Bond

466 37 10
                                    

Mark melirik tangan yang memberinya ban-aid lalu dia mendongak dan melihat senyuman kecil dari anak laki-laki didepannya. Dia membaca nama yang tersembul dicoat biru lautnya. Jackson. Dia masih melirik anak yang masih berdiri didepannya.

"Kau terluka." Gumam anak itu pelan.

Mark hanya mengusap sudut bibirnya lalu berdiri sambil menyelampirkan tas ranselnya. Anak itu ikut menegakan badannya dan mundur beberapa langkah. Dia lebih pendek setengah meter dari Mark. Jackson tampak mendekap kembali plaster yang ditawarkan pada Mark.

"Kau. Jangan bermain disini. Bukan tempatmu," kata Mark lalu mendengus pelan, dan menggeleng.

Jackson menggigit-gigit bibir kecilnya dan sesekali melirik Mark.

"Wajahmu terluka." Jackson menunjuk wajah Mark dengan takut-takut.

Mark tampak menyalang memandangnya. Jackson hanya memandangi celana Mark yang beberapa tempatnya tampak robek—bukan karena tak sengaja—dan hoodie besar yang lusuh. Dia kembali mendongak pada Mark, lalu mengulurkan plesternya lagi.

"Pergilah." Kata Mark lalu berbalik dan meninggalkan Jackson.

Jackson menurunkan tangannya dan mengerjap memandang Mark yang tampak jalan terpincang. Dia tidak tahu apa yang terjadi pada lelaki yang lebih tua itu, tapi dia tahu Mark sedang terluka.

"Jackson!"

Jackson menoleh cepat. Dia tersenyum saat seseorang tampak mengerang berang padanya.

"Aku menjemputmu. Dan.. apa yang kau lakukan di gang ini?!" suara orang itu terdengar menggema saat dia berjalan menghampiri Jackson.

Jackson hanya menggeleng, "Aku hanya mengejar sesuatu."

Orang itu kembali berdecak lalu menggapai tangan Jackson dan menggandengnya pergi.

"Mom sudah meneleponku beberapa kali. Kau sangat bandel." Decak orang itu mengomel sepanjang jalan.

"Maafkan aku, Hyung." Gumam Jackson lalu merapat pada orang yang menggandengnya.

"Bagaimana bisa aku meninggalkanmu kalau kau seceroboh ini?" keluh orang itu sekali lagi dan membuat Jackson tersenyum lebar.

**

Jackson berusaha untuk tidak mencoba mengintip ke dalam gang yang selalu dia lewati sepulang sekolah. Meskipun dia mendengar suara gaduh dari dalam sana. Suara sesuatu dipukul dan terpukul membuat Jackson harus bertahan untuk tidak lari melihatnya. Hyung-nya akan menjemputnya lagi, dia akan terkena omelan sepanjang hari setelah itu.

"ARGH"

Jackson tersergap. Dia menoleh ke ujung gang dan terdengar suara rintihan semakin kencang. Dia menelan ludahnya dan berjalan cepat untuk sampai dibibir gang. Kakinya mengkaku saat melihat hampir belasan orang beradu jotos bahkan saling membanting. Dia mematung hingga salah satu dari mereka menoleh kearah Jackson dan menyalang.

"Hei!" teriak orang itu dan beberapa orang memandang ke arah Jackson.

Jackson tampak tersergap.

"Jangan sampai dia lari, dia bisa melaporkan kita pada polisi." Teriak salah satu diantara mereka.

Langkah kaki Jackson tampak berayun kebelakang dengan bergetar. Seseorang berlari kencang kearahnya dan mengangkat tangannya. Jackson memejamkan matanya dan tarikan keras juga menyakitkan hampir membuatnya berteriak. Dia terpelanting hingga membentur dinding gang. Nafasnya tersengal dan dia mencoba membuka matanya. Seseorang berdiri membelakanginya dan menghajar orang-orang yang menyerangnya. Jackson ingin berteriak tapi seseorang lagi datang. Dia terbelalak dua sosok yang hampir menyerupai monster saat membanting anak-anak itu.

Project  One-Shot Season 4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang