Johnny terbangun di pagi hari dengan kepala yang berdengung luar biasa. Ia tidak bisa langsung bangkit dari tempatnya, tubuhnya terasa berat. Aroma asing menyapa indera penciumannya, seperti bau alkohol yang bercampur dengan muntahan. Menjijikan.
Namun yang jelas, ia tidak ingat kalau ia berbaring di atas sofa dengan selimut tipis menutupi tubuhnya. Seingatnya ia tertidur di lantai, di depan pintu kamar. Tapi, apa yang diharapkan dari ingat seseorang yang mabuk?
Keheningan bukanlah hal yang aneh di sana. Kadang kondominium itu terdengar begitu bising, bentakan bersaut-sautan nyaris tanpa jeda, kadang diikuti suara benda yang melayang dari sisi ke sisi. Tapi, ketika semuanya berlalu, keheningan mengambil alih —membuat seakan keberadaan makhluk yang bernapas tak bisa disadari.
Keheningan ini menandakan kalau Jaehyun sedang tidak berada di sana, atau mungkin ia masih terlelap di kamar? Entahlah. Johnny tidak tahu. Biarlah sosok yang lebih muda itu beristirahat, ia tahu seberapa lelahnya pemuda itu. Tapi, ia tidak tahu, kelakuan iblis macam apa yang dilakukannya kemarin.
"Hah..."
Desahan gusar keluar dari bibir kering Johnny Seo. Dengan kepala yang masih memberat, ia berusaha untuk bangkit dari tempat posisinya. Tangannya meremat rambutnya erat, berusaha menarik sakit yang mendera kepalanya.
Satu tangannya yang lain meraih remote TV yang tergeletak dekat kakinya. Entah bagaimana benda itu bisa berada di lantai. Dengan gerakan malas ia menyalakan TV itu, dengan alasan ia merasa sesak dengan ruangan yang terlalu sepi.
"Selamat pagi, pemirsa. Di sela-sela kesibukan pagi Anda, bersama saya Na Jaemin dan Lee Donghyuk, selama satu jam ke depan akan membahas temuan baru Profesor Jung Jaehyun, Winter Moon."
Merasa tak terusik dengan suara presenter yang akan membahas temuan sang kekasih, Johnny bangkit melewati berbagai botol yang tergeletak di sekitar kakinya. Tangannya sudah membawa segelas air putih hangat —sebenarnya ia suka kopi, tapi ia tidak berselera untuk membuatnya saat ini. Kembali ia mendudukan dirinya di sofa.
"Profesor Jung benar-benar luar biasa! Dia usianya yang menginjak 25 tahun, beliau sudah menciptakan banyak temuan. Namun bukankah ciptaannya kali ini cukup menarik?"
"Betul sekali, Jaemin-ssi. Profesor Jung seakan keluar dari zona nyamannya dan membuat sesuatu yang sangat berbeda dari 'genre'nya yang biasa. Winter Moon adalah ciptaan terbaru yang baru saja dirilis tanggal XX XX kemarin, tapi jumlah pre-order sebelum tanggal dirilis sudah mencapai angka yang fantastis."
Johnny mengeluarkan ponselnya. Tidak ada pesan baru dari Jaehyun, menandakan kalau ia belum meninggalkan kondominium mereka.
"Winter Moon, bukankah itu nama yang sangat romantis? Profesor Jung pasti punya filosofi tersendiri mengenai nama ini."
"Menurut wawancara eksklusif kami dengan Profesor Jung. Arti di balik nama yang indah ini adalah—"
"Oh, Ten. Ada apa?"
Suara TV tertutup oleh suaranya sendiri. Itu Ten, menyela pembicaraan kedua presenter itu lewat teleponnya ke ponsel Johnny. Johnny mengangkat telepon itu dengan sangat terpaksa.
"Aku baik-baik saja. Berhenti mengkhawatirkanku seperti anak kecil."
Kaki Johnny disilang di atas paha. Raut wajahnya tidak terlihat enak dipandang, tapi ia menatap lurus ke arah TV. Memperhatikan bagaimana kedua presenter itu mengenalkan alat berupa lingkaran pipih berukuran genggaman tangan dengan fitur-fitur yang entah apa di sana. Johnny tidak begitu menyimak, suara menyebalkan Ten sudah mengisi gendang telinganya.
"Kau bawel, Ten. Lebih baik kau khawatirkan dirimu sendiri. Kuyakin saat ini kau sedang berbaring telanjang dengan pria asing di sampingmu."
"Bajingan kau, Johnny Seo!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Winter Moon || Johnjae
Fanfiction"Jung Jaehyun lebih memilih untuk bermimpi dibanding bertemu orang brengsek sepertimu, Johnny Seo." Winter Moon, nama alat itu. Alat yang bisa melemparmu masuk ke alam mimpi yang semuanya berisikan keinginanmu. Dan siapa sangka, Jung Jaehyun si jeni...