G A L V I N || 01

72 7 1
                                    

Selamat membaca!

Seseorang turun dari motor sport di parkiran sekolah. Ia membuka helm full face-nya secara perlahan. Cowok itu merapihkan rambutnya yang sedikit berantakan. Beberapa siswi yang melihatnya menjerit histeris.

Cowok itu melangkahkan kakinya menuju kelasnya di lantai 3.

Banyak sekali sapaan yang di lontarkan oleh beberapa siswi untuk cowok itu. Tapi dengan memasang wajah datar ia tetap melangkahkan kakinya tanpa menjawab sapaan mereka.

Siapa yang tidak mengenal Galvin Bagaskara kelas XII IPA 1, ia the most wanted SMA Merpati. Cowok perawakan badboy yang sukanya semena-mena, suka melanggar peraturan sekolah dan masih banyak lagi kelakuan Galvin yang membuat semua guru menggelengkan kepala.

Beruntungnya sekolah yang ia tepati milik kedua orang tua-nya. Mungkin kalau bukan, ia sudah dikeluarin sama pihak sekolah. Karena banyak sekali kelakuan dirinya yang tidak mencerminkan siswa-siswi pada umumnya.

Meskipun Galvin perawakan badboy, tetapi ia sangat pintar. Sudah sering sekali ia mewakilkan nama sekolahnya mengikuti cerdas cermat. Tidak diragukan mempunyai otak pintar ia selalu mendapatkan one champion. Dikelas pun, Galvin selalu mendapatkan peringkat pertama.

Selain itu, siswi Merpati sangat mengidolakan sosok Galvin. Mulai dari adik kelas, bahkan anak para guru pun mengidolakan-nya. Mungkin diluar sekolah sudah lebih banyak lagi.

Galvin pernah mendengar dari sahabatnya, jika para siswi membuat grup Galvin Lovers

Segitunya-kah? Pikirnya.

Populer, ganteng, pintar dan punya segalanya. Impian cewek banget nggak tuh?

Tapi masih ada yang kurang..

Galvin setia nggak yah?

***

"Baik semuanya, hari ini waktu tidak cukup untuk melanjutkan pembahasan karena sebentar lagi istirahat, kita lanjutkan kembali saat ketemu pelajaran ibu lagi," Ucap guru Sejarah sambil merapihkan buku.

"Selamat istirahat semuanya." Lanjutnya sambil meninggalkan kelas.

Semua siswa siswi bersorak senang akhirnya bel istirahat berbunyi. Segera mereka berhamburan keluar kelas, karena perut mereka yang sudah keroncongan minta diisi.

Selama jam pelajaran sampai bel istirahat cowok itu hanya sibuk dengan handphone miliknya. Siapa lagi kalau bukan Galvin.

"Vin, ayolah kekantin laper nih gue!" Ucap Arsen sambil menepuk pundak Galvin.

Galvin sedikit tersentak, ia menolehkan wajahnya kearah kedua sahabatnya yang sudah bersiap ke kantin.

"Elo pikirannya makan mulu, Sen!" sahut Bastian yang berdiri disamping Arsen.

Galvin memasukkan handphonenya ke saku celana, ia berdiri dari duduknya.

"Ayo."

Kedua sahabatnya langsung mengikuti Galvin.

***

Saat sudah memesan makanan beserta minumnya, ketiga cowok itu langsung duduk ditempat biasa. Pojok kanan dekat lapangan.

Mereka bertiga menikmati makan-nya, sesekali bercanda tapi hanya Arsen dan Bastian saja. Sedangkan Galvin lebih memilih diam, ia tidak suka jika sedang makan sambil berbicara. Menurutnya membuang waktu.

Galvin melihat keadaan sekitarnya, hampir semua siswi menatap kearahnya. Ia mengangkat bahunya acuh.

Handphone miliknya bergetar, ia segera melihatnya. Ternyata pesan dari daddy-nya.

"Siapa, Vin?" Tanya Bastian yang kebetulan duduk disebelah cowok itu.

"Biasa, bokap." Jawab Galvin.

Bastian hanya menganggukan kepalanya.

Dilain tempat..

"Kenapa ngeliatin mereka, naksir lo ya!?" Ucap perempuan bernama Meta sambil menatap sahabatnya penuh selidik.

"Mungkin salah satunya. Benarkan, Sha?" goda Lisa.

Shaina mengganggukkan kepalanya membenarkan ucapan Lisa.

"Gue penasaran aja sama cowok itu," Ucap Shaina sambil mengaduk minumannya.

Shaina terus memperhatikan seseorang yang sudah menarik perhatiannya. Entahlah, ia merasa sebelumnya tidak pernah melihatnya.

Lisa mengikuti arah pandang Shaina. "Cowok itu yang mana?"

Meta pun melakukan hal yang sama, mengikuti arah pandang mereka berdua.

"Dia siapa? kayaknya gue nggak pernah liat," Lanjut Shaina mengalihkan tatapan kearah sahabatnya bergantian.

Meta dan Lisa menatap Shaina, setelah itu menolehkan kepalanya lagi kearah dimana ketiga cowok yang sedang menikmati jam istirahatnya.

"Maksud lo siapa?" Bingung Lisa.

Shaina memutarkan kedua bola matanya. "Cowok yang lagi lihat handphone-nya."

Lisa langsung paham siapa yang dimaksud sahabatnya. "Dia Galvin."

Shaina menaikkan satu alisnya saat mendengar nama pemilik cowok itu.

"Dia siswa XII IPA 1, the most wanted sekolah kita." Sahut Meta melanjutkan ucapan Lisa.

Shaina yang mendengarnya menganggukan kepalanya. Pantas saja banyak sekali pasang mata yang menatap ketiga cowok itu. Lebih tepatnya kearah Galvin.

Shaina menatap lagi ketempat dimana cowok yang sudah menarik perhatian-nya.

Shaina bangkit dari duduknya saat tidak melihat keberadaan cowok itu. Ia mengedarkan pandanganya ke setiap sudut kantin. Tapi ia tidak menemukannya.

"Lo nyariin gue?"

***

MUNGKIN YANG UDAH TERLEBIH DULU BACA GALVIN SEDIKIT BINGUNG, KARENA ADA BEBERAPA BAGIAN YG AKU ROMBAK. SOALNYA ABIS AKU REVISI.

DI PART SELANJUTNYA JUGA AKAN SAMA, AKU BAKAL SEDIKIT ROMBAK MESKIPUN ALUR TETAP AKAN SAMA. MAAF BANGET KALO MENGANGGU BACA KALIAN🥺🙏

JANGAN LUPA VOTE & COMMENT SUPAYA AKU TAMBAH SEMANGAT NGETIKNYA🙆‍♀️

LOVE U ALL💖

G A L V I NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang