Tuan,
Silahkan, memandangku sebagai perempuan murahan. Tidak apa..
Kehormatanku sudah mati lama. Diriku saja tidak ada harganya. Diri ini lebih rendah dari perempuan yang berjoget ria dibawah lampu-lampu diskotik. Yang semakin menarik ketika cairan dari gelas cantik membasahi kedua dadanya.Silahkan menendangku sesuka hati, tuanku..
Orang kebanyakan akan percaya pada laki-laki baik sepertimu. Yang selalu menjaga perilakunya dalam berkehidupan sosial. Yang suka bercakap tentang wawasan dunia yang luas. Yang selalu dipercaya jika engkau akan menjadi kepala yang bijaksana.Mereka tidak akan melihatmu seperti mataku melihatmu.
Kau tetap bisa menjadi laki-laki baik.Aibmu, hanya akan menjadi rahasia kita. Jangan khawatir, tuanku.
Perempuan sepertiku pandai menyembunyikan.Aku tidak akan tega menghancurkan hidup yang engkau perjuangkan dengan keringat. Aku tidak akan tega memporak-porandakan bangunan mimpi yang engkau susun dimalam-malam kita. Aku tidak akan tega membiarkan engkau dihakimi bumi dan manusianya.
Aku akan mencoba bertahan menanggung semuanya.Biarlah aku hancur.
Karena dimana-mana, perempuanlah yang hancur karena kebodohan dan kelengahannya.Tuan,
Engkau pernah meminta pergi dan aku melarangnya.
Jika sekarang masih berkeinginan pergi, aku akan berusaha tidak melarangmu lagi.Masih belum ada ikatan resmi yang membelenggumu.
Pergilah..
Buat apa menahan, bila tidak ingin ditahan ?
Engkau pasti akan mendapatkan perempuan baik, jauh lebih segalanya dibandingku.
Ia dengan akhlak terjaga, baik budi pekertinya, halus tutur katanya, bijak perilakunya, memuliakan malu, serta memiliki kasih yang luar biasa kepadamu.Kalian akan berbahagia.
Aku yakin.Tuan,
Jangan pikirkan aku.Selama ini aku telah menjadi perempuan pemberani.
Kau tahu itu. Tidak apa jika akhirnya akan sendiri.Aku cuma takut tidak akan ada yang mau memberiku dunianya, tidak akan ada yang berkenan memungut sampah sepertiku ke kehidupannya, tidak akan ada yang memandangku sebagai perempuan utuh lagi.
Laki-laki bodoh mana yang mau menerima perempuan hina ?
Jika bisa, aku ingin bungkam mengenai hal ini selama apapun.
Namun jika sebaliknya, semoga aku mampu berdamai dengan ruang dan waktu dimasa depan.Doakan aku.
Ah, penyesalan memang selalu di akhir.
Lagi-lagi, aku tidak boleh egois.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuan & perempuannya
Non-Fiction"Tuan, Berada dalam hubungan yang lama tidak menjamin hubungan yang baik. Setelah apa yang kita lakukan dimalam-malam kemarin, Engkau melihatku sebagai siapa sekarang ? Selayaknya perempuan utuh atau sekedar pelepas dahaga saja ?" ----- Cerita ini...