1. Iklan Lamaran Pernikahan Terbuka

5.8K 363 46
                                    

"Iya, sebentar lagi sampai."

Seokjin mengayuh sepedanya dengan penuh semangat sambil berteriak melalui earphone-nya kepada orang yang meneleponnya. Keranjang sepeda pemuda itu penuh berisi bunga sebesar rangkulan tangan, bunga yang khusus disiapkan oleh seorang profesor holtikultura dari rumah kacanya.

Butuh waktu 10 menit dengan sepeda untuk menuju ke kantin mahasiswa tempatnya bekerja. Hujan deras yang tiba-tiba turun layaknya badai di negara tropis sekejap kemudian terhenti. Di sela sinar matahari yang malu-malu mulai menampakkan dirinya, yang tersisa hanyalah rintikan air hujan tipis yang terbang tersapu angin bagaikan kabut.

Wangi rumput dan tanah yang terbawa oleh udara lembap saat itu memenuhi paru-parunya. Berbeda dengan wangi tanaman pakis di dalam rumah kaca yang sangat lembap, Seokjin sangat menyukai wangi segar yang muncul setelah hujan ini.

Sampai minggu lalu pun, cuacanya benar-benar tidak menentu. Terlalu dingin untuk dikatakan
musim semi. Bahkan terkadang masih turun salju. Kemudian, tiba-tiba cuaca menghangat dan seolah sudah menunggu waktunya tiba, seketika saja alam sekitarnya berubah menjadi warna hijau lembut. Tidak lama lagi, gunung, tanah lapang, dan bukit pasti akan dipenuhi rumput hijau dan bunga-bunga.

Seokjin sangat menyukai udara musim semi seperti ini, dan setelah melewati belokan jalan setapak dengan tembok batu berlumut itu, ia akan sampai di tempat favoritnya.

Seokjin menghentikan sepedanya sejenak dan membuka tudung jas hujannya. Ia memandang ke arah bukit padang rumput liar itu. Hwaniwon, inilah tempat yang menurutnya paling indah di kampus yang luas ini. Meskipun tanda-tanda musim semi masih sulit ditemukan, tampak bunga adonis berwarna kuning cerah yang sudah merekah bahkan sejak salju masih turun minggu lalu. Tanaman jahe di sekitar pagar juga sudah menunjukkan tunasnya yang berwarna hijau kekuningan. Tidak lama lagi, bunga rock jasmine putih dan bunga Psendostellaria beterophylla akan muncul menandai datangnya musim semi. Mungkin akan muncul bersamaan dengan pangerannya juga.

Wajah Seokjin bersemu merah seolah ada orang lain yang mengetahui isi hatinya dan ia segera menoleh ke sekelilingnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Wajah Seokjin bersemu merah seolah ada orang lain yang mengetahui isi hatinya dan ia segera menoleh ke sekelilingnya. Tidak ada yang tahu kalau Kim Jungkook, orang yang ia sebut pangeran dari Departemen Holtikultura itu sering berada di tempat ini, selain di ruang penelitiannya.

Ketika pertama kali melihatnya di Hwaniwon, rasanya seolah ada cahaya yang bersinar dari balik punggung orang itu. Sejak saat itu, Seokjin kadang-kadang melirik Hwaniwon di waktu-waktu seperti ini, saat matahari mulai meninggalkan bukit itu.

Entah apakah karena hujan, Seokjin tidak bisa menemukan jejak keberadaan pangerannya itu dan ia mengembuskan napas kecewa. Baru saja ia hendak membalikkan badannya ketika sekilas matanya menangkap bayangan seseorang di salah satu sisi bukit itu. Jelas orang itu bukan pangerannya. Orang itu dengan bodohnya menginjak-injak padang bunga itu. Kalau seperti itu terus, bisa-bisa kuncup bunga corydalis dan katakuri yang akan mengubah bukit ini menjadi warna ungu akan mati sebelum berkembang.

How To Be Yours | TAEJIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang