. Senyum-senyum sendiri!" Teriak Resa dengan kencang.

Adikku ini pengen gue sumpel deh mulutnya. Gimana kalo mama denger coba.

"Resa awas ya kamu!!" aku mengejar Resa yang ingin keluar.

Resa terus menghindar. Aku berusaha mengejar Resa.

"Kak Anggie gila...kak Anggie gila...." teriak Resa.

Telah Usai ???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang