Setelah berlatih selama kurang lebih dua minggu, hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Hari ini band dari Minamiza akan tampil didepan publik. Dan untuk pertama kalinya band kami menampilkan hal unik.
Kami memadukan musik tradisional jepang dengan musik modern. Tujuannya agar pendengar bisa mengetahui betapa kerennya musik tradisional negaranya.
"Oh iya, aku lupa memberi tahu nama band kita." Ucap Hikari.
"Memangnya belum ada namanya?" Tanya Hayato. Tangannya sibuk mengatur senar gitar.
"Selama ini kami hanya menyebutnya 'minamiza band' tapi kupikir kita butuh nama." Hikari mengusap dagunya.
"Lalu, apa namanya?" Tanya Jyutaro.
"Wagakki." Ucap Hikari dengan bangganya.
Semuanya terdiam. Aku hanya menggelengkan kepala, heran.
"Pfftt.. HAHAHAHAHA" Aina tertawa kencang.
"Kenapa? Kenapa kau tertawa?" Tanya Hikari kesal.
"Kau tahu kan, kalau band Wagakki itu benar-benar ada? Dan sekarang kau ingin memakai namanya? Yang benar saja." Aina tak mengerti jalan pikiran Hikari.
"Kalau begitu, kita ganti saja jadi 'Sagakki'." Hayato memberi ide.
"Sagakki?" Tanya Hikari bingung kareba sedikit aneh ditelinga.
"Iya, Sagakki. Artinya Instrument perbedaan. Kita artikan sebagai musik yang berbeda karena band kita memiliki ciri khas yang berbeda dengan band pada umumnya." Jelas Hayato dengan wajah sumringah.
"Good idea! Nice. I love it!" Hikari mengacungkan ibu jarinya setuju.
"Baik lah, mulai sekarang, Sagakki, mohon bantuannya." Ucap Daichi, si drummer di band Sagakki.
"Mohon bantuannya." Balas yang lain.
"5 menit lagi kita mulai ya. Penonton juga sudah ramai." Ucap salah satu panitia pada acara kali ini.
"Yukino, bisa bicara sebentar?" Tanya Hayato, mengalihkan perhatian sang wanita ke arahnya.
"Tentu."
"Tidak disini. Ayo, ikut aku." Lantas Yukino mengikuti Hayato.
Ia membawanya ke ruang latihan band yang terlihat cukup kosong karena peralatannya sedang digunakan.
"Setelah acara ini selesai, bisa temani aku?" Tanya Hayato to the point.
"Kemana?"
"Makan." Jawab si pria singkat.
"Oh, baik. Aku akan menemanimu. Tapi berjanji satu hal padaku."
"Apa?"
"Tampilkan yang terbaik! Jangan kecewakan penonton." Hayato tersenyum mendengar ucapan Yukino.
Dengan gemas ia mencubit pipi Yukino. "Aish kau ini! Kalau itu, tidak perlu berjanji pasti akan ku lakukan."
Yukino tersenyum, wajahnya mulai bersemu merah.
"Oh iya, boleh aku minta satu hal lagi?" Hayato melepaskan tangannya yang sedari tadi mencubit pipi Yukino.
"Apa?"
"Ah, kalau ini aku yakin kau tidak akan memberikannya. Jadi kucuri saja ya?"
Cup!
Hayato mencium pipi Yukino. Pun terbelalak. Jantung keduanya berdetak kencang. Untung saja suaranya tidak terdengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Paint My Heart (On hold)
Fanfic"Jadi, Yukino.. apa kau mau berkencan denganku?" Hayato meraih tangan Yukino dan menggenggamnya. Gugup. Yukino bingung harus menjawab seperti apa? Dalam hatinya sudah meledak-ledak, bahkan wajahnya sudah mulai merah padam. "Aku... Tidak bisa.." Vers...