♧ '𝟬𝟮

234 107 12
                                    

[𝚋𝚞𝚍𝚊𝚢𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚒𝚗𝚐𝚐𝚊𝚕𝚔𝚊𝚗 𝚓𝚎𝚓𝚊𝚔 𝚋𝚎𝚛𝚞𝚙𝚊 𝚟𝚘𝚝𝚎 𝚊𝚗𝚍 𝚌𝚘𝚖𝚖𝚎𝚗𝚝]

🌙✨

Akankah rasa ini dapat menemukan rumahnya kembali? Ataukah yang ditemuinya ternyata lara?

-STEFANYA CAROLINE-


🌕🌕🌕

Kringgg.... Kringggg

Bunyi alarm membuat Fanya mau tidak mau harus membuka matanya. Dengan nyawa yang masih setengah sadar,gadis itu melihat alarm yang terletak diatas nakas. Gadis tersebut menghela napas kasar, karena mendapati jam masih menunjukan pukul 05.40. 

Gadis tersebut berdiri, melangkah pergi untuk membuka balkon kamarnya. Setelah mendapatkan telfon dari ibunya, Fanya memilih untuk kembali pulang kerumahnya, lagi pula ia sedikit kesusahan apabila tinggal sendiri di apartemennya.

Ia memejamkan mata, merasakan hembusan angin yang menyejukan. Fanya tersenyum kecil saat melihat pemandangan didepannya, balkon Fanya sendiri tepat berada disebelah utara, sehingga ia dapat melihat secara langsung matahari terbit.

Tak ingin berlama-lama, Fanya kembali masuk kedalam kamarnya dan memilih untuk membersihkan tubuhnya dengan mandi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak ingin berlama-lama, Fanya kembali masuk kedalam kamarnya dan memilih untuk membersihkan tubuhnya dengan mandi.10 menit berlalu, Fanya sudah siap dengan seragam sekolahnya, ia mengecek kembali buku-buku sekolah yang harus ia bawa. Entah kesambet jamet mana, Fanya bisa se rajin ini, mulai dari bangun pagi, hingga mengecek kembali bukunya.

Setelah semuanya siap, Fanya turun kelantai dasar rumahnya.
Fanya hanya bisa tersenyum ketika beberapa pembantu rumah tangga menyapanya, kini ia beralih ke meja makan, meja makan yang cukup luas bahkan bisa dibilang sangat luas untuk sebuah keluarga kecil berisikan 3 orang. Meja tersebut hanya berisi makanan saja, tidak ada orang selain dirinya di meja makan ini.

Sudah sangat sering Fanya menghadapi kejadian seperti ini, makan sendirian tanpa hadirnya sesosok keluarga. Fanya sudah sangat paham dan pasrah dengan keadaan keluarganya yang rumpang ini, ia pun sadar bahwa ia sangat merindukan keluarganya yang dulu, keluarga yang harmonis seperti selayaknya.

Gadis tersebut tersenyum menyembunyikan kesedihan dan kekecewaannya, ia menghampiri salah satu orang yang ia anggap seperti keluarganya sendiri. Orang itu adalah Bi Minah, orang yang selalu ada untuk Fanya seperti ibu, selalu menolong Fanya saat kesulitan, dan orang yang selalu menguatkan Fanya dalam kondisi seperti ini.

"pagi Bi Minah, masak apa nih? kok kelihatannya enak banget, cacing-cacing diperut Fanya sampe demo ini" sapa Fanya hangat, Fanya memang anak yang sangat ramah kepada siapapun yang ia temui, saking ramahnya Fanya sering SKSD

T R O U B L E Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang