G A L V I N || 06

20 2 0
                                    

Beberapa menit yang lalu bel istirahat sudah berbunyi. Tetapi ketiga perempuan itu masih berada di dalam kelasnya menyelesaikan catatan yang belum selesai.

"Akhirnya gue selesai juga!" Ujar Meta sambil merenggangkan tubuhnya yang terasa pegal.

Lisa beranjak dari duduknya menghampiri Shaina dan Meta.

"Kantin yuk, laper nih gue!" Ujar Lisa sambil mengelus perutnya.

"Emang lo udah selesai nyatet?" Tanya Meta.

"Aman!" Sahut Lisa.

Shaina memasukkan bukunya ke dalam tas. Perempuan itu menatap sahabatnya.

"Ayo kantin, keburu bel masuk nanti!" Ujar Shaina sambil beranjak dari duduknya.

Akhirnya mereka tiba di kantin. Ketiga perempuan itu langsung memesan makanan-nya.

Meta dan Lisa sudah memesan makanan-nya hanya Shaina yang masih mengantri di stand makanan.

Saat nampan makanan Shaina sudah berada di tangannya ia menghampiri sahabatnya yang sudah menunggu.

Baru saja melangkahkan kakinya, seorang siswi menyenggol bahunya.

Sebelum Shaina jatuh terutama makanan dan minuman-nya, seseorang sudah terlebih dulu menahan nampan miliknya.

Shaina mendongakkan kepalanya. Ia tidak menyangka jika Galvin menolongnya.

"Lo nggak papa?" tanya Galvin.

Sedangkan Shaina yang masih terpaku dengan kedatangan Galvin hanya menganggukkan kepalanya.

Galvin mengambil alih nampan tersebut. "Biar gue aja yang bawain."

"Nggak us--" sebelum melanjutkan ucapan-nya cowok itu sudah meninggalkannya.

Shaina menghentakkan kakinya kesal. Galvin yang sudah jalan duluan hanya tersenyum tipis.

Meta dan Lisa yang melihat kedatangan Galvin membawa nampan kearah meja mereka mengernyit bingung.

Cowok itu meletakkan nampan itu di meja.

"Makasih." Ucap Shaina yang sudah berdiri disamping Galvin.

Galvin melirik kearah Shaina, ia memutar sedikit tubuhnya menghadap Shaina. Cowok itu tersenyum miring.

"Tolong kuatin hati, jantung dan pikiran hamba, Tuhan!" batin Shaina menjerit.

Galvin membungkukkan tubuhnya sedikit kearah Shaina yang tingginya hanya sedada-nya

Meta dan Lisa gregetan melihatnya, bahkan mereka berdua saling berpegangan erat penasaran apa yang akan dilakukan cowok itu

Semua murid yang melihatnya pun tidak melewatkan momen itu. Ada yang memotret Galvin dan Shaina, para kaum perempuan menjerit histeris karena berpikir idola-nya akan mencium Shaina seperti di drama-drama yang mereka tonton.

"Temuin gue selesai istirahat di rooftop." bisik Galvin tepat di telinga Shaina.

Dari jarak dekat ini Shaina bisa mencium aroma mint dari mulut Galvin. Bahkan wangi parfum cowok itu sangat menenangkan.

Galvin menyeringai saat merasakan reaksi tubuh Shaina.

"Gausah tegang, santai aja Shayang." Shaina melotot kaget mendegarnya.

Apa tadi Shayang?

Galvin menegakkan tubuhnya kembali, ia tersenyum miring kearah Shaina.

Sepertinya Shaina harus ke dokter, memastikan telinganya normal atau tidak.

***

GIMANA PART INI!?😬

NEXT PART AJA YUK BIAR GAK PENASARAN UWUWU😜

JANGAN LUPA VOTE & COMMENT BIAR AKU TAMBAH SEMANGAT NGETIKNYA💬🌠

LOVE U ALL💖🙏

G A L V I NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang