Ester sampai tidak bisa tidur karena memikirkan hal tadi.
Gadis itu langsung keluar dari sana dan memilih pergi ke taman belakang untuk menenangkan diri.
Mengeluarkan beberapa cemilan dari box di sekitar sana dan memilih duduk si salah satu gazebo yang ada di tepi kolam renang.
"Kau tidak bisa tidur?" Seseorang tiba-tiba berbicara membuat Ester menoleh kaget mendapati Damian hanya mengenakan celana pendek.
Wajahnya tiba-tiba memanas saat matanya tidak sengaja menangkap badan atas lelaki itu yang begitu sempurna.
"I-iya," balas Ester gagap dan berusaha mengalihkan pandangannya dari Damian.
Lalu tampa permisi lelaki itu ikut bergabung duduk di dekatnya.
Ester memperhatikan rambut basah Damian, "Rambutmu basah."
"Iya tadi habis berenang"
"Malam-malam begini? Apa tidak jadi penyakit?" Tanya Ester tanpa sadar telah mengkhawatirkan Damian.
Damian tersenyum miring menatapnya, "Kau mengkhawatirkan ku ya ... " godanya.
"EH!" wajah Ester kembali memerah. Malu.
"Hm," Damian menyangga wajahnya dengan tangan sambil memperhatikan Ester yang kini tengah membuang muka salah tingkah.
Lama seperti itu. Damian kembali berbicara.
"Maaf soal yang tadi," Ester menoleh, "semua yang dikatakan Rafael tadi aku tidak menyangkalnya memang di awal yang aku inginkan adalah kejayaan, tapi di samping itu ternyata aku juga menikmatinya," Damian menatap dalam Ester membuat gadis itu meneguk ludah kasar.Dan tampa izin, Damian tiba-tiba maju memeluk Ester dan mencium bibir gadis itu.
Kecupannya begitu lembut dan panas membuat Ester tidak bisa berkutik sampai akhirnya Damian melepaskan ciumannya lalu menatap lekat mata Ester lalu turun menatap bibirnya.
Lelaki itu menyapukan ibu jarinya di bibir bawah Ester,"Jangan coba-coba memperhitungkan Rafael," ujarnya serak dan mengintimidasi membuat gelenyar aneh merambati Ester. Gadis itu meneguk ludah kasar terlebih melihat mata Damian yang menggelap karena sesuatu yang mungkin adalah...gairah?
Wajah Ester tiba-tiba memerah mengingat bahwa ini adalah ciuman pertamanya, "Kenapa kau menciumku?" Ada nada tidak terima di sana.
Lelaki itu tampak tersenyum miring, "Jangan bilang ini adalah ciuman pertamamu," dan seketika itu juga Ester menatap tajam Damian yang dibalas dengan gelak tawa membuat Ester memukulnya tapi sama sekali tidak ada efek di Damian. Pria itu malah tambah tergelak membuat Ester jadi tambah kesal dan cemberut.
"Berarti aku yang pertama ya," bisik Damian tepat di telinga Ester membuat pipi dan telinga gadis itu kembali dirambati rona merah membuat Damian tersenyum miring. Setidaknya dia satu langkah di depan Rafael sekarang.
Sedangkan dari atas sana ternyata Rafael sedang memperhatikan mereka dari atas balkon kamarnya.
Lelaki itu tesenyum miris terlebih melihat Ester sama sekali tidak menolak ciuman Damian. Sepertinya gadis itu mulai terjatuh dalam pesona Damian.Ia berbalik dan langsung masuk ke ruangan gym.
***
Keduanya sudah kembali ke kamar masing-masing.
Kata Damian, "Sepertinya kita tidak boleh lama-lama berada di luar takutnya sesuatu akan terjadi."
Dan tentu saja Ester peka apa yang dimaksud Damian membuat Gadis itu bersemu dengan degup jantung yang berdetak lebih cepat dari biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between The Two [END]✔️
Roman pour AdolescentsEster Maera adalah seorang mahasiswi, sekaligus pekerja part time di kafe ataupun restoran tempat ia bekerja. Hingga suatu ketika dia dibawa ke sebuah rumah besar atas satu perjanjian antara almarhum kakeknya dengan tuan Mardison Franklin. Lalu di...