Semua murid di SMA Gerhana berhambur keluar kelas karena bel pulang sudah berbunyi, ada yang langsung pulang dan ada juga yang menuju tempat ekskul nya untuk mengikuti ekskul mereka.
Keyana berjalan di koridor sekolah dengan lesu, ketiga sahabat nya itu sudah pulang lebih dulu karena tadi Keyana di suruh oleh bu Tuti untuk menemuinya sebentar.
Hari ini suasana hati nya tidak baik sejak semalam ayahnya menelfon. Bukan, bukan karena Keyana tidak suka ayahnya menelfon tetapi sifat ayahnya yang membuatnya tidak semangat hari ini.
"Lesu banget kaya kekurangan darah." Kata seseorang tiba tiba yang membuat ia tersadar dari lamunannya.
Keyana pun menoleh ke asal suara dan mendapati Nathan yang sedang berjalan disampingnya sambil menatap kedepan.Keyana hanya tersenyum samar merespon ucapan Nathan, bahkan senyumannya itu nyaris tak terlihat lalu gadis itu menunduk menatap langkah kakinya sambil terus berjalan.
Nathan yang bingung karena tidak mendapat jawaban apapun dari Keyana pun sontak menoleh kearah Keyana yang sedang menunduk.
'Lah, lagi ada masalah ya?' Nathan membatin sambil terus menatap Keyana yang sama sekali tidak berniat untuk merespon Nathan.
Tiba tiba Nathan menghentikan langkahnya dan mengeluarkan sesuatu dari saku hoodie berwarna hitamnya.
"Pulpen unyu lu nih, mau ga?" Nathan menunjukan pulpen itu kepada Keyana.
Mendengar perkataan Nathan, langkah Keyana pun ikut berhenti. Keyana baru ingat bahwa pulpennya itu masih ada di Nathan, ia pun lantas menoleh dan mengangguk cepat tanda bahwa ia ingin pulpennya segera kembali
"inget kan kalo ga gratis? Ikut gua." Tanpa menunggu jawaban Keyana, Nathan langsung menarik tangan gadis itu menuju ke parkiran.
Saat mereka sampai di parkiran pun Keyana ingin segera melayangkan protes kepada Nathan tetapi Nathan langsung memotongnya.
"Naik cepetan, takutnya keburu ujan." Nathan sudah berada di atas motor ninjanya dan memakai helmnya.
"Ih apaan sih Nath?! Mau kemana?" Tanya Keyana dengan nada kesal.
"Ikut aja sih elah, ga bakal gua culik kali. Udah mendung ini" Nathan menjawab di balik helm full face nya.
"Lebih baik gua suruh ikut gua atau lu joget joget di tengah lapangan?" Lanjut Nathan membuat Keyana terkejut.
Padahal Cuma gara gara pulpen tapi sekarang kenapa jadi Keyana yang susah. Dasar Nathan licik.
Dengan terpaksa, akhirnya Keyana menuruti kemauan Nathan dan naik keatas motor ninja milik laki laki itu sambil bibirnya yang masih mengerucut sebal.
Tak tahukah Nathan bahwa suasana hati Keyana hari ini sangat tidak baik.
Nathan pun menjalankan motornya, membelah jalan kota Bandung yang cukup ramai dan padat.
Pada saat lampu merah tanpa Keyana ketahui Nathan sedang memperhatikan wajah Keyana yang cemberut dari kaca spion.
Bahkan Nathan sendiri pun tidak menyadari bahwa lengkungan indah tercipta di bibirnya saat melihat wajah Keyana.
Untung Nathan memakai helm full face yang membuat wajah tersenyumnya tidak terlihat oleh Keyana.
***
Saat ini mereka sudah sampai di tempat tujuan Nathan. Nathan memarkirkan motornya di parkiran sebuah mall besar lalu ia turun dari motornya dan—
