06 Pacaran

24.6K 404 2
                                    

---HappyReading---

Flashback

Niko masih mencengkram tangan Chen, tanpa memperdulikan orang-orang yang melihatnya dengan pandangan kagum, terpana, takut (muka Niko datar banget), menjijikan. Tapi Niko acuhkan, toh yang punya taman bukan bapaknya jadi nggak bisa berbuat sesuatu.... Hahaha. 

Chen hingga kini masih merasa tertekan dan takut akan perilaku Niko padanya. Ia masih mencerna apa yang dikatakan Niko saat kejadian tadi? Pacar?, bahkan terlihat peduli tidak, tapi sekarang? Cih, batin Chen sambil menundukkan kepala.

Saat mereka sampai diparkiran, Niko melepaskan cengkramannya dan menatap Chen sekilas hingga ia menyuruh Chen masuk mobil, tanpa banyak bertanya karena efek ketakutan, Chen hanya menurut dan masuk mobil. Kemudian mobil Niko pergi meninggalkan kawasan parkiran serta mendapat dengusan kasar dari Jian+Victor.

"Jian.. Kemana Niko membawa Chen?" tanya Liam memecahkan keheningan sambil melepaskan pegangannya ke Jian. Ia kemudian menatap Leo dan langsung melototkan bola mata.

Kenap tidak coba?, lihat sekarang Leo masih menggandeng tangan Victor dengan sangat kuat dan jangan lupakan tatapannya yang meminta untuk dipeluk erat agar ketakutannya hilang.

"Leo-ah?.... Sampai kapan lo mau gandeng lengan Victor?, liat Victor mulai sedikit merasa kesakitan!" bisiknya ke Leo, tapi masih di dengar Victor.

Seketika tangan Leo melepaskan tangan Victor dengan pandangan garangnya. Victor yang melihat hanya pura-pura menghilangkan bekas sentuhan Leo di lengannya. Kayak takut terkena kuman dari Leo.

"Lo ngambil kesempatan, ha?, maen pegang pegang tangan gue!! " teriak Leo sarkas, yang dihujat menatap tak percaya akan tindakan Leo.

"Hidih...gue ogah kalek, yang ada lo yang pegang pegang tangan gue, noh liat sekarang terdapat kuman nempel nih!!" teriaknya tak mau kalah.

"Kuman?, emang gue penyebar kuman?, jangan lebay deh lo!"

"Cih sekali kuman tetap kuman!" ucap Victor telak pada Leo. Leo hanya menggeram, dan ingin mengatainya balik sebelum ucapan Liam menghentikannya.

"Udah kalek, gue juga udah ngeliat pasangan saling bertengkar kayak kalean!" ucapnya yang hanya ditatap horor oleh keduanya.

'100%, 100%, 100%, gue kagak mau!!' batin Leo sambil muter bola mata malas.

"Lo mending balek deh?, orangtua lo pasti nyariin lo?" Leo sedikit menambahkan nada perintah di ucapanya.

"Jja beb kita pulang!" teriak Jian sambil ngegeret tangan Liam menuju mobilnya, seketika mobil melaju meninggalkan mereka hanya berdua saja.

"Cih dasar teman tak tau kata diuntung!" grutu Victor sambil menatap hilangnya mobil Jian. Tanpa memikirkan grutu dari Victor, Leo hendak berlalu meninggalkan Victor sebelum perkataan Victor menghentikan langkah Leo.

"Woi lo mau kemana?" teriak Victor sambil menatap punggung Leo yang membelakanginnya.

"Ya pulang lah bodoh!" jawabnya cuek langsung berjalan meninggalkan Victor dengan tatapan sulit diartikan.

Leo masih sibuk berjalan sendiri di jalanan kota seoul. Ia berkali kali menguap karna sumpah tubuh Leo sangat kecapekan, sebab dari tadi ia tidak melihat trasnsportasi lewat mengingat jam menunjukan pukul 21.30 dan ia hanya bermodalkan kaki untuk menuju rumahnya.

Ia terus berjalan mengacuhkan jalanan yang sekarang minim akan pencahayaan. Ia hanya menatap kosong jalanan, karna otaknya hanya memikirkan sampai rumah saja.

26 Permintaan🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang