Sakura tak henti-hentinya mengulum senyum simpul. Tangannya terus setia menggengam telapak tangan besar Sasuke. Sesekali meremas lembut dan mendongak untuk melihat wajah rupawan kekasihnya.
"Hei, mau kuberitahu sesuatu?" Sakura berujar setelah sejak tadi mereka hanya saling diam menatap bintang-bintang di rooftop rumah Sakura.
"Hn?"
"Kau ternyata sangat tampan jika dilihat dari bawah sini Sasu-kun. " Sakura menyengir dan tertawa kecil.
Sementara Sasuke yang mendengar hal itu hanya tersenyum tipis. Balas menoel hidung lancip Sakura yang sejak tadi asik bersandar di tubuhnya. Saat ini memang mereka sedang berpelukan dengan posisi Sakura yang tenggelam dalam pelukannya dan Sasuke yang menyandar.
"Aku tahu. " Singkat tapi entah kenapa membuat Sakura beraut wajah sebal.
Sasuke menaikkan sebelah alisnya, "Kenapa kau tampak sebal begitu?"
Sakura mengerucutkan bibir dengan tangan yang sudah tidak berpautan lagi dengan jari-jari Sasuke.
"Aku hanya kesal saja dengan takdirku yang menjadi pacarmu. "
"Hah? Apa--"
"Jangan potong dulu Sasuke-kun. Aku tentu saja bahagia menjadi pacarmu jika itu yang kau takutkan. "
Sakura menghela nafas dengan masih terus memandang hamparan langit yang berhiaskan ribuan bintang. Di rabanya pelan-pelan untuk mencari kedua tangan Sasuke dan membawanya kembali diatas perut, dan menggenggamnya erat.
"Menjadi pacar orang tampan sepertimu itu tidak mudah tau. Selalu saja ada gangguan yang membuat darah ku naik drastis. "
"Mungkin darah tinggi. "
Sakura langsung membalikkan wajah dan memandang Sasuke tak terima. Sementara itu Sasuke yang dipandang hanya memberikan raut wajah polos dan kilatan jenaka.
"Sembarangan saja bibir manis mu itu Sasuke-kun. Aku ini sehat jasmani rohani asal kau tahu. Enak saja mengatakan aku hyper tensi. " Tawa Sasuke sukses mengalun keras mendengar nada protes yang Sakura suarakan, gadisnya ini, selalu membuatnya bahagia dengan caranya sendiri.
"Kalau begitu jangan marah-marah terus. Jangan sampai kau benar-benar menderita itu. " ucap Sasuke lembut kemudian menumpukan kepalanya diatas kepala Sakura. Menciptakan bayangan sempurna keduanya yang saling merangkul mesra di samping kiri Sasuke. Sasuke merogoh ponselnya dan mengabadikan gambar itu, tanpa sepengetahuan Sakura yang masih sibuk dengan kekesalannya.
"Aku merasa harus waspada setiap saat karena banyak sekali yang ingin merebutmu dariku. Kadang-kadang aku merasa kesal sendiri jika ada yang memberiku tatapan mencemooh seolah mengatakan aku ini tidak cukup baik menjadi pendampingmu. Huh. "
Tanpa sadar senyuman terukir di bibir Sasuke. Entah kenapa kalimat Sakura barusan terdengar sangat manis di telinganya.
"Kau tahu, kau itu manis sekali saat cemburu. " Sasuke mengeratkan pelukannya.
Sakura langsung menoleh pada Sasuke dan memandangnya terkejut, "Jadi menurutmu aku yang selalu mengajakmu bertengkar saat aku cemburu, itu sebuah kemanisan Sasuke-kun? Oh Ya Tuhan aku rasa ada yang salah dengan penglihatanmu. " Sakura berujar tak percaya.
Sasuke membawa tubuh Sakura bergoyang pelan ke kanan dan kiri dengan masih terus berpelukan, "Kau tidak pernah saja melihat wajahmu saat marah, cherry. Itu terlalu menggemaskan untuk dilewatkan. "
Sasuke kembali terkekeh kecil mendengar desahan frustasi dari mulut Sakura. Ia mencium sesekali wangi yang menyeruak dari rambut Sakura.
"Aku minta maaf ya Sasuke-kun, selama ini aku selalu saja mengajakmu ribut dan mengatakan hal-hal yang mungkin saja menyakiti hatimu. Bukankah aku seorang pembohong besar?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sas Vríke (END)
FanfictionSifat keras kepala Sakura membawa petaka pada mereka berdua. Pertengkaran hebat di depan sebuah "Buku Tua Yang Terbuka" membawa mereka pada dimensi lain. Mereka harus menemukan jalan keluar dan ternyata hanya salah satu dari merekalah yang bisa kemb...