Terkadang ketakutan itu dapat diubah menjadi kekuatan
-
Happy reading❤"Mama papa kami pulang" rachel dan william pun sampai dirumah mereka, saat sampai dirumah rachel segera pergi ke kamarnya setelah mengunci pintu dari dalam dan menjatuhkan tubuhnya ke kasur
Dia memejamkan matanya dan mengingat kejadian di sekolah tadi, detik detik dia membunuh seorang laki laki di sekolahnya dengan cara yang.... Bisa dibilang sadis?
Tok..Tok..
Suara pintu kamarnya berbunyi ada seseorang yang mengetuk pintunya, rachel masih berada dalam fikirannya dan mulai menangis sesenggukan, dia sangat tidak menyangka akan apa yang dilakukannya "kenapa harus seperti ini? Aku tidak melakukannya!" dia bergumam dan mulai menjambak rambutnya sendiri
Tok! Tok!
"Rachel bukalah pintunya,pintu ini kamu kunci dari dalam, kakak ingin bertanya kepadamu" terdengar suara william memanggilnya dari luar, rachel segera sadar dan berdiri untuk membuka pintu kamarnya
Saat pintu terbuka, terlihatlah kakaknya yang sedang tersenyum "Kakak ingin tanya tentang apa?" rachel bingung melihat sosok kakak angkatnya yang berada di depan pintu kamarnya sambil tersenyum "Bolehkah kakak masuk dahulu?" rachel mengangguk, mengiyakan pertanyaan kakaknya
William duduk di kasur rachel dan memulai pembicaraan "Apa kamu tahu mengenai kejadian hari ini..?"
Gleg..
Rachel menelan salivanya dengan susah payah, dia berkeringat dingin dan seluruh tubuhnya gemetar mengingat kejadian yang baru dialaminya, william yang melihatnya langsung menggenggam tangan rachel "Kamu kenapa? Apakah kamu tidak enak badan?"Rachel menutup matanya dan tersenyum "Tidak kakak, aku tidak mengetahuinya, owh iya ini aku sedang merasa tidak fit" william melihatnya dengan sorot khawatir dan keluar dari kamar rachel setelah berkata "Tunggulah disini"
Rachel duduk di kasur dan kembali ke fikirannya tentang kejadian itu...Lagi
"Apakah mayatnya telah ditemukan? Apakah kali ini pihak berwenang akan menangkapku? Akh! Tidak mungkin! Aku tidak mau tertangkap! Itu bukan salahku!!" didalam lubuk hatinya rachel berteriak histeris dan sangat ketakutan hingga wajahnya terlihag sangat pucat, tidak lama kemudian william memasuki kamar rachel dengan membawa kotak sejenis obat obatan beserta air putih, dia segera memberikannya kepada rachel, mnyuruhnya untuk meminum obat tersebutRachel yang melihat itu langsung meminum obatnya "terima kasih kak, terima kasih" william tersenyum karena adik angkatnya itu meminum obat tersebut, dia pun kembali membuka percakapan tentang topik yang belum selesai dibahas sebelumnya
"Tadi aku bersama teman teman melihat jasad itu secara langsung" tutur william dan duduk di kursi tempat adiknya biasa belajar, rachel yang mendengar itu membuatnya menperhatikan sang kakak "Lalu saat kami disana, orang yang membunuhnya menggunakan tali tambang sebagai bukti, sangat... Mengerikan"
Deg..Deg...Deg...
Detakan jantung rachel semakin cepat dia kehabisan kata kata untuk menyambung perkataan sang kakak "Sepertinya pembunuh laki laki itu merupakan pembunuh yang handal, kami tidak menemukan sidik jari, kami hanya menemukan jejaknya disana, lalu jejaknya berakhir sampai di parkiran sekolah" tutur kakaknya lagi
Rachel merasakan denyutan kepalanya semakin hebat, dia melihat kakaknya yang sedang berbicara dengan pandangan yang mulai buram, dan tiba tiba semuanya gelap
-
Rachel menutup pintunya dengan perlahan dan segera melilitkan tambang itu ke arah laki laki di depannya dan dan mengikatnya dengan sangat kuat "ekhh le-pas-kan ak-kuhh" laki laki itu mencoba melepaskan diri, sedangkan rachel memperkuat ikatan tambang itu ke lehernya "owh ya! Setelah kamu mencoba melecehkan saya!! Tidak akan saya lepaskan!!" rachel mengikatnya dengan sekuat tenaga hingga laki laki itu kehabisan nafas
Laki laki itu semakin melemah dan terbujur kaku ke lantai, lehernya luka dan berdarah, rachel melihat tangannya sambil termangu
"Huh...Hah...Huhhh...Hahh ternya-ta cu-mah mim-pi" Rachel terbangun dengan deru nafas yang memburu, kepalanya berdenyut sangat kuat dan membuat matanya berkunang kunang, rachel merasakan ada seseorang yang menggenggam tangan kanannya, dia segera menoleh dan mendapatkan kakaknya yang sedang melihatnya dengan khawatir
"Kamu mimpi apa sehingga terbangun seperti itu?" william mengusap lembut kepala rachel setelah membiarkan rachel membaringkan tubuhnya di kasur "Ah tidak,hanya bermimpi buruk" William tersenyum dan mencium kening adiknya "Baiklah, tidurlah kembali, nice dream" Rachel tersenyum dan memejamkan matanya, berharap mimpinya tidak buruk lagi..
Next ya:v
Janlup vote&komen
Membantu banget kalo yg udh vote dan komen
Happy reading ya❤✌️
KAMU SEDANG MEMBACA
~Angel with devil hearts~
Misteri / ThrillerBaiklah, mereka tidak menyangkanya, siapa yg berada di balik pembunuhan berantai itu, bukankah mereka telah menemukan ciri ciri seseorang yang melakukan pembunuhan itu? Ya mereka mengetahuinya, tapi mereka menginginkan agar dia berkata jujur kepada...