6

29.8K 1K 51
                                    

Sudah dua minggu dari kepulangan Jongin dan Sehun dari Italia, Jongin sudah kembali ke sekolah dan Sehun kembali dengan pekerjaannya. Hubungan keduanya pun kembali normal, Jongin kembali meminta maaf atas kebodohannya, dan berjanji tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Ia juga mengatakan kepada kedua sahabatnya untuk mengingatkan dirinya sendiri jika ia sampai mengulangi hal yang sama. Jongin juga menjelaskan pada Sehun apa yang membuatnya kesal hingga melakukan kesalahan itu.

Sore ini, Jongin baru saja sampai di rumah sepulang sekolah. Seperti biasa, ia di jemput oleh sopir suruhan Sehun. Ia baru menyadari jika rumah terlihat lebih ramai dari biasanya saat turun dari mobil. Beberapa orang terlihat berjaga, dan ada dua atau tiga orang yang Jongin tau siapa mereka. Dengan langkah hati-hati Jongin berjalan memasuki rumah, hingga sebuah suara yang sudah sangat ia kenal terdengar.

"...tidak masalah jika kau tetap bersamanya, tapi kita hidup di dunia bisnis, Sehun...." Suara berat itu, suara lelaki yang sangat Jongin tidak ingin dengar.

"Aku tidak akan menikah dan tidak ingin menikah! Aku masih mampu menjalankan bisnis ini tanpa bantuan mereka!" Suara Sehun mulai meninggi.

"Ah! Kau sudah pulang rupanya! Kemarilah!" Teriak ayah Sehun pada Jongin saat tau ia memasuki ruang keluarga dengan ragu-ragu.

"Ayah!" Sehun mencegah Jongin untuk lebih dekat ke Pho nya lagi

"Apa? Ayah hanya ingin bicara! Kemari!" Panggil Pho sekali lagi membuat Jongin melangkah menghindari Sehun.

Namun, dengan cepat Sehun menahannya, "Masuk ke kamarmu! Sekarang!" Bentak Sehun, membuat Jongin berhenti melangkah.

"Bagaimana jika Sehun menikah?" Kali ini tanpa babibu, ayah Sehun langsung melancarkan pertanyaan pada Jongin.

"Ayah!" Bentak Sehun.

"Tidak apa jika dia memang menginginkannya, tetapi jika dia tidak menginginkannya maka tidak perlu." Jongin tersenyum di akhir kalimatnya.

"Mau tidak mau, Sehun tetap butuh penerus pada akhirnya nanti. Apa kau bisa memberikan keturunan?" Tanya ayah Sehun.

"Ayah! Cukup!"

"Saya mungkin memang tidak bisa memberikan itu padanya, tapi sekali lagi saya katakan, saya akan mendukung apapun keputusannya. Maaf saya permisi..." Jongin memberi salam sebelum pergi meninggalkan ruangan itu.

Pertanyaan dari ayah Sehun cukup membuat Jongin tidak nyaman, berlama-lama ditempat itu akan membuat Jongin goyah. Jadi, akan lebih baik jika ia menyingkir lebih dulu.

Jongin sudah berganti pakaian, sibuk dengan buku-buku di meja belajar sembari suara musik kencang di earphone nya, bahkan ia tak menyadari keberadaan Sehun yang tengah berdiri di belakangnya. Jongin terlihat fokus, namun pikirannya entah terbang kemana sehingga pensil di tangannya terjatuh.

Sehun menepuk bahu Jongin, membuat ia terkejut, "Daddy mengejutkanku...." Jongin melepaskan earphone nya.

"Maaf..." Sehun merendahkan tubuh, melingkarkan lengannya pada leher Jongin, mendekatinya untuk mendapatkan ciuman ringan.

Bibir keduanya saling menempel, hingga Jongin memberikan akses untuk Sehun memasukkan lidahnya. Ciuman mulai memanas, Sehun tampak mendominasi permainan ini, ia mulai melumat bibir dan lidah Jongin, saliva menetes lembut dari pertarungan kedua lidah, suara kecapan dari kedua bibir mereka memenuhi ruangan.

Jongin mulai tidak dapat menahan nafsunya lagi, ia memutar tubuhnya, melingkarkan kedua tangan pada leher Sehun. Dengan gerakan sigap nan lembut, Sehun menarik pinggang Jongin supaya bangun dari duduknya mengarahkan Jongin ke atas ranjang.

Detik berikutnya Jongin menyudahi ciuman keduanya, setelah ia duduk di atas ranjang. Nafas keduanya saling memburu, meraih oksigen sebanyak-banyaknya, Jongin dan Sehun saling mengadu tatapan, tatapan lembut dan tajam yang dipenuhi cinta.

Jongin tersenyum kecil, menarik pinggang Sehun supaya mendekat. Sehun mengulurkan tangannya untuk membuai wajah Jongin lembut, "Sejak pertama aku melihatmu, aku tau aku menginginkanmu...."

Jongin tersenyum mendengar ucapan Sehun, ia yakin saat ini pikiran Sehun sedang berat sekali. Jadi dia disini akan membantu Sehun meringankan beban.

Jongin berdiri menempelkan tubuh keduanya, membiarkan Sehun menyusuri lehernya. Ia memutar posisi keduanya, mendong Sehun supaya terlentang di atas tempat tidur.

Jongin mulai melepaskan pakaian dan celana Sehun, menahannya supaya tetap terlentang. Jongin mulai naik ke atas tempat tidur setelah melepaskan pakaiannya sendiri. Ia mulai merangkak naik ke atas tubuh Sehun. Ia duduk atas junior Sehun yang sudah mengeras, menggerakkan pantatnya untuk menggoda si junior.

Sehun mendesis merasakan gesekan di bawah sana, "Sssshhh.... Baby...."

Jongin tersenyum cantik, ia membantu junior Sehun memasuki holenya tanpa bantuan gel membuat ia harus memejamkan mata menahan rasa sakit, "Eeeemmmmhhhhhhhh.... Haaaahhhhhh...."

Sehun menampar paha mulus Jongin, "Aaaahhhh...." Desah Jongin begitu ia membiarkan junior Sehun masuk lebih dalam.

Sehun menarik pinggang Jongin untuk memasukkan juniornya lebih dalam lagi.

"Aaaahhh daaadd.... Fuck.... Aaahh..." Jongin menengadahkan kepalanya saat Sehun berhasil mencapai titik terdalam.

"Haaahhh haaaahhh... Aku bergerak..." Ujar Jongin dengan susah payah ia mengucapkannya, menahan rasa ingin segera dihujam oleh Sehun.

Jongin mulai bergerak naik turun, mendapatkan junior Sehun masuk lebih dalam. Jongin terus mendesah di atas tubuh Sehun, merasakan kenikmatan berlimpah di sana.

Disisi lain, menikmati keindahan tubuh Jongin dari tempatnya adalah sesuatu yang membahagiakan. Ini bukan kali pertama atau kedua, namun ia benar-benar tidak pernah merasa bosan. Tubuh Jongin bak lukisan indah, kulitnya putihnya yang tampak memerah selalu memberikan kesan seksi. Jongin dengan keindahannya adalah sebuah karya seni tiada banding untuk Sehun.

"Aaaahhhh... Aku.... Aaaahhh.... Shit..." Sehun menarik tubuh Jongin menghentikan gerakan naik turunnya, "Kemari babe..."

Dalam sekali hentak, Jongin sudah berada dibawahnya tanpa melepas tautan tubuh mereka. Sehun mulai menghujamnya dengan cepat, lebih cepat ia bergerak maka Jongin harus menahan sakit. Sehun bergerak dengan sedikit terburu-buru, menandakan ia berada di puncak kenikmatan.

"Aaaahhhh daaaddd... No.... Aaahhh... It's hurt.... Aaahhh.... Haaahhh... Haaaah...." Sehun mengabaikan rancauan Jongin, ia meraup bibir Jongin. Melumatnya kasar sebelum berbisik, "Bersama sayang..."

Sehun menghentakkan juniornya kedalam tubuh Jongin, menghujamnya lebih dalam, membuat Jongin menjerit sebelum akhirnya mereka berdua melakukan pelepasan bersama.

"Haaahhh haaahhh..." Suara nafas keduanya terdengar memburu.

Sehun langsung membaringkan tubuhnya disamping Jongin, memejamkan mata untuk tidur.

"Daddy lelah?" Bisik Jongin.

"Aku ingin tidur..." Gumam Sehun dengan mata tertutup.

Jongin tau bukan tubuh Sehun yang lelah, tapi hati dan pikiran. Kehadiran ayah Sehun merupakan sesuatu yang buruk untuknya, apalagi permintaan sang ayah untuk menikah. Besok akan dimulai hari yang buruk jika ayah Sehun masih memilih tinggal disini. Dan Jongin pasti akan lebih memilih berada di dekat Sehun daripada di rumah dengan sang tuan besar.

Jongin bergerak memeluk Sehun, menyembunyikan wajahnya ke dalam dada seperti yang biasa ia lakukan.

"Aku mencintaimu... Hyung..." Suara Jongin teredam oleh dada naked Sehun, namun sebuah senyuman yang menandakan ia mendengar apa yang diucapkan Jongin. Sebuah senyum yang juga memberikan tanda jika si pendengar merasa bahagia.

TEBECEH

Jadi, aku nulis bagian ini tuh tepat setelah aku vakum.
So, i am so sorry if, it's not good 😭😭😭

Sex With Love (SeKai) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang