Menjadi bagian dari kaum mayoritas dizaman sekarang, menyisakan momok menakutkan tersendiri bagi sebagian kecil minoritas yang hidup dengan penyesalan.
Tidak banyak memang, mereka yang memilih menyerah. Berkawan sepi dan meninggalkan dunia yang tidak tahu mengapa ditinggal pergi. Karena alasan yang tidak perempuan ungkapkan, mampu menjadikan benci yang banyak disekitar kehidupannya.Tersisihkan, terpandang sebelah mata, terremehkan dan tak punya harga diri. Merasa paling hina didepan makhluk sejenisnya. Merasa paling berdosa dihadapan tuhan. Bahkan tak segan, pikiran menjual diri sering kali mampir biar sekalian ia hancur. Sehingga ia tidak perlu lagi menahan malu yang ditelan sendiri didepan perempuan suci dengan akhlak terjaga. Namun sayang, ia terlalu takut berkawan dengan dunia.
Sementara,
Menjadi bidadari surga adalah mimpi yang kian jauh untuk dicita-citakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuan & perempuannya
Non-Fiction"Tuan, Berada dalam hubungan yang lama tidak menjamin hubungan yang baik. Setelah apa yang kita lakukan dimalam-malam kemarin, Engkau melihatku sebagai siapa sekarang ? Selayaknya perempuan utuh atau sekedar pelepas dahaga saja ?" ------- Senandika...