Prolog

33 1 0
                                    

Keriuhan mengisi kelas XII Ipa 3. Terlihat dua orang yang sedang adu mulut, namun tak ada satu orang yang mau memisahkan. Seakan-akan itu adalah hal yang biasa di dengar oleh mereka.

"Heh tengkorak hidup, sini ga lo!" bentak Meysha yang sedang memegang.

"Huh dasar gendut," ejek pria yang sedang berlari menghindar dari gadis itu.

"Biarin, dari pada lo badan udah kaya tengkorak hidup, tulang doang!" teriak Meysha penuh dengan emosi.

"Bodoamat yang penting gue ganteng, emangnya lo udah gendut buluk lagi."

"Tengkorak hidup sini ga lo, jangan kabur!"

Sang pria itu malah kabur keluar kelas. Meysha tak tinggal diam, dia mengejar pria itu yang berakhir kejar-kejaran di sepanjang koridor kelas 11. Meysha yang terlalu fokus mengejar tidak memperhatikan jalannya, sehingga dia tersandung dan jatuh tersungkur. Sungguh memalukan semua pasang mata melihat ke arah dirinya tanpa niat membantu.

"Aduh... pake jatoh segala," gerutu Meysha sambil mencoba bangkit dan melanjutkan lagi larinya.

Dengan langkah tertatih-tatih Meysha berjalan ke arah taman belakang, pasti dia di sini- tebak Meysha. Dan benar saja tebakan gadis itu memang tidak pernah meleset. Terlihat seorang pria sedang duduk dengan mata terpejam.

Meysha menghampiri pria tersebut dengan mengendap-endap.
"Woy enak ya lo malah tidur." Meysha langsung mencubit pinggang pria itu dengan menggebu-gebu.

"Aduh..aduh sakit, udah dong ampun sakit nih."

"Sakitan juga lutut gue nih, gara-gara ngejar lo gue jatoh mana banyak orang," gerutu Meysha sambil menunjukkan lututnya kepada pria di hadapannya.

"Hahaha, suruh siapa ngejar gue."

"Lo ko ketawa sih, jahat banget bukannya ngobatin luka gue, ini malah ketawa," Meysha memanyukan bibirnya.

"Hehehe ya maaf, tunggu di sini oke," titah cowok itu.

Meysha diam tanpa menjawab dan fokus kepada lututnya yang mulai berdarah.

"Sssh, malah berdarah, tapi ko perih ya," gumam Meysha sambil menekan lukanya.

"Bego, jangan di gituin nanti darahnya makin banyak," pria itu menepis tangan Meysha.

Pria itu berjongkok dan mengobati luka gadis ceroboh di hadapannya.

"Sshh perih, pelan-pelan dong," ringis Meysha.

"Bawel banget sih, jangan banyak protes," ucap pria itu.

Meysha mendelik malas. "Ck, iya iya gue diem nih."

"Udah selesai, nanti di rumah jangan lupa ganti perbannya. Dan satu lagi jangan ceroboh," ucap pria itu sambil mengusap kepala gadis di hadapannya.

Meysha yang di perlakukan seperti itu tersenyum malu-malu.

"Jangan geer lo, gue bilang gitu, biar gue ga usah ngeluarin duit buat ngobatin luka lo doang, mending gue pake makan," ucap Pria itu sambil berlari menghindari amukan dari gadis itu.

" Adhitama Elvan Syahreza!" teriak Meysha dengan wajah merah padam.

***
Sorry kalo agak gimana, sumpah ini pertama kalinya aku nyoba buat nulis.

Jangan lupa buat vote and comment oke!🤗

FriendzoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang