Naskah “Tuan & perempuannya” adalah relevansi dari kehidupan sekarang. Dimana dizaman kita hidup sekarang ini, hubungan bebas antara sepasang manusia sudah marak-maraknya. Laki-laki dan perempuan sudah tidak takut dosa. Melainkan yang terpenting bagi mereka adalah selama bisa bersama, mereka akan melakukan apapun. Norma agama sudah diabaikan. Sedangkan pelanggaran norma etika selama bisa ditutupi, maka mereka akan terus melakukan apa yang mereka anggap tidak melanggar.
Naskah “Tuan & perempuannya” ditulis dari sudut pandang perempuan sebagai salah satu pelaku hubungan bebas. Naskah ini berisikan mengenai perempuan yang selalu identik dengan penyesalan perbuatan dosa yang telah ia lakukan secara sadar. Hubungan lama yang ia jalani bersama laki-laki pilihannya, telah mengantarkannya kepada perbuatan yang dibenci oleh manyarakat dan hina didepan Tuhan. Sementara apa yang telah perempuan korbankan, tidak selalu berbuah manis diakhir. Penyesalan tidak bisa mengembalikan apapun yang telah rusak.
Naskah ini memiliki alur cerita yang coba penulis jabarkan melalui senandika berikut hubungan lama - romantisme hubungan - perubahan sikap - mengeluh perubahan - perasaan ingin ditinggalkan - penyesalan - mengalah - pasrah.
Saya sebagai penulis berharap, setiap pembaca mampu menangkap maksud yang tersirat dari naskah ini. Kepada pembaca perempuan, semoga buku ini mampu mewakili setiap perasaan, kekecewaan, penyesalan dan ketidakberdayaan yang kalian rasakan. Kepada pembaca laki-laki, semoga melalui buku ini, kalian bisa mengetahui perempuanmu dari sisi lain. Syukur-syukur kalian paham, sebagai calon kepala rumah tangga, seyogyanya kalian menjaga perempuanmu dengan cara baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuan & perempuannya
Non-Fiction"Tuan, Berada dalam hubungan yang lama tidak menjamin hubungan yang baik. Setelah apa yang kita lakukan dimalam-malam kemarin, Engkau melihatku sebagai siapa sekarang ? Selayaknya perempuan utuh atau sekedar pelepas dahaga saja ?" ------- Senandika...