Naruto © Masashi Kishimoto
.
Sasuke.
Menjadi pewaris kedua dari keluarga kaya raya Uchiha sebenarnya tidak buruk juga. Aniki ku sebagai sang putra mahkota telah lebih dulu hadir dan menampilkan kesempurnaan pewaris yang sangat diinginkan klan ku. Hidupku menjadi sedikit lebih bebas, satu-satunya paksaan yang kurasakan adalah diharuskannya aku mengambil jurusan Bisnis di universitas terbaik Jepang ini. Tak masalah, hanya sedikit harga yang harus kubayar untuk kenyamanan hidup yang kumiliki. Lagipula ayah masih mengizinkanku mengutak-utik motor-motor kesayanganku di garasi Uchiha selama tidak mengganggu studi dan internshipku.
Namun sebelumnya tidak begini, dulu aku pernah merasakan kebencian yang sangat terhadap keluargaku, terutama pada aniki ku itu. Bagaimana tidak? Bila setiap detik masa kanak-kanak mu, kau selalu dibanding-bandingkan dengan aniki mu yang mega sempurna. Aku terkenang kembali pemberontakanku di masa sekolah menengahku yang emosional, liar dan tak dapat dikendalikan. Ayah dan kakek yang sudah angkat tangan dengan kelakuanku bahkan berencana untuk membuangku keluar negri dengan dalih sekolah lanjut di Amerika. Begitulah, aku sudah hampir menyerah pada keluargaku sendiri.
Namun… dia datang di kehidupanku… Hinata Hyuga.
Sama-sama memiliki kedudukan sebagai pewaris kedua kurasa membuatku merasa nyaman dengannya. Dia seolah memahami kerasnya kehidupan dan tuntutan yang ku alami. Sama denganku dia juga selalu dibandingkan dengan kakak sepupunya, prodigy lain yang lahir di lingkungan keluarga Hyuga. Kesakitan yang kurasakan, dia juga merasakannya. Namun alih-alih menempuh jalan pemberontakan liar seperti yang kulakukan, Hinata memilih menjadi angin yang tenang dan lembut bagi keluarganya. Memberi dukungan penuh pada si pewaris utama, namun tidak menyerah untuk menunjukkan eksistensinya. Hingga pada akhirnya keluarganya pun mengakuinya dengan lapang dada, dan kesempatan untuk memiliki segala hal remeh yang dia inginkan justru terbuka dengan nyaman.
Aku juga menginginkan kehidupan sepertinya. Aku lelah hidup dengan kebencian tak berdasar pada keluargaku. Hinata membuka mataku mengenai cinta yang sebenarnya telah berusaha ayahku yang kaku itu berikan, cinta tak bersyarat milik ibuku yang selama ini kunafikkan, serta cinta kakakku yang rela mengorbankan segalanya yang ia miliki untuk menjadi pewaris utama, agar aku tidak perlu mengalami tekanan yang sama seperti yang ia rasakan. Aku ingat menangis di pelukan Hinata malam itu. Hinata adalah titik balik kehidupanku hingga aku menjadi Sasuke yang dapat dibanggakan seperti saat ini.
Itulah sebabnya, aku sangat menyayanginya. Hinata Hyuga selamanya akan menjadi yang tersayang bagiku. Demikian juga tanpa dikatakan pun aku tahu, bahwa aku adalah sahabat yang tersayang baginya.
Ya, sahabat. Sebutlah aku seorang pengecut, yang tidak berani mengganti label persahabatan kami dengan sesuatu yang lebih. Karena aku tidak ingin hanya menjadi pelarian perasaannya, setelah ia tersakiti oleh cinta pertamanya, si rubah brengsek Naruto Uzumaki. Untuk yang tersayang milikku, aku akan menunggunya dengan sabar, berada disisinya hingga ia menyadari perasaannya padaku.
000000000
Dasar sialan si angkuh tua Hiashi itu! Dia membawa –dan memamerkan– Hinata -ku di Gala Dinner Tahun Baru yang diselenggarakan Uchiha Group ini! Bagai membawa gadis bertudung merah ke tengah kawanan serigala, dari sudut mataku aku melihat para pria Uchiha mengapresiasi kecantikan rapuh Hinata yang membangkitkan jiwa sok ingin melindungi mereka. Cih!
Kakek Madara menyambut Hiashi dengan jabat tangan kencang, tak segan menunjukkan antusiasmenya saat Hinata diperkenalkan oleh ayahnya. Paman Izuna yang biasanya masa bodoh, menunjukkan ketertarikan pada si manis Hyuga lewat lirikannya. Shishui-nii, yang baru saja putus dari supermodel inggris itu, entah kekasih keberapanya, tampak tidak sabar ingin menunjukkan pesona cassanovanya. Obito-nii, yang kupikir selama ini tidak normal, ikut merapatkan diri. Demikian juga Tobi, Hikaku, dan Taiko.
Tapi tidak apa, tidak perduli seperti apa sepupu-sepupuku menginginkannya, aku tahu Hinata adalah milikku. Senyuman paling lembut dan tulusnya hanya akan ditujukan padaku. Aku tidak perlu mengkhawatirkan apa pun kan Hinata? Selamanya tatapanmu akan selalu tertuju pada Uchiha satu ini kan?
Crack!
Suara gelas yang retak menarik perhatianku. Itachi-nii? Kenapa? Genggaman tangan Itachi terlalu kuat dan kaku pada gelas wine nya. Mata Itachi tidak berkedip, tatapannya tajam dan dalam memandangi… oh tidak… Ini tidak mungkin. Shit! Itachi, si prodigy yang tak terkalahkan itu, ternyata juga tidak kebal dari pesona Hinata -ku yang memikat. Aku tahu para sepupu brengsekku tidak akan mengalahkanku …tapi aku kenal Itachi-nii… Dan untuk pertama kalinya tentang kedudukanku di hati Hinata, aku mulai merasa khawatir.
000000000
"Sasuke, proposalmu mengenai pengembangan resort baru di Konoha ini masih sangat lemah dari sisi analisa strength dan weakness nya. Perbaiki!"
Aku menghela nafas samar. Jangan sampai aniki mengetahui bahwa aku mengeluh. Bukan tidak ingin menunjukkan sisi lemahku padanya, aku hanya tidak ingin mengecewakannya bila aku bersikap tidak tenang dan dewasa. Tapi ngomong-ngomong, belakangan ini yang lebih sering terlihat gusar adalah Itachi. Kadang aku seperti merasakan tatapannya sangat menusuk padaku. Ia juga lebih tegas dan lebih dingin padaku.
"Baik aniki. Terima kasih atas saran dan bimbingannya." Aku menunduk menghormatinya layaknya bawahan lalu akan beranjak pergi.
"Sasuke."
"Ya nii-san. Ada apa?"
Dia menatapku dengan tatapan tajam yang tak terbaca, lama sekali. Apa yang ada dipikiranmu Itachi? "Aniki?"
"Sudahlah. Kerjakan proposal itu dengan baik. Aku mempercayaimu." Tak kuduga senyuman samar tersungging di sudut bibirnya.
"Heh, jangan meremehkanku nii-san." Aku terkekeh lalu beranjak pergi.
Ya, Itachi adalah kakakku yang menyayangiku seperti aku menyayanginya. Tidak ada yang dapat merusak persaudaraan kami, tidak masalah proposal ini atau masalah bisnis yang lain. Iya kan?
.tbc
00000000
Next up is Neji POV.
Review ya. Biar semangat ngetiknya.
YOU ARE READING
The Storm
RomanceBetapa aku ingin mengikatnya padaku, memilikinya dalam duniaku. Harta berharga si angkuh tua Hiashi Hyuga itu, kemustahilan yang mutlak layaknya sang holy grail, akan menjadi satu lagi keberhasilan terbesarku. Hinata Hyuga, akan menjadi milik prodig...