Minho dan Lucas tinggal dalam satu apartemen, di apartemen ini ada tiga kamar, dua untuk Lucas dan Minho, sedangkan satu kosong. Sore ini, keduanya membiarkan Jongin untuk datang ke apartemen mereka, tentu saja karena mood Jongin di pagi hari yang buruk membuat ia harus mendapatkan pesta sore hari supaya kembali membaik.
Jongin tengah memilih film yang ingin di lihatnya, saat Minho menyiapkan makanan di dapur dan Lucas sedang berganti pakaian.
"Minho, bisakah aku pinjam pakaianmu?" Tanya Jongin sembari kedua matanya fokus mencari film.
"Akan aku ambilkan pakaian sebentar lagi, tapi aku ragu untuk celananya..." Gumam Minho di akhir kalimat, namun ternyata itu masih sanggup di dengar oleh Jongin.
"Cukup pakaian saja, aku akan tetap menggunakan celana ini..." Jongin menjawab dengan sedikit berteriak.
Minho hanya mengangguk mengerti meskipun ia tau, Jongin tidak akan melihatnya. Lucas kembali muncul dengan pakaian yang berbeda saat Jongin tengah mengikuti Minho untuk mengambil pakaian.
Selesai dengan pakaian ganti mereka, Jongin duduk di antara Lucas dan Minho. Ia memilih duduk di antara dua lelaki yang postur tubuhnya terlihat lebih besar dari dirinya yang lebih mungil. Film baru saja diputar saat Jongin tiba-tiba berkata, "Berikan aku alkohol juga...." Tunjuk Jongin pada segelas alkohol di tangan Lucas.
"Tidak!" Minho menarik tangan Jongin yang masih menunjuk gelas Lucas.
"Sedikit saja, dan aku tidak akan mabuk. Aku janji Minho... ya ya ya...." Rengek Jongin di akhir kalimat, dengan nada memohonnya.
"Tidak!" Minho memberikan tatapan tajam pada Jongin, mencoba menguatkan mentalnya untuk tidak goyah dari godaan puppy eyes Jongin.
"Aku mohon.... Sedikit saja Minho-ya.... ya yaaa....." Jongin mulai memiringkan tubuhnya, memberikan punggung pada Lucas, mengabaikan film yang tengah di putar, ia melingkarkan kedua tangannya pada lengan kekar Minho, menggoyangkannya sembari memasang kedua mata berbinar penuh permohonan, berharap Minho akan luluh.
"Jongin..." Panggil Lucas, menarik dagu Jongin supaya berputar padanya, lalu tangannya terangkat meminum alkohol dalam gelas, menahannya di mulut sebelum menarik dagu Jongin untuk mendekat, menyalurkannya dalam sebuah ciuman.
Setetes alkohol menetes di bibir Jongin, saat ia membuka mulutnya, membiarkan alkohol dalam mulut Lucas berpindah kedalam mulutnya. Ciuman mulai panas, bahkan Jongin mulai mengangkat pantatnya meninggalkan sofa, berpindah ke atas pangkuan Lucas.
"Apa kalian melupakan aku?" Tanya Minho yang menyadari ciuman keduanya memanas.
Terlihat kedua ujung bibir Jongin dan Lucas terangkat, menunjukkan sebuah senyuman disela-sela ciuman keduanya. Tanpa melepaskan ciumannya pada Jongin, Lucas meraih pakaian Minho, supaya ia mendekat. Minho mulai bergabung dengan ciuman keduanya.
Tok! Tok! Tok! Sebuah ketukan pintu membuyarkan acara ciuman mereka.
Ketiganya tertawa puas, sebelum akhirnya Minho beranjak dari duduknya menuju pintu, karena ketukan belum juga berhenti. Jongin berpindah duduk disamping Lucas, tidak lagi diatas pangkuannya.
"Ai Minho! Siapa yang datang?" Lucas memutar tubuhnya untuk melihat siapa yang datang, karena tidak ada suara lagi setelah Minho membuka pintu.
Seorang pria yang sangat dikenal oleh mereka tengah berdiri di ambang pintu bersama empat lelaki lain di belakangnya.
"Jongin.... Aku rasa waktumu pulang..." Ujar Lucas saat melihat siapa yang tengah berdiri di depan pintu.
"Kenapa? Filmnya belum selesai Ai Lucas!" Protesnya tanpa menyadari jika kedua temannya sudah membeku saat menyadari siapa yang bertamu.