first The Two

289 74 9
                                    

Hari sudah menunjukkan pukul sembilan malam.

Setelah mengantar beberapa pesanan. Ester berniat langsung menemui atasannya untuk minta izin karena hari ini dia harus menyelesaikan beberapa tugas kuliah yang harus dikumpulkan besok.

Tapi ketika hendak menemui sang atasan salah satu teman kerjanya menemuinya dan berbisik agar mengantarkan sebuah pesanan. Ester yang merasa hal itu tidak akan menghambat rencananya langsung meng-iyakan dan mengantar pesanan itu ke meja yang dimaksud.

Ester meletakkan pesanan itu di meja orang tersebut yang ternyata adalah seorang lelaki tua dengan seorang perempuan berpakaian formal di sampingnya.

"Senang berjumpa dengan anda nona Ester Maera," mata Ester langsung memicing menatap curiga kakek tua itu karena saat ini dia memang tidak memakai seragam kerja jadi tidak ada name tag dimanapun.

"Siapa kau?!"

"Duduk dulu"

"Saya tidak bisa duduk, saya pelayan di sini," jawab Ester tegas. Pria tua itu langsung tersenyum setelah mendengar jawaban tegas Ester.

"Kau cucu Mr. Reagan, Mr. Andromeda bukan? Kau putri Nicolas-Riana, yang bermar-"

"Siapa anda? Ada keperluan apa anda menemui saya?"

"Duduk dulu nona." Akhirnya Ester menuruti perkataan kakek tua itu.

"Saya Mardison Franklin," Ester tampak sedikit kaget mengetahui bahwa orang di depannya adalah tokoh nomor satu di negara ini?! "Kau seharusnya tidak perlu tampak kaget begitu. Ini wajar karena dari dulu keluarga Reagan-Franklin selalu bekerjasama."

Ester hanya diam, menyimak ke mana arah pembicaraan ini berakhir.

"Mawar serahkan dokumen itu," perempuan yang ternyata bernama Mawar itu memberikan satu amplop besar kepada Ester.

"Foto?" Ester mengeluarkan beberapa lembar foto dan memperhatikannya dengan seksama.

Foto terakhir adalah tiga orangtua dalam acara pameran seni yang dia yakini merupakan foto kakek²nya bersama pria tua di depannya ini. Lalu diraih kembali sesuatu di dalam amplop. Terdapat beberapa lembar surat.

Hello sahabatku Mr. Franklin

Sekarang putraku telah memiliki putri meski belum lahir tapi aku yakin kelak dia akan menjadi kebanggaan keluarga.

Jadi, bagaimana dengan cucu-cucumu yang menggemaskan itu.

Sepertinya kombinasi keluarga Reagan-Franklin adalah sesuatu yang luarbiasa.

Saya harap kamu menyetujuinya.

By Your Friend

Mr. Reagan

"Tanpa saya jelaskan anda pasti tahu apa maksud dari surat itu. Saya sendiri sangat menyetujuinya."

Ester sendiri tampak tertekan dengan isi surat itu. ia ingin sekali menolak perjodohan ini tapi di sisi lain ini adalah amanat dari sang kakek. Dimana pasti kakeknya sudah berpikir matang akan hal ini.

"Akan saya pertimbangkan," balas Ester sedikit lesu.

"Saya tidak memaksa, jadi ada baiknya kamu berbaur dengan 'mereka' dulu dan tinggal bersama"

"Mereka?"

"Iya Ester, calon tunangan anda ada dua, karena cucu saya dua jadi biarkan mereka bersaing secara sehat." Bagai disambar petir Ester langsung berdiri.

"Maaf tuan saya harus pulang ada sesuatu yang harus saya kerjakan malam ini juga."


***

Sesampai Ester di kontrakan dia langsung menghamburkan dirinya di atas kasur.

Lalu mencoba keberuntungannya dengan menghitung kartu-kartu yang ada di dinding. Karena biasanya ketika dia dihadapkan pada pilihan yang sulit dia pasti akan menghitung itu dan hasilnya sangat menguntungkan bagi dirinya.

Jadi untuk kali ini dia mencobanya lagi.

"Setuju, tidak, setuju, tidak...se"

"WHAT SETUJU!"

Pada akhirnya Ester Maera memilih untuk menyetujui berbaur dengan calon tunangannya yang dia belum tahu seperti apa mereka.

Between The Two [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang