03| Meleset

4 1 0
                                    

Now Playing: Way Back Home ㅡ Shaun ft. Conor Maynard

-o0o-

[BAGIAN NOL TIGA]
"Lo tuh sebenernya orang baik, tapi kayanya ada sesuatu yang bikin lo jadi kaya gini. Entah itu emang sifat bawaan lo, atau gara-gara seseorang dari masa lalu."

-o0o-

"JADI, apa alasan lo buat pindah ke sekolah ini?"tanya Alda.

Setelah bel tanda pulang berbunyi, Alda dan Utara keluar kelas bersama, menuju ke parkiran. Tidak, mereka tidak pulang bersama. Alda masih tetap pulang bersama Karna dan Sura, sedangkan Utara pulang sendiri mengendarai motornya.

Utara melirik Alda, lalu sedikit tersenyum.

"Ngikutin lo."

"Halah, gue tau kok lo itu kesusahan nyari keberadaan gue, dan ini cuma kebetulan aja lo bisa ketemu gue di sini." Alda menghadap Utara, lalu menunjuki wajah Utara menggunakan telunjuknya.

"Gak ada ya yang namanya kebetulan, ini semua itu takdir,"ucap Utara sambil merentangkan kedua tangannya, lalu mendongak, menatap langit-langit koridor yang mulai berlumut.

Alda menatap Utara aneh, kemudian memukul pundak Utara.

"Apa-apaan sih lo, masa baru gak ketemu gue tiga hari aja udah jadi gila?"

"Iya, gila akan cintamu."

"Dih, sumpah ya, stay away from me,"ucap Alda sambil berlari menjauhi Utara.

Utara menatap punggung Alda yang semakin mengecil dengan sendu. "Lo masih suka sama gue, 'kan?"

-o0o-

Segar. Itulah yang Samudra rasakan kala minuman itu memasuki kerongkongannya. Cukup untuk menemaninya dalam mengerjakan tugas bersama Alam.

"Lo kok madep jendela mulu sih, Sam?"tanya Alam yang mulai gemas dengan kelakuan Samudra yang terus menghadap jendela sembari terus menyedot caramel java chip miliknya.

Tanpa menjawab pertanyaan Alam, Samudra tetap melanjutkan kegiatannya. Toh, tugasnya sudah selesai sejak di sekolah tadi. Kedua netranya terus saja menatap Club malam yang mulai menunjukkan aktivitasnya. Pandangan yang biasa saat senja, tapi yang tidak biasa, mengapa Alda dengan wajah full make up masuk ke tempat itu?

Dengan segera Samudra berlari menuju ke arah Club, namun saat di dalam sana, ia tak menemukan keberadaan Alda sama sekali. Hanya ada dua orang pria paruh baya yang tengah duduk sambil menikmati alkohol masing-masing. Sambil memberanikan diri, Samudra berjalan menghampiri dua orang tersebut, lantas menanyai mereka.

"Permisi, apa tadi Bapak melihat ada cewek yang tingginya segini masuk ke sini?"tanya Samudra sambil menggerakkan tangannya di atas pundaknya.

Kedua pria tersebut menoleh, memandang Samudra bingung, lalu menggeleng mantap.

Kerutan tercetak jelas di dahi Samudra. Ia yakin betul tadi Alda masuk ke tempat ini dengan riasan yang menyebalkan, namun mengapa ia tidak bisa menemukan Alda di tempat ini.

"Ah, pasti mereka berbohong,"batin Samudra.

"Apa bapak tidak salah lihat? Tadi jelas-jelas saya melihatnya masuk ke tempat ini."

Kedua orang yang ditanyai Samudra menoleh dengan tatapan sinis. Mereka terganggu dengan kedatangan Samudra yang terus bertanya tentang hal yang sama.

"Seharusnya itu pertanyaan yang kami tanyakan untukmu, bukannya sebaliknya!"bentak pria yang mengenakan kemeja putih.

Lantas pria yang disebelahnya mengangguk, lalu menyuruh Samudra untuk keluar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

 𖥨ํ∘̥⃟⸽⃟🕛AᴋʜɪʀTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang