"Tunggu!" Kataku tiba-tiba. Sentak mereka mengalihkan perhatiannya padaku.
"Aku seperti mengenal wajahmu.." Kuamati lagi wajahnya yang benar-benar tidak asing bagiku.
"Ah! Aku ingat! Kau penyanyi dicafe omotesando itu kan?" Aku memastikannya.
"I-iya.. jadi, nona melihat penampilanku hari ini?" Tanyanya gugup.
"Tentu. Penampilanmu sangat bagus! Aku menikmatinya."
"Syukur lah.. terima kasih nona sudah meluangkan waktumu untuk menyaksikan pertunjukkanku." Aku membalasnya dengan anggukkan.
Kemudian hening melanda kami sejenak, sampai ia membuka suaranya kembali.
"Tolong nona, aku sangat tertarik dengan tempat ini. Aku.." Ia menggantung kata-katanya. Bisa disimpulkan dia sedang mencari kata-kata yang tepat supaya bisa meluluhkan aku dan Aina agar mengizinkannya bergabung.
"Maukah kalian mendengarkan sedikit ceritaku? Hanya sedikit." Wajahnya memelas penuh harap.
Aku menoleh kearah Aina sekilas, saling memberi kode seperti 'bagaimana? Mau mendengarkan atau tidak?' Dan berakhir dengan anggukkan dari Aina.
"Baiklah.. secara singkat saja ya." Pintaku.
"Terima kasih nona. Aku sering datang ke tempat ini. Awalnya hanya untuk mengisi waktu luang, namun setelah beberapa kali melihat pertunjukan disini, aku mulai tertarik. M-mungkin aku bisa diandalkan disini. Aku tidak keberatan jika disuruh bersih-bersih, asalkan aku bisa menjadi bagian dari kalian." Jelasnya antusias. Aina merespon dengan mengangguk-anggukkan kepalanya.
Ah iya, digedung ini memang suka diadakan pertunjukan musik. Tepatnya pada hari Rabu sore dan Sabtu malam.
Aku melihat ada binar dinetranya. Segitu inginnya dia bergabung disini? "Siapa namamu?" Tanyaku.
"Hayato. Sano Hayato." Jawabnya cukup lantang. Namanya tidak asing ditelingaku. Tapi lagi-lagi tak kugubris.
"Keputusan ada ditanganku kan, Aina? Aku yakin kau juga akan menyetujuinya." Tanyaku pada Aina. Empunya menjawab dengan mengulas senyum yang tak diragukan lagi, dia pasti menyetujui apapun keputusanku.
"Tuan Hayato-"
"Panggil Hayato saja." Potongnya sebelum aku melanjutkan perkataanku.
"O-oke.. Hayato.. sebenarnya tidak ada syarat apapun untuk bergabung disini. Yang dibutuhkan hanya waktu dan tenaga saja. Kalau kau bersedia memberikan waktu dan tenagamu, kami bisa menerimamu." Aku menatap Hayato ragu, berbanding terbalik dengannya.
"Tentu! Aku bisa memberikan waktu dan tenagaku. Jadi, apakah aku sudah resmi bergabung?" Netranya melihat kearahku dan Aina bergantian.
"Mari kita rayakan didalam!" Ucap Aina antusias. Lalu berjalan meninggalkan kami.
"Ayo masuk." Ajakku pada Hayato yang masih berdiri ditempatnya.
Kulihat ia mengulas senyum. "Terima kasih Nona." Ucapnya masih dengan senyuman-manisnya?
"Yukino. Namaku Yukino."
"Terima kasih banyak, Yukino."
***
"Kau serius ingin bergabung disini?" Hikari memperhatikan penampilan Hayato dari ujung kaki hingga ujung kepala.Omong-omong, Hikari adalah salah satu orang penting di gedung pertunjukan ini. Bagaimana tidak? Semua yang ada di dalam gedung ini tak lain pemberian darinya. Anggap saja gedung ini miliknya, dia CEO nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Paint My Heart (On hold)
Fanfiction"Jadi, Yukino.. apa kau mau berkencan denganku?" Hayato meraih tangan Yukino dan menggenggamnya. Gugup. Yukino bingung harus menjawab seperti apa? Dalam hatinya sudah meledak-ledak, bahkan wajahnya sudah mulai merah padam. "Aku... Tidak bisa.." Vers...