12. Jangan Tinggalkan Dia, Untuk Diriku

1.4K 101 13
                                    

Dua jam sudah Dania duduk memandangi aliran air sungai. Sebagian jilbabnya basah oleh airmata. Sesekali dia pejamkan matanya, menarik nafas dan menghembuskannya. Di tangannya sebuah buku bersampul merah terbuka. Garis wajahnya menggambarkan rasa lelah. Di ambilnya selembar kertas dari dalam tasnya. Tergugu dia membacanya.

Di hembuskan nafasnya pelan. Ujung matanya menangkap sosok pria berkacamata yang sejak dia keluar dari rumah sudah mengikutinya. Dan pria tersebut sedang memperhatikannya dari jarak sekitar 20 meter.

Di waktu yang sama, tempat yang berbeda, berjarak lima puluh kilometer dari sana, Aradea sedang memimpin jalannya rapat direksi. Wajahnya tidak seperti biasa, sesekali dia mengelap keringat yang membasahi keningnya. Berharap rapat ini segera selesai.
Dia harus mengesampingkan perasaannya yang sedang tidak menentu. Lima menit sebelum rapat dimulai, ada pesan masuk ke ponselnya.

"Ibu Dania keluar rumah. Menuju arah Bogor".
Dalam pesan tersebut terpampang foto wanita yang sudah berbulan-bulan menghindarinya.
Teringat bisikan Dania ketika terakhir kali mereka bertemu.
"Terima kasih sudah mencintai aku".
Senyum yang terlukis di wajahnya tidak pernah bisa menutupi luka di hatinya.
Wanita yang berusaha menutupi luka dengan tawanya. Wanita yang dia cintai di waktu yang salah. Dania yang selalu tersenyum, walau airmata sudah menggenangi pelupuk matanya. Aradea tak bisa menahan rasa rindunya.

Dia melihat ke arah Fitri, memberi kode agar fitri mendekatinya.

"Aku minta kopi". Dia berbisik ketika Fitri sudah ada di sebelahnya. Fitri mengerutkan keningnya. Kopi? Sejak kapan atasannya minta kopi di jam 10 pagi?. Dia mengangguk, dan tanpa menunggu lama secangkir kopi sudah ada di depan Aradea.

Sambil memperhatikan presentasi yang sedang di paparkan dia meneguk kopinya. Sejak mengenal Dania dia berusaha menjadi penikmat kopi hitam tanpa gula.
Karena Dania akan protes kalau dia menambahkan beberapa sendok gula di kopinya.
"Kopi itu memang pahit, kenapa harus di paksa menjadi manis?. Dania berkata ketika Aradea memasukan gula ke dalam kopinya.
Sesekali dia buka ponselnya. Dania masih duduk di sana. Tanpa berubah posisi. Dia melihat jam di pergelangan tangan kanannya, 10 menit lagi selesai.

"Fit, aku keluar ya, tolong urus meeting aku. Kamu sama Chandra". Aradea memberi instruksi pada sekretarisnya. Dia hanya menunjuk tas dan laptopnya, mengambil kunci mobil dan berjalan keluar ruangan.

"Bismillah ... semoga jalanan lancar". Aradea berguman. Sejenak memejamkan mata dan menghembuskan nafasnya.
Alunan suara Michael learn to rock menemaninya berkendara.

I won't forget the way you're kissing
The feeling's so strong were lasting for so long
But I'm not the man your heart is missing
That's why you go away I know...

Dania, tidak akan pernah hilang dari hatiku sosok kamu. Wanita yang kuat, tidak pernah menunjukan kelemahannya di depan orang lain. Kamu yang selalu menatapku dalam diam ketika aku marah. Hanya sekali dalam dua tahun hubungan kami dia marah dan menamparku. Saat itu aku berada dalam kungkungan ingin memasuki tubuhnya, dia menolak. Segala rayuan ku keluarkan untuk meluluhkan hatinya, dia tetap teguh pada pendiriannya.
Dalam kungkungan nafsu birahi yang tinggi kemarahanku memuncak, ku lemparkan segepok uang ke wajahnya. Dia hanya diam, menatapku dan "plak plak plak". Tiga kali dia menamparku, dengan wajah mendongak dia berkata, "tanpa kamu membayarku, aku sudah memberikan kepuasan batin buat kamu, karena aku cinta sama kamu. Kalau kamu merasa uang kamu bisa membayar cinta yang aku punya, kamu keliru. Kita pisah, kamu sudah merendahkan aku'. Lalu dia pergi meninggalkanku tanpa menoleh lagi.

Maafkan aku Dania, aku tidak bermaksud merendahkanmu. Aku terlalu emosi dalam nafsu birahiku.

Airmata mengalir di pipi Aradea, penyesalan yang tidak ada artinya lagi. Hanya karena tak bisa menahan nafsunya, dia menyakiti hati wanita yang tulus menyayangi dan mencintainya tanpa syarat apapun. Dania, nama yang tidak pernah bisa hilang.

It's a Life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang