Suara alarm ponsel berbunyi begitu keras,membangunkan Raina yang tengah tertidur pulas dengan bercucuran keringat.
Tak lama Raina terbangun dari tidurnya,"Bundaaa..." teriaknya spontan, "ternyata itu semua hanya mimpi," ucapnya dengan nada kecewa.
lalu ia langsung beranjak dari kasurnya untuk pergi mandi.
Tak lama, Raina telah selesai mandi dan ia menuruni anak tangga menuju meja makan, ia menggunakan seragam sekolahnya.
"non Raina," panggil wanita paruh baya yang baru saja datang dari arah belakang.
"ehh..pagi mbo Isna," Raina terkejut karena kedatangan wanita paruh baya itu yang tiba-tiba memanggilnya.
"Pagi juga non, non Raina belum berangkat?"
"belum bi""Tapi kok non Tiara tadi sudah berangkat ya, apa non Raina gak bareng non Tiara?"
"Tiara udah berangkat bi?" tanya Raina terkejut.
"Sudah non, tadi non Tiara berangkat bareng tuan, non." Jelas wanita yang dipanggil mbo isna itu.
"Ayah udah pulang?" kejutnya lagi.
"Iya non, semalem tuan pulang pas non Tiara sama non Raina sudah tidur, tapi tadi pagi bibi ngedenger pas lagi nyapu rumah, tuan ngebangunin non Tiara, kata tuan sih non Tiara berangkat sekolahnya bareng tuan sekalian mau ke kantornya." jelas mbo Isna panjang lebar.
"Kok aku gak dibangunin sih mbo sama ayah?" tanya Raina heran
"Non Raina gak dibangunin?" mbo Isna terheran.
Raina hanya menggelengkan kepalanya dengan ekspresi wajah yang sangat kecewa."kenapa sih mbo, Ayah gitu banget sama Rain? apa ayah gak mau punya anak kaya Rain? Ayah selalu dingin kalo lagi deket sama Rain, tapi kalo sama Tiara ayah ceria banget, Raina nyusahin ayah ya mbo?." ucap Raina dengan mata berkaca-kaca
Mbo Isna merasa terpukul hatinya dan ia langsung memeluk Raina," non Raina gak boleh ngomong gitu, mungkin tuan berprilaku seperti itu sama non Raina karena tuan pengen nguji kesabaran non Raina."
Raina menangis dipelukan mbo Isna
"Yaudah, mendingan non Raina sekarang berangkat sekolah ini udah siang loh non, non Raina jangan nangis kasian dong sama Bundanya non yang udah tenang di alam sana, ngeliat princes cantiknya nangis." ucapnya sambil mengusap air mata Raina dengan nada menghibur"Yaudah, Raina berangkat sekolah dulu ya mbo" ucap Raina tersenyum sambil mengusap air matanya.
"non mau bawa bekel gak? biar mbo buatin, kan non Raina belum sarapan.
" tanya mbo Isna dengan penuh perhatian
"gak usah mbo, soalnya udah siang 15 menit lagi kayaknya udah mau bel deh, nanti aku beli nasi goreng di kantin sekolah aja." ucap Raina
"Yaudah, non jangan lupa makan nasi ya nanti maag nya kambuh"
"siap mbo, aku pasti makan kok di sekolah, yaudah Rain berangkat sekolah dulu ya udah siang, "
"Iya non, hati-hati ya non"
"Iya mbo, Assalamualaikum," ucap Raina sambil berjalan meninggalkan mbo Isna
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Happy
Teen FictionWARNING, INI CERITA REAL BUATAN SENDIRI!!!! NO COPAS COPAS!!! "Jika ayahku bisa bahagia tanpaku, itu tidak masalah, tapi aku tidak ingin jika dia membenciku tanpa sebab." "Untukmu sahabatku Adrian, mengapa kau juga tiba-tiba membenciku tanpa sebab...