Langkah kaki mungil berlari keluar dari istana, menuju pekarangan luas rerumputan yang rapi dan dihiasi patung Dewa Yunani serta air mancur yang diukir indah.
Netra indah sebiru laut itu memandang sekitar pekarangan yang biasanya sepi dan hanya diisi oleh penjaga, namun seketika berubah menjadi ramai seperti pasar.
Terlihat seperti pasar pada umumnya, namun yang diperjual belikan bukanlah barang-barang ataupun buah-buahan, melainkan manusia.
Berdiri layaknya patung siap dipilih untuk memuaskan hasrat mereka yang memiliki banyak emas dan harta untuk ditukarkan.
Kejadian seperti ini sudah tidak asing bagi Linda semenjak ia datang ke kota ini, tidak hanya wanita yang dijajakan, namun juga pria. Dan kebanyakan pembeli pria adalah golongan bangsawan wanita dari luar kota, yang memiliki harta berlimpah dan juga haus akan tubuh kekar para prajurit.
Linda berjalan kesana kemari, mencari seseorang yang dikatakan oleh temannya telah mengikuti penjualan pasar ini. Melewati setiap prajurit yang berdiri tegap dengan tubuh kekarnya, dan para bangsawan wanita yang kebanyakan sudah berumur itu memegangi lengan otot dan perut kekar mereka, memastikan otot-otot itu kuat dan dapat memuaskan mereka di atas ranjang.
Linda mengenakan jubah kerajaan pemberian Lord Darrius, membuatnya sedikit merasa aneh karena sebelumnya ia hanya memakai gaun biasa yang diperuntukan untuk budak kerajaan. Ditambah dengan aksesoris yang mempercantik tampilannya, Linda adalah gadis yang cantik, seluruh temannya selalu berkata jika Dewi Afrodit telah menitipkan sedikit kecantikan yang di milikinya kepada Linda.
Kedua iris mata sebiru laut, serta hidung mancung dan bibir tipis. Ditambah dengan garis wajah khas wanita Yunani, kecantikan Linda memang tidak tertandingi meski oleh Ratu dan selir kerajaan sekalipun. Dengan gaun dan jubah kerajaan berwarna biru terang itu, kecantikan Linda semakin terpancar.
Para bangsawan itu sampai melihat Linda dengan terheran, mungkin mereka bertanya-tanya, Linda berasal dari kalangan bangsawan kota mana? Karena mereka sama sekali tidak pernah melihat seorang Ratu secantik itu. Linda hanya menundukan pandangan, biasanya ditempat seperti ini ia hanya penyaji makanan dan minuman. Tapi sekarang, seolah ia berdiri sejajar dengan para bangsawan lainnya yang ingin membeli seorang prajurit.
Ya, jika Linda memiliki banyak uang. Ia akan membeli Eros beserta hidup pria itu dan menjauh dari kota ini. Andai hidup semudah itu, cantik saja tidak cukup untuk bisa bertahan di negeri ini. Kembali ke prinsip awal, karena wanita hanyalah budak.
Langkahnya akhirnya terhenti, ketika melihat Eros berdiri dengan dikerumuni janda bangsawan kota Sparta. Berdiri layaknya patung Dewa Yunani, dan di belakang pria itu terdapat patung Dewa Ares, Dewa Perang yang otot tubuh kekarnya sudah tidak di ragukan lagi.
Linda melihat terdapat kemiripan antara Eros dan patung Dewa Ares tersebut.
Linda menegak salivanya sendiri, menyadari bahwa ia telah jatuh cinta dengan pria keturunan Dewa itu. Berdiri sama persis seperti patung Dewa Ares, seolah Eros adalah wujud nyata dari patung yang ada di belakangnya. Pandangan pria itu tajam, menyesuaikan alis matanya yang juga sangat sempurna. Benar-benar pahatan indah yang pernah Dewa ciptakan untuk Linda.
Setidaknya, begitulah harapan Linda...
Berharap Eros dilahirkan oleh Dewa ke bumi ini hanya untuk Linda.Lengan besar Eros disentuh oleh wanita-wanita yang mengerubuninya, sebagian lagi menyentuh rahang kokoh yang terdapat sedikit brewok tipis. Wajah Linda sedikit merona, ia cemburu tentu saja, namun ia harus sadar diri, tinggal di kota ini, hal yang seperti itu adalah hal yang lumrah terjadi.
Dan setiap orang harus rela berbagi miliknya dengan yang lain..
Sama seperti halnya Eros, berbagi kekasihnya dengan kesatria lain jika gadis itu dibutuhkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
SLAVE
Historical FictionSudah terbit! "Sebuah peradaban yang menjunjung tinggi nilai budaya, menjadi tempat dimana seorang gadis terdampar karena diculik prajurit Sparta dan dijadikan seorang Budak. Namun gadis itu menemukan cinta sejatinya, yang ternyata tidak bisa ia ra...