Laura

6 2 0
                                    

"Pantesan enggak mau gue ajak jalan" Ucap seseorang, dengan suara yang berasal tepat di depan pagar rumah Amanda.

Amanda yang tidak tahu sejak kapan orang tersebut berada dirumahnya ditambah ia tidak memberi kabar akan datang kerumahnya.

"Loh Adrian?" Sahut Amanda dengan nada keheranan, mungkin sedikit terkejut juga.

Adrian bangkit dari duduknya di motor miliknya, "gak usah terkejut gitu, Man"

Amanda diam, tak tahu harus apa, sekarang posisinya dia seperti seorang yang sedang ketahuan selingkuh oleh kekasihnya. Angga yang bingung dengan keadaan disekitarnya, lantas ia langsung bertanya.

"Maaf nih ya, maksud lo apa?" Tanya Angga kepada lelaki dihadapan Amanda.

Namun tak ada jawaban yang pantas, Adrian hanya tertawa remeh, membuat Angga faham dengan situasi sekarang.

Adrian menanggap dirinya yang mengajak Amanda jalan, namun faktanya dia hanya mengantar Amanda.

"Gue tahu, lo nuduh gue yang ngajak Amanda jalan kan? Lo salah besar! Kita hanya kebetulan ketemu di mall, gue hanya ngantar Amanda!" Angga menyeru untuk meluruskan kesalahpahaman Adrian.

"Kalau lo gak percaya, lo bisa tanya Amanda atau Keyna!" Lanjutnya.

Tak ada balasan dari Adrian, matanya yang awalnya melihat sekeliling, kini beralih menatap Angga dan Amanda.

"Iya, apa yang dikatakan Angga benar!" Jawab Amanda. "Lagian juga lo gak ada hak untuk ngelarang gue jalan dengan siapapun!" Lanjut Amanda dengan sarkas.

Adrian terdiam mendengar ucapan Amanda, ada benarnya menurutnya, mengapa ia egois melarang Amanda.

Adrian tak tahu harus apa, ia meninggalkan Amanda dan Angga yang masih diam ditempat tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Kini rasa canggung ditemani hembusan angin dan terik matahari menyelimuti kedua orang ini, Amanda dan Angga. Amanda yang enggan masuk kedalam rumahnya, dan Angga yang masih setia bertengger di motornya menunggu Amanda masuk kedalam rumah.

"Man" panggil Angga.

"Ya?" Sahut Amanda. Mungkin Angga harus bersyukur, kali ini ia tidak mendapatkan jawaban singkat nan dingin dari seorang Amanda Maroline, melainkan suara lembut layaknya perempuan pada umumnya.

"Hngg-anu, gue minta maaf soal tadi" ucap Angga gugup seraya menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Amanda mengerutkan keningnya yang langsung dipahami Angga, "soal Adrian-" ucap Angga terputus tatkala Amanda berucap "santai, gue gak ada apa-apa kok dengan, sekedar teman. Gak lebih!"

Kalian tahu, ada rasa lega di hati Angga kala mengetahui Amanda dan Adrian hanya sekedar teman, perlu ditegaskan, hanya sekedar teman. Bisa dibilang keadaan hati Angga saat ini seperti taman bunga.

Angga tersenyum manis mendengar ucapan Amanda, sedangkan Amanda entah mengapa ia merasa ada yang berdebar di dadanya saat melihat senyuman Angga, entahlah ia juga tak tahu mengapa sejak tadi, ia merasakan ada debaran di dadanya saat melihat senyum Angga.

***

Singkat cerita, setelah Angga dari rumah Amanda, ia tak langsung pulang kerumahnya melainkan singgah ke coffeshop langganannya.

Setelah mendapatkan pesanannya, Angga memilih duduk di dekat pintu masuk coffeshop tersebut, sembari memainkan ponselnya.

Menikmati iced americano yang menjadi menu favoritnya ditambah alunan musik dengan suara rendah membuat siapapun merasa lebih tenang.

Namun ketenangan tersebut tak berlangsung lama, ketika seorang gadis dengan rambut dicepol asal menarik kursi dihadapan Angga dan mendudukinya,

"Hai, gue duduk disini ya" katanya dengan ramah, seolah mereka saling mengenal dan sudah dekat.

Angga tak menjawab ucapan gadis tersebut, Angga menatap gadis tersebut dengan heran, gadis seusia dengannya, dan sepertinya ia tak asing, semacam pernah melihatnya.

Sepertinya gadis tersebut mengerti dengan raut wajah Angga, karena itu ia memperkenalkan dirinya "Laura Anjani 11 IPS 2, temannya Amanda dan juga Keyna." Senyuman Laura terukir kala ia memperkenalkan dirinya.

Manis, tapi masih manisan Amanda.

Angga hanya mengangguk kecil mengiyakan ucapan Laura, jujur Angga sedikit risih, tapi dia juga tidak enak jika melarang Laura duduk dihadapannya.

Diam menyelimuti keduanya, tak ada yang memulai percakapan, terutama Angga yang sama sekali tidak berbaur memulai percakapan, ia hanya fokus menatap layar handphone, men-scroll
twitter lebih menyenangkan daripada memulai percakapan dengan orang yang sama sekali belum ia kenal.

"Dari mana?" Tanya Laura yang memulai percakapan.

Angga yang awalnya menatap layar ponselnya, kini memandang sang pemilik suara, "dari rumah Amanda" jawabnya singkat dan kembali ke aktivitas sebelumnya.

"Ngapain?"

Angga menghela nafas pelan sebelum menjawab "apapun yang gue lakukan, ada hubungannya sama lo?"

Laura hanya tersenyum kecut mendengar jawaban dari Angga.
Harus sabar, masih permulaan. Batin Laura.

"Ya takutnya... Adrian marah, gitu" Lanjut Laura seraya mengelus tengkuknya.

Angga tersentak dengan ucapan Laura, apa maksudnya?

Ada sesuatu dengan Adrian dan Amanda?

Dari yang Angga lihat tadi, seperti Amanda dan Adrian tidak ada apa-apa, hanya sekedar teman pada umumnya.

Menurut dari Radika juga, mereka dulu rival, sebelum Adrian memutuskan pensiun menjadi bad boy sekolah.

"Mereka kelihatannya dekat ya?" Laura kembali berujar. "Lo ngerasa gak sih?" Lanjutnya.

Angga mulai panas, tapi ia mencoba menahannya, mencoba untuk tidak percaya dengan ucapan orang yang dihadapannya. Angga tahu apa yang dikatakan Laura, seolah-olah Laura sedang menjatuhkan Amanda. Tentu saja Angga tidak percaya, mana mungkin jika ia beneran teman Amanda menceritakan tentang temannya sendiri kepada orang lain? Jika beneran apa yang ia katakan, bukankah itu privasi Amanda?

Tentu saja Angga tidak mempercayai Laura, meskipun hatinya sedikit memanas.

"Apapun yang lo katakan, gak ada hubungannya dengan gue! Apapun yang Amanda lakukan terserah dia! Jadi, lo gak ada hak ikut campur!" Ucap Angga sarkas, sebelum ia meninggalkan Laura yang terdiam di tempatnya, namun setelah tertawa remeh.

"Ini masih awalan, Laura!" Monolognya.

***

Aku balik setelah sekian lama ahahah.

Ok, lupakan.

Btw, vote dan komen nya jgn lupa ya~tysm.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Secret Admirer Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang