Playing again?

1K 94 5
                                    

Jangan lupa Vote






Udah?








Thanks

Aku menuruti keinginannya dengan mendekatkan kepalaku padanya. "Aku tahu kau tahu segalanya. Jadi aku tidak perlu memberitahu padamu bahwa aku menginginkan mu........ dan aku akan

Mendapatkan mu lagi"

*❤️*

Kalian pasti sudah bisa menebak ekspresi wajahku sekarang. Aku takut. Dimana Jun sekarang. Aku tidak akan selamat dari Joshua!
"Hahaha bercanda mu tidak lucu tahu! Jangan berkata seperti itu,hal itu bahkan sudah lama berlalu"kataku sambil tertawa canggung. Joshua hanya tersenyum sambil meminum wine yang ia pesan. "Apa dulu aku pernah bercanda dengan perkataan ku YN? Kurasa aku selalu serius sebelumnya"katanya sambil menatapku dengan senyum tipis yang dulu pernah mencuri perhatianku. Aku hanya membalasnya dengan senyuman canggung dan memilih untuk menundukkan kepalaku.

"Bagaimana sekolahmu"tanyanya. Akhirnya topik pembicaraan konyol itu teralihkan. "Baik. Aku mendapatkan banyak teman baru, aku juga selalu bisa mengikuti pelajaran dengan baik"kataku sambil tersenyum. "Ralat. Bukan teman melainkan mainan"katanya sambil tersenyum kearah ku. Tidak. Itu bukan senyum manis seperti sebelumnya, tapi bukan juga senyum merendahkan. Aku tidak tahu harus menyebut senyum itu apa.

"Beberapa banyak mainan mu selama disini"tanyanya. Pertanyaan macam apa ini! "Aku tidak memiliki mainan lagi"kataku sambil menunduk. Sedetik kemudian aku dapat mendengar kekehan dari mulut Joshua. "Jawaban macam apa itu emm. Aku tahu kau tidak bisa berhenti, jadi aku tanya, berapa banyak mainan mu YN"katanya dengan nada menekan diakhir. "Em-empat. Mainan ku ada empat"kataku pelan. Joshua tersenyum mendengar perkataan ku, lalu dia mengusap kepalaku dengan sayang, mungkin. "Tidak apa. Aku tahu kau tidak menginginkan ini terjadi. Tapi kurasa yang benar ada enam bukan empat"katanya sambil mencubit pipi kiri ku. "Kau tidak menghitung pria bernama Hyunjin dan Jungkook itu"katanya. Bodoh! Bagaimana dia bisa tahu! Aku menatap mata Joshua dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. Sekarang aku bingung dan juga takut. "Ba-bagaimana kau tahu soal mereka. Ka-kau masih mengikutiku"tanyaku dengan hati hati. Joshua tersenyum lalu bangkit dari duduknya. Dia menyodorkan tangannya padaku. "Mau jalan jalan dulu"tanyanya. Aku menatap mata itu, tatapan itu adalah tatapan yang selalu kurindukan. Aku meraih tangan Joshua dengan senang hati, entahlah tatapan itu selalu bisa membius ku.

Skip

Sekarang aku dan Joshua sudah sampai di sungai Han. Pemandangan indah dengan orang yang spesial pula bagiku. Tidak. Jangan marah, bagaimanapun Joshua pernah mengisi hati dan hari hariku.

"Pemandangan yang indah"katanya sambil menatap lurus ke depan. "Aku jadi mengingat saat saat dulu kita sering berkeliling kota bersama. Kau juga mengakui semuanya disana"katanya sambil menunduk, tapi aku masih bisa melihatnya tersenyum, entahlah, itu terlihat seperti senyum miris. Aku memberanikan diriku untuk menyentuh lengannya. "Maaf"kataku dengan mata berkaca-kaca. "Gara gara aku kau tersakiti. Aku mudah berpaling dan mencari kebahagiaan baru"kataku dengan sedikit isakkan. "Hiks aku. Aku bukan wanita yang cocok untuk mu Joshua. Kau terlalu sempurna untukku"kataku sambil menatap matanya. Joshua menggelengkan kepalanya lalu menangkup kedua pipiku. "Tidak. Jangan katakan itu. Bukan salahmu jika hatimu sudah tidak menginginkan diriku. Aku sadar perasaan itu bukan cinta, tapi aku terus berusaha mendapatkanmu. Maaf karena aku juga egois, hanya saja aku juga sama sepertimu. Aku tidak bisa berhenti YN"katanya dengan tatapan lirih. "Aku menghabiskan waktuku hanya untuk memikirkan bagaimana keadaan mu sekarang dan siapa yang menjadi pengisi harimu sekarang. Disekolah pun aku tidak pernah memandang gadis lain. Yang ada dipikiran ku hanya gadis manisku yaitu dirimu"katanya. Hati ku hancur sekarang, apa sejauh itu perasaannya. "Kau bisa bilang aku terobsesi padamu karena itu memang kenyataannya. Aku sadar itu, dan aku ingin mengubahnya. Aku tahu kau menderita"katanya sambil mengelus pipiku. "Jadi izinkan aku mengubahnya, dan kembalilah kedalam pelukanku"katanya sambil membawaku kedalam pelukannya. Aku tidak bisa menolak Joshua, aku juga membalas pelukannya. "Tapi Daniel. Ada Daniel disini"kataku dengan isakkan. "Aku tahu, aku yang akan mengurusnya"katanya sambil mengusap punggungku.

Boleh jujur? Aku nyaman

"Aku tahu kau suka pria itu kan"pertanyaan Joshua membuatku membeku. Joshua melepaskan pelukannya lalu menatapku. "Aku tidak menyalahkan dirimu karena itu, tapi kau tahu kan bahwa Hyunjin tidak akan sanggup menghadapi Daniel. Jadi lupakan perasaan yang tidak jelas kau ketahui perasaan apa itu dan fokus padaku"Kenapa aku merasa tidak terima Joshua berkata seperti itu, walaupun aku tidak tahu siapa yang dia bicarakan. "Hyunjin pria naif YN. Dia tidak akan bisa melawan Daniel" Benarkan, dia membahas Hyunjin. "Emmm aku tahu. Aku tidak ingin ada orang lain yang berakhir seperti Jinwoo" Aku menunduk setelah mengatakan itu. Ada perasaan tidak rela saat aku mengucapkannya.

"Berhenti plin plan mulai sekarang. Aku tidak ingin kejadian yang pernah terjadi dulu terulang lagi. Aku muak melihat dirimu menghabiskan waktu dengan pria bajingan bersama Daniel itu"kata Joshua dengan ekspresi tidak suka. Aku tersenyum mendengarnya, setidaknya sikap posesif miliknya selalu bisa membuatku merasa berarti.

"Terimakasih oppa"kataku sambil menahan tangis. Joshua yang melihat itu hanya tersenyum sambil mengusap pipiku. "Aku suka kau memanggilku dengan sebutan itu. Aku mohon jika Tuhan berkata bahwa kau bukan milikku, kau tetap akan memanggil ku seperti ini"katanya. Aku dapat melihat matanya berair. "Aku sadar YN. Aku mungkin bukan jodohmu, tapi aku ingin melawan takdir sekali lagi dan mendapatkan mu"katanya sambil menatapku. Aku sadar Joshua egois, tapi percayalah di kehidupan selanjutnya aku ingin bersamanya. Aku tersenyum dan mengangguk. "Jika pun aku bukan jodohmu di kehidupan ini, aku akan bersamamu di kehidupan selanjutnya"kataku dengan senyum lebar. Aku percaya Tuhan mendengarkan perkataan ku. Dia pria yang terlalu sempurna untukku sia-siakan. Setidaknya ada hal menyenangkan dan berharga dihidupku karena orang orang seperti Joshua disisi ku.

"Hahaha kau semakin menggemaskan. Aku jadi semakin tidak bisa menjauhimu"katanya sambil mencium pipiku berulangkali.




Tunggu










CIUM!






Pipiku memanas karena perlakuan Joshua padaku. Aku tidak pernah menduga hal ini!
"Hahaha kenapa? Apa aku membuat dirimu salah tingkah"katanya sambil mencolek daguku. Aku salah jika berpikir bertemu dengannya adalah masalah. Dia membuatku bahagia. Terimakasih karena telah kembali ke hidupku Joshua.

Saat aku dan Joshua sedang menghabiskan waktu bersama tiba tiba ponsel Joshua berdering. "Sebentar, Mingyu menelfon ku"Katanya sambil mengangkat telepon dari Mingyu. Dia mengganggu saja!

"Halo Joshua, apa kau dan YN masih lama berkencan? Aku dan yang lainnya menunggu kalian"suara Mingyu dari ujung sana membuat aku dan Joshua tertawa. "Hahaha aku dan dia akan kembali sebentar lagi. Kalian jangan mengganggu kencang kami"kata Joshua sambil mengedipkan matanya kearah ku. Seketika pipiku memanas karena perlakuan Joshua. "Dasar menyebalkan"ucapku pelan, tapi Joshua masih bisa mendengarnya. "Tapi aku tampan"bisiknya sambil mengecup pipiku. "Hei apa yang sedang kalian lakukan. Cepat pulang"Aku rasa itu suara Jisoo. Kenapa mereka senang mengganggu ku sih!

YN POV end

Disisi lain Hyunjin sedang menatap gadis yang dirinya cintai bersama pria lain. "Hah.. aku harusnya sadar kalau YN tidak mungkin mencintaiku" katanya sambil menatap miris. Terlalu menyakitkan untuk melihat orang yang kita cintai bersama pria lain bukan?

Hyunjin POV

Bodoh. Aku tidak seharusnya menganggap YN mencintaiku juga. Lihat, dia bahkan tidak marah saat pria itu menciumnya. Apa dia pria dari masa lalu YN? Kenapa mereka terlihat sangat dekat? Apa aku yang terlalu banyak berharap akan suatu hal yang mustahil? Seburuk itukah diriku sehingga tidak ada yang mencintaiku? Aku kira dia akan membuatku bahagia. Tidak. YN memang membuatku bahagia, hanya saja aku yang banyak berharap. Apa Tuhan tidak menginginkan diriku bahagia? "Hyunjin bodoh. Kenapa kau berharap wanita sempurna seperti YN mau dengan pria bad boy seperti mu" kataku sambil tersenyum miris, dan melangkah pergi.

Untuk pertama kalinya aku tersakiti. Dia bukan Jungkook yang hanya dianggap teman oleh YN, aku tahu tatapan itu berbeda.

Seharusnya aku tidak berharap sejak awal.

Halo 😅 hehe pusing bacanya ya? Sorry kalo banyak kesalahannya 😣 aku lagi pusing sekarang. Mudah mudahan masih semangat buat nunggu up selanjutnya. Jangan lupa Vote ya 💕

Bad boy vs Bad girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang