Pass

543 35 17
                                    

He's a good man.

He's a strong man who I ever seen.

And he's man who I love the most

"Hei."


Jackson tersenyum memandang lelaki yang keluar dari pintu kedatangan, yang hampir menyeret ransel besarnya—hanya untuk memeluknya erat.

"I miss you," bisik lelaki itu membuat Jackson semakin menyusup pada pundaknya, hanya untuk menahan airmatanya.

"I miss you too," bisik Jackson hampir serak.

"Kau baik-baik saja?" Jackson melepaskan pelukannya dan mengusap wajah lelaki didepannya.

Dia tersenyum melihat rambut lelaki itu yang mulai panjang dan hampir berponi lebat. Dia mengusap lembut rambutnya. Membuat lelaki itu memejamkan matanya dan tersenyum.

"Kau suka warna rambut baruku?" Lelaki didepan Jackson membuka matanya.

"Kau tampak bukan seoran—Mark," Jackson menyalang saat Mark mencium bibirnya kilat.

"Commander."

Jackson dan Mark menoleh, lelaki yang baru saja datang dengan seragam lengkap tampak memberi hormat pada Mark.

"Hai." Sapa Mark lalu mengusap bahu lelaki yang masih menghadap Mark dan menurunkan tangannya.

"Please," kata Mark lalu menggedik pada ranselnya yang terbengkalai di lantai.

"Yes, Sir." Jawab lelaki itu lalu menarik ransel Mark dan didekapnya.

"Saya akan mengantar Anda untuk pulang," kata lelaki itu lalu memberi Mark—yang menggandeng Jackson—untuk berjalan dulu.


Mark memeluk bantal sambil memindah-pindah program televisi. Beberapa kali dia mengernyit seakan tidak paham dengan apa yang dilihatnya. Dia menyerah dan membiarkan kartun lawas diputar pada salah satu televisi.

"Merasa sangat kuno karena terlalu lama di perbatasan?"

Mark menoleh, senyumannya mengembang saat Jackson datang dengan dua mug yang mengepul. Dia sedikit menggeser duduknya dan memberi Jackson ruang tepat disebelahnya. Dia memeluk Jackson dan menyusup pada bahu Jackson setelah lelakinya meletakan mug didepannya.

"Kau benar-benar tidak memiliki luka baru?" tanya Jackson melirik Mark yang menyusup dibelakangnya.

Lelaki itu hanya menggerung pelan.

"Kau sudah melihatnya tadi. Bahkan setiap inchi." Mark menyeringai, membuat Jackson gemas untuk mencubit pipinya.

Jackson mengertakan tangan Mark dan membiarkan Mark semakin lama semakin menyusup dilehernya. Mereka berdua selalu terpisah jauh, dan hanya ada waktu singkat untuk bertemu.

"Rambutmu sangat panjang," kekeh Jackson sambil menyibak rambut Mark dengan jari-jarinya.

"Apa yang kau harapan dari seorang intelijen?" Mark menegakan kepalanya tapi menarik Jackson untuk semakin didekapnya.

"Berambut pendek seperti pasukan pada umumnya?" kekeh Mark dan Jackson hanya menyeringai.

Jackson mengambil mugnya dan menyesap coklat hangatnya. Mark hanya memandangnya lama—sangat lama—seakan dia menghitung jumlah pori-pori Jackson. Lalu tersenyum tipis dan mencium pipi Jackson sangat lama.

"Aku benar-benar merindukanmu," gumam Mark dengan manja.

Jackson hanya meliriknya, sambil meneguk coklatnya. Dia menghabiskan isinya dan kembali meletakannya dimeja. Mark tersenyum memandangnya saat dia kembali dalam dekapan Mark. Perlahan Mark menjilat sudut bibir Jackson.

Project  One-Shot Season 4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang