Namaku adalah Kaimytha Ar-Zeehlan. Panggil saja, Mytha. Aku gadis yang tidak cantik juga tidak jelek. Nanggung. Itu kata orang-orang disekitarku. Tapi aku sangat bersyukur, yang terpenting aku masih punya muka. Dari pada orang yang cantik, tapi tidak punya muka.
Menurutku cantik itu relatif, dan berbeda. Tidak harus menjadi seperti itu dan ini. Dan cantik yang sesungguhnya ada dalam diri kita, yaitu hati. Hati yang baik berarti cantik. Dan aku sedang berusaha merawat hatiku agar menjadi cantik.
Usiaku sekarang genap 15 tahun, dan aku masih belum melupakanmu. Sulit memang.
Namun sedang ku coba, siapa tau berhasil.
Sayangnya kecanduanku mengalahkan ego ku untuk melupakanmu."Hayoo! Gambar apa tuh!"
Suara Sandrika mengagetkanku.
"Ih San! Ngagetin aja!" Aku dengan gesit meremas kertas gambarku dan ku buang ke sembarang tempat.
"Hayoo!"
"Paan sih San! orang Aku lagi gambar muka kamu! Kamu ngagetin aku, terus nyoret dan jadinya jelek, yaudah Aku buang!"
"Dih! Kamu makin hari makin aneh deh!"
"Perasaan Kamu aja!"
"Eh eh Myth! Katanya Kamu janji mau curhat sama Aku gimana?"
"Belum siap San, menurutku ini rahasia gede!"
"Lah kan salah Kamu juga, pake ngode soal masalah hati, padahal Kamu tau Aku orangnya kepoan sama berita baru, Cepet cerita gih!" Sandrika terkekeh.
"Dasar KEMAL, Kepo Maksimal!"
"Ayolah Myth! Plisss-"
TingTung
"Eh udah bel tuh San! Yuk balik kelas!"
"Yah Mytha mah gitu gak asik!"
"Yaudah insyaallah besok Aku cerita deh!"
"Ahh auah malez!"
Aku terkekeh.
Sandrika berjalan mendahuluiku. Lucu sekali jika dia sedang ngambek. Mukanya yang Manis dengan lesung pipinya akan terlihat begitu jelas, sangat imut.
Sandrika Elara, dia adalah sahabatku. Dia cantik dan manis. Tapi jangan heran, kisah cintanya tak kalah rumit dengan kisahku.Aku dan Sandrika menuju kelas dan mengikuti jam pelajaran sampai selesai. Pada akhirnya bel pulang berbunyi, Dan anak-anak berhamburan keluar kelas.
"Duluan ya San!"
"Ok! Hati-hati!" Sandrika melanjutkan pekerjaannya yang sedang kebagian jadwal piket.
"Siap!"
"Ayok Lin! Pulang!"
"Bentar dikit lagi!" Arlin masih sibuk membenahi buku-bukunya.
"Ayoklah Cepet!!"
"Ok-okee!"
"Ayokkk!!" Aku menarik baju Arlin dan membawanya keluar kelas.
"Idih! Gak sabaran si Mytha!"
"Nanti keburu dia pulang!"
"Heran kerjaannya Modus terus!"
"Ahh apalah dayaku hanya seorang pengagum rahasia syalala!" Aku mulai gila.
"Eh Myth! Tuh anaknya!" Arlin menyikut bahuku.
"Shutt! Ehem!" Aku segera memasang wajah stay calm. Tapi tidak dengan jantung sialanku, ia tidak santai, terus berdetak sangat kencang.
Aku menyikut bahu Arlin pelan, saat Orang tersebut lewat didepan kami. Bau Vanilla menguak memenuhi koridor sekolah. Aku sangat suka bau ini, rasanya membuatku nyaman bila berada di dekatnya.
"Wangi ya Myth! Sayang bukan tipeku!"
"Syukur deh! Emang dia ditakdirin sama Mytha seorang hahaha" Aku tertawa lirih seperti orang gila.
"Halu! Halu! Mau sampe kapan kamu nggak move on sama dia? Ini udah mau lulus loh Myth!"
Mendengar perkataan itu kakiku langsung melemah. Aku baru tersadar. Sekarang Aku kelas tiga SMP dan sebentar lagi Aku akan lulus. Aku tak yakin jika Nantinya Aku bisa satu sekolahan lagi dengannya. Lalu bagaimana dengan perasaan ini? Yang belum memulai apa-apa tapi sudah dipaksa berpisah.
Aku menepis jauh-jauh pikiranku yang kejauhan tentang itu."Bisa nggak sih nggak bahas itu dulu! Aku mau fokus belajar aja!"
"Fokus modus Kali!"
"Ih Arlin!" Aku memukul bahu Arlin pelan.
Arlin Riansyana Karlan. Dia cantik dan sedikit gendut, pipinya yang chubby membuat siapa saja gemas. Dia Adalah sahabat baikku. Dia adalah tetanggaku, sekaligus teman masa kecilku. Kami selalu satu sekolahan sampai sekarang, bahkan satu kelas pula. Dia adalah wadah curhatku. Apapun diantara kami sudah tidak ada yang namanya rahasia-rahasiaan. Jika ada yang mengganjal pasti langsung diceritakan. Seolah bibir kami gatal jika hanya memendam sesuatu sendirian.
"Dasar Nyonya Gatta! Nyonya Gatta! Semoga cepet jadian!"
"Aminn!"
Kami berdua terkekeh.
"Aku cerita soal Gatta gak ya sama Sandri?"
"Lah kenapa?"
"Dia mulai kepo! Dan Aku takut aja soalnya kan dia deket banget sama Myla!"
"Kamu tau kan Ar! Myla juga naksir sama Gatta, ya walaupun yang naksir itu Aku duluan!"
"Itu salah Kamu Myth! Coba dari awal Kamu langsung cerita ke kita-kita! Pasti suasananya gak bakal jadi gini!"
"Enak saja! Aku niatnya mau cerita waktu udah sadar, cuman nunggu waktu yang tepat, waktu Aku udah mantep eh, si Myla bilang dia naksir, yaudah Aku ngalah aja, lebih baik diam!" Aku tersenyum.
"Si Myla kan juga udah punya pacar Myth! Dia itu sekedar naksir cuma buat main-main aja, santai dong! Jangan diambil hati!"
"Iya juga sih!"
"Kalo Kamu pengen cerita soal Gatta sama Sandri cerita aja asal dia bisa pegang janji! Dari pada nanti dia ngasih tau ke geng kita kalau Kamu sekarang aneh, pasti nanti pada curiga!"
"Yaudah deh! Siap Bos!"
"Tos dulu dong!"
Kami pun tos dengan gaya ala-ala persahabatan kami.
"Eh Myth! Ada angkutan umum tuh!"
"Ah akhirnya! Capek nunggu dari tadi!
"Ayok Naik!"
Kami pun naik kedalam angkutan umum, Dan kembali berbincang panjang lebar kali tinggi. Dari curhat sampai berujung ngegibah.
Kami tau itu dosa. Tapi anehnya, mulut kami gatal jika tak melakukannya satu hari saja.
Silahkan hujat, kami ikhlas lahir batin. Supaya kita sama-sama dosa.Silahkan usap-usap dada anda, bila perlu istigfarlah. Karena ini adegan tidak untuk ditiru. Lebik baik di brantas saja!
•TBC•
Kasih kritik dan sarannya ya.
Semoga aja kalian kepo sama kelanjutan ceritanya hhe:DJangan lupa tinggalkan jejak guys.
26 Januari 2020

KAMU SEDANG MEMBACA
GERIMIS KALA SENYAP
Teen FictionIni hanya ceritaku yang mencintainya dengan sakit. Enggan melupakan, karena katanya berusaha melupakan lebih menyakitkan. Rasa yang tak pernah berujung. Berharap berakhir terbalaskan atau terlupakan. Namun keduanya tak kunjung di jawab oleh waktu. B...