Part 5

14 0 0
                                    

Disinilah Meysha dan Elvan berada. Di kedai Ice Cream langgananya. Meysha terlihat bersemangat, ia tidak sabar menghabiskan uang sahabatnya itu.

Meysha memilih duduk dikursi pojok dekat jendela disana, dengan senyum yang terus mengembang. Sedangkan Elvan hanya mengekor Meysha. Jangan lupakan juga wajahnya yang terlihat muram. Satu kata yang terlintas di otak Elvan adalah "menyesal".

"Kenapa muka lo cemburut gitu? Kenapa gak ikhlas traktir gue?" tanya Meysha saat melihat Elvan di depannya.

"Hah nggak Del gue ikhlas lahir batin, makan aja sepuas lo gue yang bayar nanti tenang aja," ucap Elvan dengan senyum terpaksa.

"Gitu dong, siapin duit ya masnya," ejek Meysha seraya menaik turunkan alisnya. Elvan menghela nafas pasrah.

"Mba saya mau pesen Devoila greentea satu  terus confetti greenteanya 2, sama ice cream uniccone nya satu ya," ucap Meysha dengan semangat

"Buset pesen segitu banyaknya emang abis Dell?" Tanya Elvan

"Ya abis lah soalnya gue udah seminggu nggak makan ice cream."

"Baik, ada tambahan lagi ka?" Tanya wanita itu.

"Oh iya mba Devoilla nya tambah yang coklat sama vanilla ya mba."

"Baik, silahkan ditunggu ya ka," tak selang lama wanita yang bertugas sebagai pelayan itu hilang dari pandangan Meysha.

"Heh perut lo nanti sakit perut makan ice cream segitu banyaknya."

"Tenang aja perut gue jinak kalo berurusan sama ice cream," ucap Meysha seraya mengusap perutnya. Elvan yang melihat kelakuan sahabatnya geleng-geleng kepala, sebegitu sukanya gadis itu terhadap Ice Cream.

"Oh iya Za, gimana lo udah nembak si cewek itu?" Tanya Meysha.

"Belum, kayanya terlalu kecepetan deh kalo gue langsung nembak dia, soalnya gue baru dua hari kenal dia."

"Oh gitu, kalo gue jadi dia pasti gue tolak, mana ada sih cewek baru kenalan dua hari terus jadian kek hambar gitu." Ada sedikit kelegaan di hati Meysha ketika mendengar kabar itu.

"Ya udah gimana kalo lo aja yang gue tembak, kan kita udah lama kenal nih," goda Elvan seraya tersenyum menaik turunkan alisnya.

"Dih apaan sih Za, jangan harap ya gue mau pacaran sama lo," Meysha memalingkan wajahnya ke arah jendela.

"Hmm bener nih nggak mau?"

Untung saja Ice cream yang dia pesan sudah datang, Meysha pun tak menggubris omongan sahabatnya itu, ia pun langsung menyantap Ice cream di hadapannya. Jujur saja saat ini ia gugup sekali.

"Dih gue di cuekkin masa," ucap Elvan tak lupa nada yang di buat seakan-akan sedih.

"Berisik gue mau makan nih, kalo lo ngomong lagi gue taplokin ni ice cream ke muka lo!" Sinis Meysha.

"Dih galak banget sih mbanya, anjing tetangga gue aja kalah galaknya sama lo."

"Za gue serius ya, tangan gue gatel nih."

"Mana sini abang garuk tangannya," ucap Elvan dengan nada mengejek.

"Tau ah rese, nyebelin banget sih," kesal Meysha cemberut yang membuat pipinya mengembung.

Elvan tertawa puas melihat sahabatnya itu. Entahlah membuat gadis di hadapannya itu kesal adalah hiburan tersendiri untuk dirinya.

"Gemesnya sahabat gue yang satu ini," ucap Elvan seraya mencubit kedua pipi chubby gadis di hadapannya.

"Reza sakit, gue mau makan ice creamnya nanti keburu cair," protes Meysha seraya menepis tangan cowok itu yang berada di pipinya.

"Hehehe yaudah silahkan di lanjut lagi makannya tuan puteri," ucap Elvan terkekeh.

Meysha memutar bolanya malas. Lalu melanjutkan makannya yang tertunda.

Elvan terkekeh dan menghempaskan badan tegapnya di sofa biru. Pria itu merogoh sakunya lalu mengeluarkan ponsel hitam legam miliknya.

Alex
Van
Lo dimana?

Apaan?

Alex
Ke tempat biasa skrg!
Urgent!

Otw

Elvan mematikan ponselnya dan kemudian mengangkat kepalanya, melihat gadis di hadapannya yang tengah asyik menyantap makananya.

"Emm, Dell gue balik duluan gapapa?"

Meysha mengernyit bingung. "Buru-buru amat, ada urusan apaan sih?"

"Nyokap gue nyuruh pulang cepet nih, nggak tau mau ngapain," ucap Elvan bohong.

"Emm.. ya udah sana pergi, jangan lupa bayar dulu, gue ga mau ya kalo nanti di suruh cuci piring."

"Hehehe iya tenang aja, lo gapapa pulang sendiri nih?" Tanya Elvan tak enak.

"Gapapa udah sana pergi," usir Meysha.

"Yaudah gue duluan, nanti hati-hati di jalannya terus kalo udah sampe kabarin gue," ucap Elvan.

"Ck, bawel banget sih, udah sana pergi," sinis Meysha.

Elvan terkekeh lalu mengacak-acak rambut gadis di hadapannya itu,seraya melenggang pergi.

"Rezaaaa!!" Geram Meysha.

Ada sedikit tak enak hati, karena membohongi Meysha. Jika ia tahu kalau dirinya telah berbohong habislah Elvan. Apalagi ia menyembunyikan rahasia yang cukup besar, entah apa yang akan dilakukan Meysha kepada dirinya.

Entahlah lihat saja nanti, yang terpenting adalah ia harus menghampiri Alex. Elvan pun menambah laju kecepatan motornya, membelah jalanan yang agak sepi.

***
Maaf nih kalo part yang ini agak pendek.

Jangan lupa vote dan comment👌

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FriendzoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang