6

380 26 0
                                    


Ran tidak menggubris panggilan Shinichi, dia tidak peduli.

.
.
.
.
.

Ran berjalan cepat, tidak peduli dengan Shinichi yang memanggil namanya, dan sepertinya sekarang sedang berlari kecil mengejarnya.


"Kau tidak apa-apa?"

Ran menghentikan langkahnya, dan tidak lama Shinichi pun datang dengan sedikit terengah-engah.

Shinichi memegangi kedua lututnya.

"Oi, Ran. Tidak bisa kah kau-"

Ran pergi meninggalkan Shinichi. Tapi kali ini Ran menghampiri empat orang yang sedang berkumpul di pinggir jalan.

Salah satu alasan yang membuat Ran menghampiri empat orang tersebut adalah, karena dia melihat satu siswi SMA yang memakai seragam yang sama dengannya.

Shinichi hanya diam dan mengamati kemana Ran akan pergi.

Shinichi menyipitkan matanya.

Sebentar, sepertinya dia mengenali seseorang di sana.

Shinichi pun tidak ragu untuk menyusul Ran, setelah dia yakin siapa orang yang dikenalnya itu.

Seorang gadis kecil terduduk, sedikit menangis memegangi lututnya.

Lalu, dua teman laki-lakinya sedang menjelaskan apa yang terjadi pada gadis kecil itu pada siswi SMA yang sedang bersama mereka saat ini.

"Ano, apa terjadi sesuatu?"

Ran bertanya sangat hati-hati.

Keempatnya menoleh secara bersamaan kearah suara itu berasal.

"Oi, Miyano. Ada apa?"

Sebelum ada yang menjawab pertanyaan Ran tadi, Shinichi tiba dan menanyakan hal yang sama, tapi dia bertanya pada siswi SMA yang dikenalnya, Miyano Shiho.

Kini Shinichi ikut berjongkok disebelah Shiho, yang sedang memasangkan plester pada lutut Ayumi, sang gadis kecil korban kecelakaan.

Shiho bangkit berdiri, lalu membungkuk dengan kedua tangannya memegangi lututnya.

"Kau bisa berdiri?"

Ayumi mencoba berdiri namun kembali terduduk.

Shiho terdiam, lalu menatap Shinichi yang masih berjongkok dan sedang mengelus pelan bahu Ayumi.

"Kudo-Kun, bisa kau gendong dia dan naikan ke mobilku?"

Shinichi menatap Shiho sebentar, lalu mengangguk.

Shinichi berdiri, menitipkan tasnya pada Ran, lalu kembali menghampiri Ayumi dan menggendongnya.

Sang supir pribadi Shiho membukakan pintu mobil untuknya.

"Kalian berdua, masuklah. Aku akan mengantar kalian ke sekolah."

Genta, dan Mitsuhiko pun mengangguk patuh.

"Oi, Miyano kau akan mengantar mereka ke sekolahnya? Kau tau dimana mereka bersekolah?"

"Tidak, aku akan bertanya pada mereka nanti."

"Kau belum tau dimana pastinya sekolah mereka, dan kau akan mengantar mereka ke sekolahnya? Kau bisa terlambat."

"Terimakasih atas bantuannya, Kudo- Kun."

Shiho tidak memperdulikan peringatan Shinichi, Shiho masuk kedalam mobilnya, dan mobil itu pun melaju, meninggalkan Shinichi dan Ran dipinggir jalan.




"Shinichi, kudengar ada siswi baru di kelas kita, apa dia siswi baru itu?"

Kini Shinichi dan Ran kembali melanjutkan perjalanan mereka.

"Hm."

Hanya satu kata itu, yang keluar dari mulut Shinichi.

Entahlah, kini Shinichi sedang memikirkan nasib Shiho yang sedang mengantar anak-anak sekolah dasar tadi, yang Shinichi yakini ini kali pertama mereka bertemu.

Ran yang melihat raut wajah Shinichi seperti itu pun memutuskan untuk tidak bertanya lebih jauh tentang siswi baru itu ataupun kejadian pagi ini.





Bel tanda pelajaran dimulai sudah terdengar satu jam yang lalu, tapi Shiho belum juga datang.

Kini yang Shinichi lalukan hanya memandang keluar jendela, karena pagar sekolah terlihat jelas dari tempatnya duduk.

Berharap seseorang sedang berlari memburu waktu karena datang terlambat.

Beruntung bagi Shinichi, karena Jodie-sensei masih tidak dapat hadir, besok lusa beliau akan kembali mengajar, begitulah yang Shinichi tau.

"Ran, kau tau ada siswi baru di kelas kita?"

Ran yang sedang sibuk mengerjakan tugas dari sensei pun hanya mengangguk.

"Kau tau?"

Tanya Sonoko heran.

"Ah, aku tidak heran, pasti dia yang memberitahu."

Sonoko menunjuk Shinichi menggunakan pulpennya.

"Tapi, lihatlah. Dihari keduanya dia tidak hadir."

Ran menghentikan aktivitas menulisnya, lalu menoleh pada Sonoko.

"Sepertinya ada sesuatu yang harus dia urus, tadi aku dan Shinichi bertemu dengannya dijalan, dia sedang menolong seseorang anak yang sepertinya mengalami kecelakaan kecil. Kami pun tidak tau kejadian yang sebenarnya."

Ran mengangkat kedua bahunya, dan kembali melanjutkan tugasnya.

"Terimakasih, Miyano-san. Sampai repot-repot mengantarkan Ayumi pulang ke rumah."

"Tidak perlu dipikirkan, ini bukan apa-apa."

Shiho membungkuk mengusap pelan puncak kepala Ayumi.

"Lain kali hati-hati, cepat sembuh ya, Yoshida-san."

Lalu Shiho berpamitan pada mamah Ayumi.

"Saya permisi, bibi. Semoga Yoshida- san lekas pulih."

Shiho kembali membungkuk memberi hormat, yang dibalas oleh Ayumi dan sang mamah.

"Sekali lagi, terimakasih banyak."

"Sampai jumpa Onee-san."

Saat mengantar Genta dan Mitsuhiko ke sekolahnya, Shiho menceritakan kejadian yang menimpa ayumi, pada sensei disekolah anak-anak itu, Shiho bercerita bahwa dia melihat Ayumi terserempet sepedah, Shiho pun meminta ijin pada sensei di sana agar Ayumi bisa beristirahat di rumah.




"Kita kembali ke sekolah, nona?"

"Antar aku ke cafe Poirot."

"Maaf, apa nona tidak akan masuk sekolah hari ini? Bukankah ini hari kedua anda, nona?"

"Sudah lama aku tidak membuat pak tua itu kesal. Biarkan saja, lagipula dia tidak akan peduli."

DIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang