3. Awal Kemenangan

3.1K 295 98
                                    

Soojin yang menyadari bahwa kakak-nya sedang sangat marah dan bisa meledak sewaktu-waktu akhirnya bertekad untuk tidak membuat masalah lagi dalam waktu dekat. Oleh karena itu, ketika menerima sebuah telepon dari seseorang yang tidak ia kenal pun, ia berusaha mengendalikan dirinya sebaik mungkin. Namun, akhirnya ia menyerah setelah mendengar bujuk rayu yang tanpa henti dan tutur kata yang penuh sopan santun. Tidak, sebenarnya ia hanya tidak bisa menahan rasa penasarannya yang begitu besar. Kalau Seokjin Oppa sudah pernah bertemu dengan pria itu, berarti tidak masalah juga kalau aku bertemu dengannya, begitu pikir Soojin. Meskipun ia merasa bersalah pada kakaknya, sepertinya tidak apa-apa jika ia hanya bertemu sebentar dengan pria itu dan mendengar penjelasannya. Ia memiliki prinsip bahwa jika kesempatan yang ada di dunia ini tidak dimulai dan dicoba, maka akan berlalu begitu saja seperti waktu-waktu yang lain.

Akan tetapi, Soojin sempat tertegun ragu di depan gedung kantor pusat Yeontan Grup yang terbuat dari kaca dan bersinar menyilaukan matanya.

Jadi, orang yang memasang iklan itu adalah orang dari Yeontan Grup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jadi, orang yang memasang iklan itu adalah orang dari Yeontan Grup. Mungkin saja ini memang kesempatan baik baginya, pikir Soojin.

Atau bisa saja ini menjadi jebakan baginya, seperti ucapan kakaknya.

Soojin berjalan ke meja resepsionis tempat namanya sudah tertera dan ia langsung menaiki lift menuju ke ruang rapat yang berada di lantai 48. la memandang ke ruangan bergaya mewah di sekelilingnya dengan kagum. Meskipun pemandangan di sekitarnya menciutkan nyali seorang Soojin yang baru berumur 20 tahun, Soojin tetap berusaha untuk menegakkan pundaknya. Selalu bersikap tegar. Itu pesan kakaknya. la tinggal bertiga saja dengan kakaknya dan Soobin sejak ia berumur enam tahun. Sejak saat itu, kakak-nya yang menjadi orangtua, koki, dan pelindung mereka. Karena kakak-nya selalu menyuruhnya untuk selalu tegar, ia tidak punya alasan untuk tidak bersikap seperti itu. Seandainya saja ia tidak mengirimkan CV palsu itu, ia pasti bisa bersikap lebih tegar dan berani lagi. Meskipun demikian, Soojin berusaha keras untuk tetap tenang dan berani di situasi ini.

Dua orang pria kemudian berjalan menghampiri Soojin yang berdiri menunggu dengan sebuah meja besar terletak di depannya. Di mata Soojin yang biasanya sangat selektif dalam menilai pria, keduanya terlihat sangat memesona. Seorang pria yang berdiri di salah satu sisi meja itu jelas seorang berdarah campuran dengan wajah yang sangat tampan dan senyum ceria. Sementara, seorang pria berbadan tegap yang berdiri di sisi tengah meja terlihat tanpa ekspresi namun mempunyai karisma tersendiri yang mampu mengalihkan perhatian orang di sekelilingnya. Soojin bergidik ngeri. membayangkan pria menyeramkan itu hampir saja menjadi suaminya. Ternyata kali ini pun ucapan kakaknya benar. Pria ini memang bukan pria sembarangan yang bisa ia tangani.

"Halo."

"Soojin-ssi, kau yang mengirimkan dokumen ini, kan?"

Pria berdarah campuran yang penampilannya terlihat lembut itu ternyata juga memiliki suara yang enak didengar. Sementara, pria satunya lagi yang memperhatikan Soojin dari ujung kepala sampai ujung kaki, sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda kehangatan.

How To Be Yours | TAEJIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang