Awal Kebahagiaan

69 10 1
                                    

Keyna yang tadinya sedang menyuap sesendok mie ayam ke dalam mulutnya tiba tiba tersedak dan batuk batuk mendengar ucapan Amanda yang menurut nya bagaikan mukjizat yang di turun kan Tuhan ke bumi, "Astaga lo seriusan Nda?"

"Iya" jawab Amanda santai dan kembali menatap ke dunia handphone nya.

"Terus lo terima tawaran nya Nda?" tanya Laura yang akhirnya membuka suara di sela sela kehebohan Keyna.

Keduanya menatap Amanda dengan tatapan mata tajam yang siap mendengar jawaban Amanda, namun  semuanya nihil. Amanda hanya mengidikkan bahu pertanda tidak tahu atas apa yang sedang mereka bicarakan.

"Lo santai banget si" oceh Keyna yang sudah tidak tahan melihat sikap teman nya satu ini.

"Lo yang kelebayan!" ucap Laura sambil memukul jidat nya Keyna. Keyna memang tidak tahan dengan sikapnya Amanda, begitu juga dengan Laura, namun Laura akan lebih tidak tahan dengan sikap rempong nya Keyna melebihi emak emak rumpi di komplek.

"Eh enak aja lo nampol jidat gue, kalau otak gue gesrek gimana, Ra gue tau lo sirik karna gue pinter"

"Dih pinter apanya, pinter ngebacot, ngerumpi, ngeghibah, ngehina, ngehalu, ngebet cogan, iya?" balas Laura bak seorang rapper dengan nada cepat tanpa nafas membuat Keyna dan Amanda berhasil terkagum dengan nya.

"Gue ga sebejad itu Lauraaa!" teriak Keyna membuat semua sepasang mata pengunjung kantin menatap nya bingung. Namun orang yang di teriak in nya sudah melarikan diri lolos dari hadapan Keyna yang sudah memasang wajah semarah marah nya. Sosok dua wanita itu memang seperti itu, namun Amanda tak mengubris pertengkaran mereka berdua, ia lebih memilih diam dan mencoba tidak perduli, karna nyatanya enggak akan di perdulikan.

Keduanya pergi meninggalkan Amanda yang masih duduk sendiri di kantin.
"Sendiri aja" ucap seseorang yang duduk tepat didepan Amanda.

Amanda tak menggubris perkataan orang tersebut, ia hanya melihat sekilas orang tersebut.

Angga hanya menghela nafas pasrah melihat gadis dihadapannya tersebut. Dingin banget, entah kapan gadis ini akan menghangat kepadanya.

"Gue cabut ya" ucap Amanda meninggalkan Angga.

Angga hanya menganggukkan kepalanya pertanda iya tak ketinggalan dengan senyuman manisnya yang membuat siapapun terpanah.

Amanda yang melihat senyum Angga, entah mengapa jantungnya berdegup dengan kencang. Ada apa ini?

"Gak, gak ini hanya senyuman biasa" batin Amanda.

Amanda menggelengkan kepalanya membuyarkan lamunannya, dan berlalu pergi meninggalkan Angga sendiri.

Angga menenggelamkan wajahnya di lipatan tangannya seraya menunggu bel masuk berbunyi.
"Ekhem!" Deheman seseorang yang terdengar oleh Angga.

Angga mengangkat kepalanya dan melihat si pelaku deheman tersebut. Angga mengernyitkan keningnya melihat seorang perempuan dihadapannya yang entah sejak kapan.

"Kenalin gue Laura Anjani, temennya Amanda" ucap Laura seraya tersenyum dan mengulurkan tangannya.

" Gue Angga, ada apa lo jumpai gue?" Balas Angga langsung to the point, namun Angga tidak membalas uluran tangan dari Laura tersebut.

"Cuman mau kenalan doang, emang enggak boleh?" Sinis Laura lalu duduk di hadapan Angga, Namun Angga hanya memasang wajah dingin yang dapat diartikan bahwa ia tidak tertarik berbicara dengan Laura.

"Lo aneh" Sambung Laura dengan mata yang masih menatap lurus hingga membuat Angga menatap nya.
Namun sedetik kemudian kedua mata lelaki itu berlalu menatap layar handphone nya.

Secret Admirer Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang