Prolog

353 13 0
                                    

Bagaimana rasanya jika hari-harimu selalu diganggu soal pekerjaan bahkan merasakan tidak ada waktu untuk urusan di luar pekerjaan. Seakan-akan hidupmu berporos dengan bekerja. Apalagi di tuntut dan di tuntut untuk terlihat tampak sempurna. Bukankah itu sungguh menjengkelkan? Itulah pikir gadis yang sedang menghela napas dengan panjang. Berusia 27 tahun.

"Araaaaaa!'' seru sosok wanita berambut ikal memanggilnya dengan bergema. Ia berharap teriakannya dapat didengar olehnya. 

"Kemana kau Auristelle Arabella!'' teriaknya sekali lagi.

BRAK!

Suara dentuman pintu terdengar cukup keras. Membuat sang empunya terperanjat kaget sampai dirinya mengelus dada. 

"Arraaaa!'' teriaknya cukup keras. Membuat wanita yang dipanggilnya sontak membekap mulutnya. 

"Jangan berteriak Mona!'' hardiknya. 

"Huft!''

"Aku pikir kau kemana, aku sudah memanggilmu berkali-kali.''

"Habis dari rooftop.''

"Aku izin pergi, kekasihku sakit,'' ucapnya dengan raut muka bersalah. Sebab Mona seharusnya mengantarkan boss-nya pulang alih-alih meminta izin. 

Ara hanya mengangguk. "Sampaikan lekas sembuh untuknya.''

"Terima kasih Ara.'' Kemudian Mona meninggalkan Ara namun ia teringat sesuatu. 

"Ara!'' panggilnya. 

"Apalagi?'' 

"Langsung pulang, jangan mampir. Mommy menunggumu.''

Ara hanya mengacungkan jempolnya. Lalu berlalu pergi. 

Kemudian Ara masuk ke dalam ruangannya meraih tas tentengnya lalu meninggalkan ruangannya. Saat ini dirinya sedang free pemotretan. Yes, Ara bekerja sebagai model. Model papan atas. Maka dari itu dirinya diberikan ruangan sendiri. Ara berjalan keluar lebih tepatnya menuju taman. Ia memilih duduk lalu merogoh sebuah buku yang selalu dibawanya.Ara menulis untaian kata. Kali ini tanpa disadari jemarinya yang menggenggam pulpen tanpa sadar kini dirinya menulis tentang seorang lelaki yang selalu mengusik hari-harinya dan juga menambahkan masalah setiap hari dengan mengajak ribut. Meski, sekedar adu mulut menjadikan Ara wajib masuk kedaftar list catatan di diary-nya. 

Tidak lama hujan pun turun tak membuat Ara berkeinginan untuk berteduh dia bahkan merasakan senang.

Di tempat lain justru sebaliknya. Sosok pria berpostur tinggi tegap justru membenci hujan. Elvano takut kejadian di masa lalu terulang kembali yang mana mengalami kecelakaan pada saat sedang hujan deras. Bahkan ragu apakah ia akan menerobos disaat hujan mulai lebat itu. Walau pria itu meyakini bahwa dirinya tidak akan terkena hujan.

Tak sengaja ekor matany justru menangkap siluet seorang wanita yang sangat familiar sedang duduk di bawah rintikan hujan deras di bangku taman seorang diri. Elvano mengerut dahi atas tindakan  bodohnya melihat seorang model angkuh sampai merelakan diri untuk menerima guyuran hujan. Bukannya berteduh seperti orang pada umumnya melainkan bertahan dan duduk bersantai seakan hujan tak jadi hambatan baginya.

Elvano jadi penasaran rasa keinginan tahu yang besar pada dirinya membuat Elvano berinisiatif menghampiri untuk sekedar membully-nya. Elvano tersenyum miring hiburan sebelum pulang akan di mulai. 

Bahkan Elvano yang tak menyukai hujan sampai merelakan dirinya untuk menerobos guyuran hujan yang mana seluruh tubuhnya merasakan mati rasa oleh dinginnya akibat guyuran air hujan. Meski menggunakan sebuah payung tak menjamin dirinya tidak terkena air hujan.

Hingga jarak tak jauh darinya menjadikan El dengan mudah dapat melihat apa yang terjadi padanya. El yang mulanya ingin mencemooh seketika terkesiap melihat bahu bergetar menunjukan bahwa wanita tersebut sedang menangis.

Sehingga membuat El mengundurkan diri untuk membully-nya bahkan tergantikan rasa iba dan keinginan ingin membantunya. sebab Elvano tidak bisa melihat wanita menangis menjadikannya teringat sosok mommy tercintanya.

Elvano bimbang ia ingin berbalik dan meninggalakan wanita di depannya seorang diri atau membantunya? Mengingat wanita tersebut merupakan wanita yang sudah membuat dirinya meragukan pada sebuah perasaannya.

Bagi Elvano wanita di depannya sudah mengusik serta mengacaukan kehidupannya yang damai. Namun, di sisi lain Elvano tak tega. Sebab wanita di depannya memperlihatkan sisi lain  dari sosok tangguh berubah lemah.

Kelemahan darinya layaknya kerapuhan kapas melayang kemudian hinggap, Dan jika di terpa angin akan berterbangan kembali. Hingga jiwa seorang pria yang ingin melindungi wanita menguar di diri Elvano.

Ada keinginan untuk memayungkan agar tubuhnya tidak mengenai basahnya akibat air hujan. Bahkan tak segan memberikan dekapan hangat untuk memberikan ketenangan namun, semua hanya ilusi di pikiran. Elvano gengsi untuk melakukannya. Alhasil dirinya seperti ini tetap mencemoohnya.

"Oh jadi ini di balik sikap sombongmu."sarkas Elvano.

Auristelle Arabelle di sapa Ara yang mulanya sedang hikmat menangis terhenti akibat pendengarannya mendengar lontaran pedas dari seorang pria yang sangat di bencinya. Tanpa menoleh membalikkan badan Ara beranjak meninggalkan pria di belakangnya.

Elvano melanjutkan lontaran pedasnya pada Ara.

"Aku paham kau itu Rapuh, Hanya saja sikap bar-barmu sebagai kedok untuk menutupi kerapuhanmu!!."Ejeknya.

"Jangan sok tau!!!"Ketus Ara.

Lalu bergegas pergi meninggalkan pria yang menurutnya sedang mengajak ribut. Hari ini ia tak ingin meladeni atasannya yang abusrd. badan dan pikiran seakan sedang tidak selaras. Lelah sudah rasanya seakan tak ada cara untuk menghibur diri selain menangis sebagai solusi terkahir baginya.

"Your Fake Face is Perfect bitch!!"Geram El berteriak. Karena dirinya merasa terhina di abaikan.

"Damnt it!!" Ngapain coba pake hati sama wanita bar-bar untung aku tidak jadi memayunginya andaikan itu terjadi bisa tambah besar kepala dia smirk Elvano.

Kemudian Elvano dengan pakaian tak sepenuhnya basah kembali menuju bassemant untuk mengambil mobil miliknya.

Sementara Ara, dirinya bukanya kembali menuju bassemant untuk mengambil mobil ia lebih memilih menaiki Taxi untuk mengantarkan dirinya pulang.

"Kebanyakan seseorang hanya dapat melihat dari luar" Monolog Ara sembari menyeka air mata yang berjatuhan kembali.

Akankah dengan kejadian di Taman membuat kedepanya berubah!!??

Atau hanya sebuah kebetulan. Dan kembali dengan aura permusuhan!!??

▶️ Bagaimana jika takdir menyatukan kedua insan yang saling menyakiti, bersatu!!??

Atau

▶️ Menjadikan dua insan dengan jalan-nya masing-masing!!?

Aayookkk...yang penasaran langsung baca.

Hasil halu tingkat Awan. No plagiat no copy. Jika ada persamaan tempat dan nama mohon maaf. Terimakasih.

Imperfect Shield (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang