00| Prolog

49 9 6
                                    

A/N: Sebelumnya aku mau bilang, ini cerita udah pernah di-publish di akun vrapkms dengan judul 'Back'. Vrapkms itu akunku, tapi aku lupa password-nya, jadi gak bisa buat masuk lagi. Akhirnya, terpaksa buat akun lama dan nulis ulang ceritanya. Jadi, ini bukan cerita PLAGIAT.

-o0o-

Now Playing: Stay In My Life - NCT (Taeyong, Taeil, Doyoung)

-o0o-

[BAGIAN NOL NOL]
"Ini semua memang takdir, tapi gue butuh sesuatu buat disalahin, dan itu diri gue sendiri."

-o0o-

"SIAPA yang kamu lukis, kak?"

Seorang laki-laki yang dipanggil 'kak', menoleh dengan seulas senyuman hangat. Matanya kian menyipit bersamaan dengan senyum yang terus mengembang di wajahnya.

Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, ia mengelus pelan puncak kepala adik laki-lakinya tersebut. "Kakak lagi ngelukis seseorang."

Tersirat keraguan dalam jawabannya. Ia bingung ingin menjawab apa, karena anak perempuan yang ada di lukisannya ini termasuk orang asing yang berhasil menarik perhatiannya hanya dengan beberapa kali berpapasan di jalan.

"Pacar Kakak, ya? Nanti Luke laporin mama lho...."

Anak kecil bernama Luke itu, berteriak keras sembari menunjuk ke arah lukisan dan Kakaknya secara bergantian.

Samudra langsung bangun dari duduknya, lalu berjalan perlahan menghampiri adiknya.

"Nggak, itu bukan pacar Kakak, tapi temen Kakak."

"Terus lukisannya mau dibuat apa?"

"Mau Kakak kasih ke orangnya, tapi gak tau kapan."

-o0o-

"Dek, kalau makan jangan belepotan dong,"ucap Samudra sembari mengusap es krim yang berantakan di bibir Luke menggunakan ibu jarinya.

Sedangkan Luke, dia hanya terdiam sembari menatap ke belakang Samudra. Tepatnya di seberang jalan sana. Ada seorang anak perempuan yang sepertinya tidak asing lagi di matanya.

Ya, dia mirip dengan orang yang dilukis oleh kakaknya kemarin.

"Hei."

Samudra melambaikan tangannya di depan wajah adiknya, tapi karena adiknya itu tidak memberinya respon dalam waktu yang lama, ia segera mengikuti arah pandang adiknya.

Tapi betapa terkejutnya dia melihat remaja perempuan itu tengah berjalan di seberang jalan sana.

"Kak, itu yang ada di lukisan, 'kan?"

Luke menunjuk anak perempuan tadi, mencoba memberitahu Samudra.

"Iya."

Samudra mengangguk dengan ekspresi biasa. Sebenarnya ingin hati untuk menghampiri, namun apa daya, keberanian belum memihak.

-o0o-

Jika kini kau tengah berada di dalam sebuah bis, mari, aku ajak kau ke bangku di pojok sana. Bangku yang kini tengah diduduki oleh seorang remaja perempuan cantik bermata bundar dengan rambut kuncir kuda sebagai pemanisnya, dan sifat ramah yang menjadi nilai plus-nya.

 𖥨ํ∘̥⃟⸽⃟🕛AᴋʜɪʀTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang