CHAPTER 2

539 38 3
                                    

Pagi ini, tepat pukul 07:30 WIB. Mereka harus tetap berdiri dilapangan. Mereka tidak dihukum, melainkan dipinta untuk berkumpul dilapangan. Harus berdiri dibawah teriknya sinar matahari sambil menunggu pengumuman dari pak kepala sekolah padahal ini hari sabtu, bukankah itu melelahkan?.

“Yaelah, cepet apa.” keluh Zico.

“Lu ya, Co. Kerjaannya ngeluh mulu!.” sahut Sabrina kesal. Apakah Zico tak melihat wajah Sabrina yang sudah dihiasi oleh keringat?.

“YA PERHATIAN SEMUA.” akhirnya, Kepala Sekolah itu mulai berbicara setelah mereka harus menunggu sekitar 15 menit dilapangan yang disinari panasnya sinar matahari.

“Ngomong doang lama banget.” gerutu Rendy. Teman - temannya mengangguk setuju untuk itu.

“PEMGUMUMAN UNTUK KELAS 10 dan 11.” Kepala Sekolah itu menatap anak kelas 10 dan 11 bergantian.

“MULAI HARI SENIN BESOK, KALIAN LIBUR! DIKARENAKAN KELAS 12 YANG HARUS UJIAN. KALIAN MASUK LAGI SENIN DEPAN, PAHAM?.” lanjutnya dengan tegas.

Kelas 10 dan 11 menatap bahagia Kepala Sekolahnya, “Engga sia - sia gua baris.” gumam Sabrina bangga.

“Yess, liburr.” senang Gita, itu sudah pasti tak bisa ditutupi olehnya— bahkan mereka.

“DAN SEKARANG KALIAN BOLEH MASUK KELAS.”

Seketika semua berhamburan ke dalam kelas mereka masing masing, walau ada yang bolos.

• • •

Tak lama mereka mengistirahatkan tubuh, guru pelajaran matematika yang terkanal killer masuk. Kelas yang ramai setika menjadi sunyi, tak ada yang berani berbicara.

“Pagi anak - anak.” sapa Guru itu yang baru memasuki kelas.

Serempak, semua menjawab, “Pagi, Bu!.”

“Yaelah, segala masuk lagi tu guru.” keluh Zico, suaranya terlalu keras untuk mengeluh.

“NGOMONG APA KAMU, ZICO?!.” suara tinggi Guru itu, membuat Zico duduk dengan tegap,

“Engga, Bu.” elak Zico. Jantungnya menjadi tak stabil, dia panik. Batinnya padahal sedang menggerutu, 'denger aje entu guru'.

“Yasudah, sekarang kalian semua kerjakan soal hal 94-95, pakai cara. DIKUMPULKAN!.” ucap Guru itu dengan menekan kata 'dikumpulkan'.

“Gila, banyak banget. Udah tau gua engga ngerti.” curhat Gita pada dirinya sendiri.

“Yeh, emang lu doang? Nyontek aja, gampang.” Sabrina dengan santai.

“OH IYA, TIDAK BOLEH MENYONTEK! JIKA TERLIHAT JAWABAN KALIAN SAMA PERSIS, IBU HUKUM.” lanjut Guru itu seakan mendengar suara Sabrina dibarisan belakang sana.

Hal ini membuat Sabrina mengumpat. Dia menyesal menyebut kata keramat dipelajaran Matematika ini.

Setelah dua jam berlangsung, akhirnya, jam mengajar dia selesai.

“...Ya, silahkan kumpulkan.” pinta guru itu. Setelah itu dia membereskan barang - barangnya.

“Eh, gua belum lagi.” gumam Rendy. “Nyontek dong, Pit!.” rengek Rendy pada David yang berada disampingnya.

Zico yang berada didepannya mengelus dadanya sendiri, “Huh, untung gua udah.” lalu dia berdiri, beranjak jalan kedepan.

“Engga ada contek - contekan! Ntar kalo ketahuan gua juga kena.” jawab David sebelum pergi meninggalkan Rendy seorang ~

“Tau, ah. Gua ngasal aja.” monolog Rendy, dan mulai menggerakkan tangannya semaunya.

“Lagi si ya, B.Indonesia disuruh ngarang malah mikir. Ini MTK, disuruh mikir malah ngarang. Dasar gua.” lanjutnya setelah selesai mengisi asal soal.

• • •

Jam menunjukan pukul 13:30 WIB dimana waktunya jam pulang berbunyi.

“Eh, kita jalan - jalan, kuy? Mumpung libur.” ajak Rendy ditengah jalan menuju parkiran.

“Boleh juga, tuh.” sahut Gita cepat.

“Yaudah, kita ngomongin di rumah di gua aja. Jam 15:30, gimana?.” saran David.

Dan semua, hanya mengangguk sebagai jawaban.

• • •

Mereka semua sudah kumpul dirumah David tepat waktu. Walau di real life, dalam sebuah pertemanan, pasti ada anak tidak tau diri yang kalau datang tidak ngotak. Janjian jam 15:30, dia datang jam 21:00.

“...Tapi, tenda mah ada, kan?.” tanya David.

“Gua ada yang kecil.” jawab Gita seadanya.

Rendy menoleh, “cukup buat lu sama si Sabrina kan?.” tanya Rendy.

Gita mengangguk, sebagai jawaban.

David mulai menulis rancangannya. “Berarti hari Senin kita berangkat jam 07:00 WIB, ya?."

Semua mengangguk, “Yaudah, gua sekarang pulang, ya? Mau siap - siap, gua lupa itu tenda dimana.” pamit Gita sambil beranjak pergi.

Seperti pepatah, pulang satu, pulang semua.

Kepamitan Gita, membuat mereka bubar. Pulang kerumah masing - masing. Dan saatnya meramaikan grub Squad Serigala Biru.

Squad Serigala Biru

AnggitaOktaviani
Eh kalian pada bawa apa aja?

DavidMaulana
Kan gua udah list itu

SutanZico
Eh, btw kita berkemah kemana? Lupa gua asli

RendyJuliansyah
Yeuh pikun, hutan kapet, Co.

SutanZico
Yehh, namanya juga lupa, Ngo. Btw thx.

• • •

Pagi harinya mereka sudah membicarakan lagi soal besok. Mereka memberi tugas masing masing untung disana.

Seperti biasa mereka berkumpul dirumah David. Rumah David sepi karna ayahnya selalu kerja walau ibu dan adiknya ada di rumah, tapi tak mungkin dapat meramaikan rumah david yang besar itu.

“...Eh, nanti gua nyediain 3 handycam, ya? Beberapa kalian ada yang pegang itu handycam, rekam dimana pun itu. Kan siapa tau ada kejadian seru.” pinta Rendy.

“Iya - iya. Kasian gua sama lu, pengen banget vidionya viral." sindir Brylian terang - terangan. Membuat Rendy menatap tajam kang sindir ini.

• • •

sudah revisi, ya~

Petualangan Sahabat 'Mistis' 1&2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang