part 9

311 54 10
                                    

Happy reading

Buatlah aku semangat dengan menekan vote diawal membaca dan koment selesai membaca😘😘😘

07.00 am

Suzy terbangun dalam keadaan yang lebih segar dari dua hari kemarin. Ia menghirup udara dengan rakus lalu menghembuskannya dengan perlahan.

"Cha eunwoo kau akan menyesal membuatku seperti ini.huh" Suzy menggerutu pelan dan berlalu kekamar mandi.

"Hahh aku merasa lebih segar sekarang. Cahh Bae Suzy akan kembali lagi" ia tersenyum sinis dan memikirkan apa yang akan  ia lakukan.

Begitu keluar dari kamar ia melihat sesosok manusia yang sedang berkutat didapur, membuatnya tersenyum. Ia teringat dengan kelakuan pria itu tadi malam. Dengan tidak sopan nya lelaki itu menyentuhnya. Ia menyadarinya setelah bangun tidur tadi. Ck, semua pria sama saja.

Ia tidak jadi menanyakan langsung pada lelaki itu kelakuannya semalam. Tapi ia akan memanfaatkan kejadian itu untuk menggoda myungsoo.

"Sedang apa kau didapurku tuan?" Suzy berjalan menghampiri myungsoo sambil mendengkapkan tangan.

"Kau sudah bangun. apa kau sudah tidak merasakan sakit apa-apa lagi?" Myungsoo segera berbalik dan melihat Suzy dengan senyum dibibirnya. Ia mengecek suhu tubuh Suzy dan tersenyum lega setelahnya.

Suzy yang mendapat perlakuan tiba-tiba itu sempat terkejut dan segera melepaskan tangan myungsoo dikeningnya. Ia jadi lupa ingin menggoda sekaligus menghakimi pria ini. Huh, mungkin lain kali saja.a

"Aku memasak sup ginseng untukmu. Kata temanku itu baik untuk meredakan sakitmu."

"Cah ayo makan dulu." Lanjut myungsoo

Suzy hanya melongo melihat tingkah sok akrab pria ini, ia merasa myungsoo yang sekarang terlihat tulus, atau mungkin itu cuman perasaannya saja.

'Ini pasti efek baru sembuh makanya aku bisa berpikiran seperti ini.' batin Suzy berusaha menepis perasaan anehnya.

"Jaga kesehatan mu lain kali Suzy, kau hidup sendiri di Seoul. Beruntung kemarin aku datang dan melihat keadaan mu yang seperti kemarin. Bagaimana kalau aku tidak datang ?" Myungsoo mengoceh sambil memperhatikan Suzy yang sedang mengunyah makanan nya dengan lahap.

Suzy hanya mengangguk sebagai balasan. Atau lebih tepatnya ia sedang berpikir kata apa yang akan ia ungkapkan sebagai rasa terimakasihnya. Ia adalah gadis yang paling kaku dalam hal berterimakasih kepada orang lain. Ia jarang mengungkapkan perasaan seperti itu.

Terlalu semangat makan sambil memikirkan kata apa yang harus diungkapkan ia sampai tersedak makanannya sendiri.

"Kau tidak perlu terlalu semangat makan seperti itu suzy, tidak ada yang merebut makananmu." Ucap myungsoo memberikan Suzy segelas  air sambil  mengusap punggungnya bermaksud meredakan batuk.

Selesai makan keduanya terdiam cukup lama dengan pikiran masing-masing.

Myungsoo sebenarnya tidak ingin beranjak sebelum telepon dari salah satu bawahannya dikantor yang menyuruhnya untuk segera berangkat.

"Aku pamit. Nanti kalau aku ada waktu aku akan berkunjung lagi" ia mengusap pelan kepala Suzy, ia bingung dengan kediaman gadis ini.

"Mm..myungsoo terimakasih untuk yang semalam aku akan mengabulkan satu permintaan mu sebagai tanda ucapan terimakasih ku." Suzy berkata dengan satu tarikan napas setelah berpikir cukup lama.

"Wahh.. baru saja aku tersanjung dengan ucapan terimakasih mu nona. Tp perkataan terakhirmu agak menyinggungku. Kau pikir aku menolong dan merawatmu dengan pamrih?" Myungsoo membalas dengan datar dan berlalu kekamar Suzy mengambil kunci mobil dan jas nya.

Suzy terdiam ia hanya mencoba bersikap baik dengan rasa terimakasihnya. Tetapi justru dibalas datar oleh lelaki itu.

"Tu..tunggu myungsoo. a..a.aku hanya tidak ingin menyimpan Budi orang lain padaku." Sial, kenapa ia jadi gugub begini melihat tingkah dingin lelaki ini. Harus nya myungsoo senang dengan tawarannya.

"Baiklah kalau kau memaksa nona. Kita lihat apa yang akan aku minta padamu nanti." Myungsoo segera memasuki mobilnya. Ia tambah kesal mendengar perkataan gadis itu barusan.

Gadis itu menganggapnya orang lain. Itulah fakta yang paling membuatnya kesal hari ini. Padahal ia sendiri sadar bahwa ia masih belum dekat dengan Suzy. Tapi mendengar perkataan langsung dari bibir ranum itu membuat nya kesal.

Bicara tentang bibir, ia jadi teringat dengan tingkahnya semalam. Ia jadi tersenyum sendiri. 'manis' pikirnya.

Sebuah ide tiba-tiba muncul dipikirannya tentang permintaan Suzy tadi. Ini kesempatannya untuk bertindak. Siapa suruh kau memulainya sendiri nona Bae.
Tadinya ia benar-benar tulus menolong Suzy. Tapi ini juga kesempatan bagus untuknya.

Hanyang university

Suzy berjalan dengan penuh percaya diri. Ia merasa lebih segar dan semangat sekarang. Ia merindukan 3 sahabat gilanya.

Setelah sampai didepan kelas ia berteriak memanggil nama-nama sahabat gilanya itu.

Membuat ketiga gadis yang merasa namanya terpanggil itu serempak menoleh. Langsung saja ketiga gadis itu menghampiri Suzy dengan langkah cepat dan langsung memeluknya dengan erat.

"Sayang kau baik-baik saja?" Sojung pertama mengeluarkan suara. Yang disambut cerocos oleh kedua teman lainnya.

Mereka berteriak, berpelukan. Orang lain mungkin menganggap mereka nakal. Namun mereka memiliki sifat pertemanan yang seperti keluarga.

Mereka melakukan itu semua didepan kelas tanpa rasa malu. Kadang tingkah mereka seperti anak kecil. Namun sebagian orang melihat mereka dengan pandangan iri. Bagaimana pertemanan mereka yang tidak pernah terpisah atau bertengkar hingga sejauh ini.

Aksi keempat gadis itu terhenti saat dosen mereka datang. Dengan malas mereka kembali kedalam kelas.

                        TBC
Note : ---jangan lupa vote dan komen---

  

A GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang