Chapter 5

620 72 16
                                    

Gelap dan lembab,  hanya itu yang bisa Sasuke gambarkan mengenai tempat yang mereka pijaki saat ini. Sasuke tidak yakin cahaya yang ia lihat berasal dari matahari karena dari tempatnya berdiri ia bahkan sama sekali tidak bisa melihat awan, apalagi matahari.

Pohon-pohon besar dan tinggi menjulang di sekitarnya. Daun-daun lebat yang hampir menyerupai semak belukar mengelilingi mereka berdua. Sasuke mencoba menelisik jauh arah pandangannya tapi tidak mampu, hanya gelap yang bisa matanya tangkap jika ingin lebih melihat kira-kira apa yang ada di depan mereka saat ini.

Kondisi di sini sangat tenang, bahkan terlalu tenang. Rasa was-was sudah tertanam sejak tadi di hati Sasuke. Baik ia maupun Sakura tidak ada yang tahu sedang di mana mereka sekarang. Bahaya saat ini bisa mengancam mereka kapan saja.
Tidak ada tanda-tanda kehidupan yang bisa Sasuke lihat. Tenang, terlalu tenang.

Sasuke sangat bersyukur jika kondisi tenang di sekitarnya sekarang bisa menular pada Sakura. Karena demi Tuhan Sasuke juga ikut khawatir dan tak tenang jika Sakura bergetar dalam pelukannya seperti ini. Kecupan dan elusan pada puncak merah muda itu sudah Sasuke lakukan, tapi masih saja Sakura-nya tidak berhenti menangis.

Sasuke juga takut sebenarnya, sangat malah. Sesekali ia mencubit lengan tangannya sendiri yang terus mendekap Sakura erat, untuk membuktikan bahwa apa yang dia alami ini tidak nyata, ini hanya reka adegan film yang tidak sengaja ia bawa ke dalam mimpinya. Tetapi rasa sakit yang ia rasakan,  tetesan air mata Sakura di bajunya terlalu nyata untuk bisa Sasuke sangkal sebagai sebuah mimpi tidur belaka.

Sasuke tidak punya waktu untuk meratapi atau bertanya-tanya dan mencari apa penyebab dari yang mereka alami saat ini? Kenapa bisa mereka mengalami hal ini? Di mana mereka sekarang?

Tidak, yang sekarang harus ia lakukan adalah mencari jalan keluar. Yah, mereka hanya berdua, Sakura sangat bersandar padanya. Sasuke harus melindungi kekasihnya, apapun yang terjadi, bahkan jika itu akan mengorbankan keselamatannya.

~Sas Vríke~

Jika ada yang bertanya bagaimana perasaannya sekarang, Sakura hanya bisa menjawab 'campur aduk'. Dibalik semua itu, ada beberapa perasaan yang lebih mendominasi. Takut, menyesal, Sakura merasakan keduanya lebih memenuhi relung hatinya.

Sakura menyukai film-film bergenre fantasy, magic, mystery, adventure, dan segala peranakkanya. Segala usaha sahabatnya Ino yang coba meracuninya dengan film romance,  atau Tenten dengan film crime - nya, tidak ada satupun yang berhasil menggoyah selera Sakura.  Ia memang lebih  menyukai yang tidak masuk akal.

Tetapi tetap saja bukan, apa yang kita sukai bukan berarti juga menggambarkan apa yang kita inginkan, menunjukkan apa sebenarnya yang ingin kita capai atau yang kita harapkan terjadi dalam hidup kita. Sakura tidak pernah berkhayal ia akan mengalami hal tidak masuk akal seperti ini! Tidak sedetikpun!

Dari dalam pelukan Sasuke ia bisa melihat kondisi mencekam yang melingkupi mereka. Gelap dan Sakura tidak bisa melihat dan mendengar apapun selain isakan yang keluar dari mulutnya sendiri. Sebenarnya ada apa ini, bahkan baru beberapa jam yang lalu rasanya Sasuke menceritakan  hal aneh dan sekarang ia langsung mengalaminya?

Sakura melirik arloji di tangannya dan kemudian tersentak kaget, "Sasuke-kun lihat!" Sakura melepaskan pelukan mereka buru-buru.

Sasuke langsung memasang wajah khawatirnya, sungguh ia sangat merasa khawatir saat ini, " Ada apa Saku?" Ia bertanya cepat.

"Jam tanganku mati Sasuke-kun." Sakura menyodorkan tangan kirinya. "Kau sendiri yang membelikan ku jam tangan ini dua hari yang lalu di taman bermain kan Sasuke-kun. Tidak mungkin aku merusaknya secepat ini. " Sakura berucap sembari memandang mata Sasuke lekat untuk meyakinkan.

Sas Vríke (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang