07 ; RISIKO BERSAMA

3K 529 43
                                    








} Sacris Lunae {



Pagi itu, Jungkook keluar dari kamarnya, dimana Lisa masih terbaring tak sadarkan diri disana. Semalam, sebelum Jungkook tak sengaja terlelap di lantai samping ranjang, seingatnya Jisoo masih disana, mengobati Lisa. Tapi ketika ia terbangung, sudah tak ada siapapun, membuatnya keluar setelah mengusap lengan Lisa yang sudah menghangat.

Tak menemukan siapapun di ruangan-demi-ruangan, Jungkook menyimpulkan bahwa mereka ada di luar.

Dan benar saja, saat ia membuka pintu, Jungkook bisa melihat Jimin tengah mendekat, membawa beberapa buah apel yang sepertinya ia petik sendiri, sedangkan Namjoon dan Jisoo tengah berkumpul bersama.

Jungkook menarik napas pelan sebelum memutuskan untuk bergabung.

Ketiganya melirik Jungkook tanpa mengucapkan apapun. Disanalah, Jungkook menyadari sesuatu yang berbeda.

"Kalian berubah."

Dikatakan seperti itu membuat Namjoon, Jimin dan Jisoo kebingungan, karena mereka tak menangkap apa yang Jungkook maksud. Namun, ketika pemuda itu menunjuk ke arah mata mereka dari posisinya, yang lainnya pun akhirnya mengerti.

"Mata kami?" tanya Jisoo kemudian.

Jungkook mengangguk, masih sedikit canggung dengan situasi ini.

"Oh, tentu mata kami berubah menjadi warna semula jika tak menggunakan bakat kami." Namjoon tersenyum disana. "Aku pun baru menyadarinya."

"Tapi bagaimana dengan Iria Marcus? Matanya selalu berwarna hijau eden." ucap Jungkook bingung.

Jimin terdiam sebentar sebelum menghela napas. Pemuda tersebut pun memberikan Jisoo salah satu buah apel yang dibawanya, membuat Jisoo menatapnya bingung lalu tersadar bahwa maksudnya adalah untuk memberikannya pada Jungkook. Karena disana, Jimin masih cukup marah padanya.

Saat Jisoo memberikan apel tersebut, Jungkook menatapnya tak enak. "Kurasa itu karena Iria Marcus terus menggunakan bakatnya."

"Atau mungkin menjadi permanen."

"Bagaimana bisa?" Jisoo melirik Jimin yang tiba-tiba menjawab, tetapi Jimin hanya mengedarkan pandangannya.

Jungkook menggeleng kemudian, menolak apel tersebut. Namun, Namjoon melarangnya.

"Jimin hanya perlu waktu, jangan khawatir."

"Aku hanya..." Jungkook menghela napasnya. "Aku tahu aku menyebalkan."

"Kau baru sadar saat Lisa celaka." Jimin menjawab tanpa melihatnya. "Sementara saat kita bertiga dalam bahaya, kau tak peduli sama sekali."

Jungkook hendak menjawab, namun Namjoon segera mengambil posisi berdiri di antara keduanya.

"Kita semua tahu, bagaimana Jungkook dan Lisa begitu tak bisa terpisahkan." Namjoon mencoba menatap keduanya dengan tenang. "Dan saat itu, kondisi Lisa di ambang maut. Aku tak membenarkan apa yang Jungkook lakukan, tapi saat itu dia panik, dan hanya kitalah yang bisa ia harapkan."

Jungkook terdiam, merasa bersalah. Tetapi ia pun tahu bahwa ia sangat keras kepala. Sadar namun itu adalah sifatnya, sehingga Jungkook sendiri tak bisa mencegahnya.

Karena... Jungkook begitu tak ingin meraskan luka lama, saat ia harus kehilangan orang-orang yang berharga dalam hidupnya.

"Aku tak bisa berpikir jernih dan..."

"Kami tak tahu arah saat itu, kami mencoba melakukannya sekuat tenaga." Jimin menjawab lagi. "Pembaptisan Jisoo sempat tak berhasil karena tubuhnya melemah, sementara saat roh masuk, kau harus kuat."

SACRIS LUNAE [BTSXBP FANTASY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang